7

31.2K 3.2K 59
                                    

Typo bertebaran tandai aja ya,
Semoga menghibur dan selamat membaca.







"Nuo umur berapa ?" Tanya Bryan

"16 tahun"

"Masa ? Keliatan masih anak-anak banget. Jadi adik kakak mau ?"

"Tidak berminat"

Joon tertawa mendengar penolakan Nuo. Dan Aland merasa puas dengan jawaban adiknya.

Nuo yang dasarnya suka belajar akhirnya bisa mengimbangi pelajaran kelas 3 ditambah memang daya ingatnya yang baik dan mungkin jenius ?

Ia akan sering bertanya pada kakaknya tentang pelajaran yang tidak ia pahami dan kakaknya juga memberikan penyelesaian yang mudah dan cepat untuk pahami.

Sore ini mansion terasa sepi, Nuo berjalan keluar dari lift dan melihat ke sekeliling dan tidak mendapati satupun keluarganya. Mungkin mereka ada urusan pikir Nuo.

Nuo duduk di sofa dan menyalakan TV mencari channel yang sepertinya menarik untuknya.

Aarav keluar dari lift dan melihat adik bungsunya sedang menonton tv sambil bersandar keliatan bosan.

Aarav mendekati adiknya dan duduk di sampingnya. Nuo kaget dengan kedatangan kakaknya yang tidak ia sadari dan tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Bosan ?" Tanya Aarav.

"Iya"

"Mau ikut kakak ?"

"Kemana ?"

"Kampus, kakak ada jam sore"

"Emang boleh ?"

"Boleh. Mau ikut ?"

Nuo berpikir sejenak, ia memang sedikit bosan. Biasanya ada kakaknya Aland yang menemani tapi sekarang kakaknya tidak ada. Ia juga penasaran dengan lingkungan kampus.

"Iya Nuo mau ikut tapi Nuo ganti baju dulu ya"

Aarav menganggukan kepalanya. Sambil menunggu adiknya berganti pakaian ia bermain dengan ponselnya.

"Ayo kak"

Aarav melihat adiknya yang memakai sweater berhoodie berwarna putih dengan celana panjang berwana cream.

Aarav memandang adiknya dengan terpukau. Warna kulit adiknya yang sudah putih ditambah dengan bajunya yang sama berwana putih membuat warna kulitnya sangat cerah. Wajahnya adiknya juga bertambah menggemaskan dan cantik ?

Aarav jadi sedikit menyesal mengajak adiknya ke kampus. Ia seperti tidak rela jika adiknya akan diliat banyak orang. Tapi ia sudah berjanji tidak mungkin ia mengingkarinya.

Nuo memandang kakaknya yang diam dan tampak sedang berpikir.

"Kakak ?"

Aarav tersadar lalu melihat adiknya yang melihat kearahnya dengan mata bulat dan sayunya.

Tidak. Aarav sudah tidak tahan dengan adiknya yang menggemaskan.

Ia langsung mengangkat dan menggendong koala adiknya lalu mencium adiknya itu.

Nuo kaget mendapat perlakuan seperti itu yang mendadak.

"Nuo gemesin, kakak tidak kuat"

Oke sekarang Nuo merasa kakaknya ini sedikit aneh. Tapi ia tidak menolak perlakuan kakaknya. Ia sudah bilang  keluarganya yang dulu juga sangat memanjakannya. Jadi ia sudah terbiasa.

Nuo menaruh dagunya di pundak kakaknya lalu memeluk leher kakaknya.

Aarav terkekeh dan sedikit geli ketika lehernya bergesekan dengan rambut adiknya. Ia menghirup wangi rambut adiknya lalu mengelusnya pelan.

Sepertinya tidak buruk mempunyai adik lagi yang manis.

Sistem"selamat tuan kesukaan anda bertambah menjadi 19% tetap bekerja keraslah"

Nuo"..."

Apalagi yang ia lewatkan ?

Tapi Nuo tidak ambil pusing, toh ia tidak usah bersusah payah mengumpulkan kesukaan. Angka presentasenya terus bertambah tanpa ia sadari dan tanpa harus berusaha. Mungkin keberuntungan yang tinggi ?

Sesampainya di kampus Nuo menolak untuk terus digendong, ia ingin melihat-lihat dengan leluasa. Aarav sangat menyayangkannya. Ia masih ingin memeluk adiknya.

Akhirnya ia memerintahkan adiknya untuk berpegangan tangan dengan alasan agar adiknya tidak tersesat. Nuo menurut saja dengan ucapan kakaknya. Aarav merasa puas dan dalam suasana hati yang baik.

Nuo melihat kesekitar dan sering bertanya pada kakaknya dengan apa yang membuatnya penasaran. Aarav menjadi tour guide dadakan untuk adiknya tapi ia malah merasa senang jika adiknya bertanya padanya. Ada rasa bangga tersendiri saat ia bisa menjelaskan dan melihat wajah  adiknya yang terlihat senang walupun tatapannya masih terlihat malas.

Selama mereka berjalan menuju ke arah kelas banyak mahasiswa-mahasiswi yang melihat dengan tatapan penasaran dan gemas pada Nuo. Akhirnya mereka sampai di kelas Aarav mereka duduk di barisan paling belakang.

"Wih Rab siape nih ? Imut banget" Dikta mengulurkan tangannya ke arah kepalanya Nuo tapi di tepis terlebih dahulu oleh Aarav.

Aarav menatap tajam temannya itu.

"Kalem bro, itu mata berasa mau makan orang aja"

"Jauhkan tanganmu"

"Iya iya. Eh adik manis namanya siapa ?"

"Nuo kak"

"Jadi adik kakak mau ya ?"

Aarav menatap dingin dan tajam pada Dikta. Dikta seketika merinding di tatap seperti itu.

"Tidak berminat"

Tatapan Aarav seketika agak melunak mendengar jawaban adiknya.

"Rav Lo itu calon dokter. Kalau pasiennya Lo tatap kaya gitu yang ada bukannya tambah sembuh yang ada tambah sakit"

"Omong kosong"

Tak lama dosen masuk dan mulai menerangkan pelajaran. Saat dosen melihat anak kecil ada di kelasnya ia ingin menegur tapi setelah melihat siapa yang duduk di sebelahnya ia tidak jadi membuka mulutnya. Sudahlah biarkan saja asalkan tidak menggangu pikir sang dosen.

Nuo mendengar dengan raut berfikir dan bingung. Ia mendengar banyak istilah asing yang tidak ia pahami. Ia ingin bertanya pada sang kakak tapi takut berisik jadi ia hanya diam.

Aarav melihat raut adiknya yang terlihat bingung dan seperti ingin bertanya tapi tidak jadi. Adiknya terlihat sangat menggemaskan dengan raut bingungnya. Ia mengusap pelan rambut adiknya yang terasa lembut saat di pegang.

Lama kelamaan Nuo merasa mengantuk. Aarav menyadari kalau adiknya mulai mengantuk, ia mengambil jaketnya lalu melipatnya dan meletakkannya di depan adiknya sebagai ganti bantal. Nuo memandang dengan bingung kakaknya.

"Tidurlah"

Sekarang ia paham maksud sang kakak. Ia meletakkan kepalanya di atas jaket kakaknya yang lembut memiringkan kepalanya ke arah kakaknya dan mulai menutup matanya. Aarav mengusap kepala adiknya sembari mendengarkan materi yang diterangkan dosen.

Gimana nih tentang Nuo menurut kalian ? Gemes ngga ?

20 April 2023

sick cannon fodder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang