11

25.7K 2.7K 146
                                    

Double up again.
Makasih buat kalian ya yang udah vote dan komen,
Typo ? Tandai ya,
Semoga terhibur.






Nuo dan lainnya berjalan kembali melihat-lihat ke arah mall. Axel menyarankan untuk masuk ke toko baju dan sepatu.

Mereka memilih baju untuk si bungsu sedangkan Nuo melihat jejeran baju dengan biasa saja. Ia tidak terlalu mementingkan pakaian apa yang ia pakai. Yang penting nyaman dipakai.

"Baby bagaimana kalau ini ?" Ucap Aarav.

"Nuo cocok pakai ini ?"

"Pasti"

"Kalau gitu ini saja"

"Tambahkan ini juga" Aland menyerah satu set baju yang sudah ia pilih kepada kakaknya. Aarav menatap datar sang adik.

"Apa kakak sudah tidak punya uang untuk membayar satu set baju lagi"

Aarav mendengus mendengar ucapan adiknya itu tapi tetap berjalan ke arah kasir untuk membayar. Sebenarnya jika mereka tidak mau membayar juga oke. Karena Mall yang sedang mereka kunjungi merupakan salah satu milik keluarga Augustin. Holang kaya ini.

"Baby sini ikut kakak sebentar"

Axel menggandeng tangan adik bungsunya yang di ikuti Aland di belakangnya. Mereka berjalan ke area jas berserta aksesoris pendukungnya.

"Pilihkan kakak dasi"

"Tapi Nuo tidak tau tentang dasi kak"

"Apapun yang di pilih Nuo pasti bagus"

"Emm, oke"

Nuo mulai melihat dan mengamati berbagai warna dan motif dasi yang ada di depannya dengan serius. Baru kali ini ia diminta untuk memilih dasi untuk seseorang. Apalagi ini untuk kakak sulungnya. Meskipun ia tidak tau tentang dasi tapi ia tetap ingin memilihkan dasi yang terbaik dan kira-kira cocok di pakai sang kakak.

Setelah melihat-lihat Nuo mengambil dasi berwarna abu dengan motif garis-garis dan dasi polos berwarna navy.

"Sepertinya ini cocok, kakak lebih suka yang mana ?" Nuo menunjuk secara bergantian dasi yang ada di tangan kanan dan kirinya.

"Kita ambil dua-duanya. Pilihan adik kakak bagus semua dan kakak suka dua-duanya"

Axel tersenyum kecil dan suasana hatinya mendadak menjadi cerah. Aland menatap datar sang kakak. Mereka berjalan ke kasir dan tak jauh dari sana ada Aarav yang sedang duduk di sofa dengan tas belanja di sampingnya.

Setelah membayar mereka berjalan lagi. Nuo melihat sebuah toko es krim lalu menghentikan langkahnya.
Axel melihat kearah adiknya memandang.

"Nuo ingin es krim ?" Ucap

"Boleh ?"

"Boleh tapi tidak boleh banyak-banyak"

Mata Nuo menunjukkan warna cerah mendengar ucapan kakaknya yang membolehkannya makan es krim. Jujur ia sudah lupa dengan rasa manis dan dingin es krim. Mereka menghampiri stand es krim.

"Baby mau yang mana ?" Tanya Aland.

Nuo bingung untuk memilih, untuk yang satu ini Nuo sedikit menunjukkan keserakahan. Ia sangat ingin mencicipi banyak rasa. Sudah lama sekali ia tidak makan es krim.

Axel sepertinya paham dengan pikiran adiknya.

"Nuo ingin makan lebih dari satu ?"

"Boleh ?"

"Boleh"

"Kakak" ucap Aarav dan Aland secara bersamaan seolah memperingatkan sang kakak untuk tidak terlalu berlebihan. Axel mengabaikan protes dari kedua adiknya.

sick cannon fodder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang