34)

150 13 2
                                    

Happy 4k view 🎉🎉🎉

Sorry for typo 🙏

Happy reading 🤗
=====================

Pasukan yang entah namanya itu berangkat pukul 11 siang dari rumah keluarga Ragaswara menuju tempat liburan mereka di Jogjakarta. Walau yang cowok sudah sering mengunjungi kota istimewa tersebut, mereka tak akan bosan untuk terus mengeksplore nya.

Sesuai intruksi Gama, mereka berangkat dengan 4 mobil. Mobil pertama adalah mobil Vano yang berisi Vano sendiri tentunya, Juan beserta tiga cewek berisik yang baru dewasa itu. Akhirnya Juan mengalah untuk tak semobil dengan Gama demi sang adek.

Mobil dua ada pasangan fenomenal Jovan dan Indy yang duduk di depan, diikuti Yanu, Leon dan Ares yang harus rela terpisah dengan Billa yang memilih berangkat dengan mobil lain. Pokoknya ini edisi suka-suka Gama yang ngatur.

Mobil selanjutnya ada Saga dan buntut imutnya si Fiona yang memilih duduk di tengah bersama Billa dan dua adek kelas kesayangannya. Haris yang menemani Saga di depan, sedangkan Ghifar duduk sebelah Billa.

Mobil terakhir yang malah terlihat sunyi, padahal ada Gama dan Evan, dua bokem yang biasanya membuat ribut. Davra dan Java kan memang jarang ngomong, lebih ke menikmati perjalanan sambil mendengar musik atau radio.

Gama sendiri bingung saat Jihan tiba-tiba masuk lebih dulu dan memilih duduk di bangku penumpang. Harus berakhir di depan karena sudah penuh. Belum lagi sikap sang kakak yang tampak biasa saja membuat Gama semakin tak nyaman. Pemuda itu tau bahwa gadisnya begini karena Java.

"Ji, lu sakit gigi?" tanya Davra.

"Kak Davra do'ain gue sakit gigi?"

"Iya gak gitu, Ji, tumbenan lu diam aja di depan, biasanya kan ngomel,"

"Lagi gak mood aja, Kak,"

Davra paham, bahkan Gama dan Evan pun peka sumber buruknya mood Jihan adalah Java. Namun pemuda itu mana peka. Jihan menatapnya dengan raut wajah hampir menangis saja tak digubris olehnya. Sejak awal memang Jihan bukan dunianya.

"Mau tukeran tempat? Gue atau Bang Davra biar pindah kalau lu mau sama Gama, Ji,"

Satu kalimat dari Evan cukup membuat satu mobil jantungan karena sang pengemudi yang menginjak rem mobilnya secara tiba-tiba. Agak takut bila ada kendaraan di belakang mereka kan jadi bahaya.

Java menatap Jihan dalam yang masih menatapnya penuh kesal karena masih terkejut. Perlu pancingan bila ingin membuat Java peka, dan yah berhasil, laki-laki tau bahwa sumber rusaknya mood Jihan adalah dirinya.

"Kalau ada kendaraan di belakang gimana? Buruan jalan!" omel Davra.

"Lu mau pindah tempat, Ji? Gue nepi dulu yah, biar Davra yang di depan!"

Java segera menepikan mobilnya sebelum banyak yang protes dirinya berhenti tepat di tengah jalan. Matanya bertabrakan dengan mata Gama yang menatapnya tajam. Sudah jelas adeknya itu butuh penjelasan agar tak salah paham.

Setelah berganti tempat duduk, Jihan tanpa basa basi menghamburkan pelukannya pada Gama, memeluk tubuh tinggi itu dari samping dan dibalas oleh pemuda itu. Kasihan Evan harus jadi nyamuk kedua sahabatnya yang gak tau tempat itu.

Java melirik sebentar lagi ke belakang lewat spion sebelum melajukan mobilnya kembali. Mereka sudah tertinggal cukup jauh dari mobil yang lain, mereka sengaja berada di urutan yang paling belakang.

Bila berharap Java cemburu pada Gama, tentu saja tidak. Pemuda itu hanya khawatir pada Jihan yang terlihat sedang sebal terhadapnya. Salut pada Jihan yang masih bisa bertahan padahal tau perasaannya tak terbalaskan sejak awal.

Java & Mikha [Park Jisung & Kim Minji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang