7)

218 25 13
                                    

Sorry for typo 🙏

Happy reading 🤗
==================

Ini adalah hari pertama ospek dan Mikha bangun kesiangan. Bukan, lebih tepatnya gadis itu tidur lagi saat alarm nya berbunyi. Ia masih terlalu mengantuk karena tidur sangat larut kemarin, hampir jam 3 an. Entah lah rasanya ada hal yang mengusiknya.

Gadis itu turun ke bawah dengan langkah seribu, menghampiri Gama yang sedang sarapan. Melihat adek sepupunya yang baru turun dengan wajah yang kentara berantakannya itu membuat Gama sedikit khawatir.

"Sarapan dulu, Ress, hari pertama ospek loh ini!" ajak Gama.

"Mana sempat, Kak, udah hampir telat ini!"

"Bawa bekal deh, agak pucet gitu muka lu! Hari ini bareng Mas Raja yah! Tadi gue udah bilang kok. Ntar lu tambah telat lagi kalau bareng gue, soalnya mau ke studio dulu ambil alat-alat,"

Mikha bimbang, haruskah ia bareng Java? Mereka kan sedang kemusuhan. Belum tentu juga Java mau memberikan tumpangan padanya, mengingat watak Java yang suka padanya. Ah Mikha lebih memilih naik taksi aja deh.

"Gue pesen ojol aja deh, Kak,"

"Jangan, kelamaan! Mas Raja bentar lagi keluar kok. Gue duluan yah, Ress! Semangat hari pertamanya!"

Mikha hanya tersenyum kecut menatap punggung Gama yang sudah menghilang dari balik pintu yang menghubungkan dapur dengan garasi. Mikha menghela napas dalam, semoga semesta berpihak padanya hari ini. Semoga saja.

Mikha menatap pintu kamar Java yang masih tertutup itu. Dirinya masih bingung kenapa Java memilih kamar di bawah sendirian. Bukan apa, suasana lantai bawah saat malam hari lebih mencekam, membuat Mikha parno bila ingin mengambil minum.

Gadis itu berjalan menuju lemari pendingin mengambil susu kotak favoritnya untuk dibawa sebagai bekal nanti. Tak lupa sepotong roti dengan salah satu mereka terkenal berjejer rapi disana. Java dan Gama kebiasaan jadi orang Paris yang sarapannya pakai roti.

"Ayo buruan!"

Mikha tersentak kaget oleh seruan Java yang tiba-tiba. Entah kenapa dirinya selalu tak sadar dengan keberadaan Java di dekatnya. Apakah lelaki itu terbang sampai tak terdengar langkah kakinya? Lupakan! Sekarang saatnya bergegas sebelum kakak sepupu super menyebalkannya itu mengamuk.

Mikha berjalan menuju gerbang utama, membukakan gerbang untuk Java lalu menutupnya kembali. Jito dan Ami emang agak siang berangkat kerjanya. Setelahnya dia duduk di kursi penumpang di depan dengan sedikit canggung. Ini pertama kalinya mereka berada di satu mobil.

"Pakai sabuknya, gue gak mau kena tilang!"

Mikha yang sibuk mengamati kembali barangnya di jok penumpang belakang itu dengan segera memasang sabuk pengamannya dan mencoba duduk dengan nyaman menghadap depan. Ini sungguh canggung.

Tak ada percakapan diantara mereka, hanya suara pelan radio mobil yang terdengar. Lebih baik sih daripada harus mendengar nyinyiran dari mulut Java. Mikha sesekali melirik Java dari ekor matanya.

Java sungguh keren saat sedang menyetir, ketampanannya bertambah 1000%. Astaga sadar Mikha, dia Javalendra, lelaki yang sangat lu benci! Mikha menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan pikiran anehnya barusan.

"Cewek aneh, buruan turun, udah nyampe!"

"Iya, Kak Raja. Terima kasih yah,"

Mikha segera turun dari mobil Java saat merasa sekitarnya aman. Matanya celingukan kesana kemari berharap tak ada yang melihatnya keluar dari mobil seorang Javalendra. Bisa geger seantero kampus bila tau dia berangkat dengan anak sulung Ragaswara ini.

Java & Mikha [Park Jisung & Kim Minji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang