32

18.2K 2.2K 75
                                    

Inay up lagi semuanya,





Nuo berjalan memasuki mansion Balendra. Ini kedua kalinya ia datang kesini. Mereka bertiga berjalan bersama memasuki pintu.

Lion menuntun Nuo ke arah sofa dan menyuruh Dilan untuk berganti pakaian.

"Kak, Nuo ingin mandi dan ganti baju"

"Ayo ikut kakak ke kamar"

Lion menuntun Nuo ke dalam lift lalu membawanya ke kamarnya. Ia memberikan sebuah paper bag dan memberikannya pada Nuo.

"Pakai ini, kebetulan kemarin kakak habis beli baju untuk Dilan tapi ini pakai Nuo saja, untuk Dilan nanti kakak belikan lagi saja"

Nuo menerima paper bag itu dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi dia keluar dengan switer rajut berwarna coksu dipadukan dengan celana panjang berwana abu-abu. Nuo terlihat manis dengan pakaian itu.

"Adik kakak ini sangat manis"

Ia lalu mengusap kepala Nuo dengan lembut. Setelahnya ia menuntun Nuo keluar. Sudah ada Dilan di ruang tengah yang sedang menonton tv. Lion duduk di samping adiknya dan Nuo duduk di sampingnya. Jadinya Lion berada di tengah.

Dilan melihat penampilan Nuo dan  merasa kesal. Ia merasa tersaingi dengan Nuo. Nuo yang merasa tatapan permusuhan dari Dilan tidak memperdulikannya.

Ara yang baru keluar dari lift dikejutkan dengan kehadiran Nuo. Ia berjalan mendekat lalu duduk di samping Nuo lalu memeluknya dengan gemas.

"Aduh sayang, datang kapan ?" Tanya Ara

"Nuo tadi ikut sama kak Li, katanya Mommy ingin bertemu dengan Nuo"

"Mommy memang kangen sama Nuo. Nuo makan disini ya, Mommy akan memasak khusus untuk Nuo"

"Boleh, kalau tidak merepotkan"

"Oh tentu saja tidak merepotkan dong sayang. Tunggu disini ya, Mommy mau masak dulu"

"Mommy Dilan mau ayam balado" ucap Dilan

"Oke sayang, Lion mau dimasakin apa ?"

"Apa saja, semua makanan Mommy enak"

"Oke, tunggu disini jaga adik-adikmu ya"

"Oke Mom"

Ara masuk ke dapur dan mulai memasak di bantu para maid. Ia juga sudah tau seperti apa makanan yang bisa dimakan Nuo. Jadi kali ini ia akan memasakkan hidangan yang pastinya sehat dan rasanya juga tidak kalah enak. Ia memang punya hobi memasak dan ia sering memasang untuk keluarganya jika tidak sibuk. Dan semuanya akan selalu memuji masakannya yang membuat ia tambah bersemangat untuk memasak.

Mereka menonton tv dengan tenang, Nuo juga tipe yang tidak rewel dan tidak mudah bosan.

"Nuo bosan ?"

"Tidak"

"Biasanya Nuo main apa jika di rumah ?"

"Nuo biasanya menonton tv, baca buku dan Nuo juga sering main ular tangga"

"Ular tangga ?"

Lion bertanya memastikan, ia jadi memikirkan Aland yang terlihat sangat dingin mau memainkan permainan yang terlihat kekanakan seperti itu. Ia tidak bisa membayangkannya.

"Seperti anak kecil saja masih main seperti itu" cibir Dilan

"Baby tidak boleh berkata seperti itu" tegur Lion

"Kak Al yang membelikannya untuk Nuo. Nuo, Papah dan kakak-kakak juga bermain jadi siapa bilang permainan itu hanya untuk anak kecil"

"Om Louis ?"

Nuo menganggukkan kepalanya. Sekarang Lion berpikir keluarga Augustin tidak sedingin seperti kelihatannya. Buktinya ia mau menemani Nuo bermain permain seperti ular tangga dan lagi Aland yang membelikannya. Ia jadi merasa sedikit tidak percaya. Aland yang selalu menatap tajam ke arahnya bisa bermain permainan ular tangga.

"Nuo mau main itu ?"

"Kakak punya ?"

"Dulu juga kakak bermain dengan Dilan dan sepertinya masih ada di ruang penyimpanan. Tunggu sebentar akan kakak carikan"

Nuo menganggukkan kepalanya. Lion berjalan ke arah lift dan mencoba mencari permainan itu.

Dilan menatap kepergian kakaknya dengan kesal. Kakaknya bahkan bela-belain ingin mencari permain itu untuk Nuo. Seberapa kakaknya menyukai Nuo.

"Jangan harap kau bisa merebut segalanya dariku"

"Liat saja nanti"

"Kau tidak bisa mengalahkanku"

"Oke, kita lihat siapa yang akan menangis nanti"

Dilan merasa ditantang dengan ucapan Nuo, Iya balik menatap tajam pada Nuo. Ia menarik baju Nuo, sejak melihat penampilan Nuo sebenarnya ia merasa iri. Karna baju itu berbahan rajut setelah di tarik Dilan dengan keras akhirnya seratnya rusak dan berkerut. Nuo menatap datar Dilan, ia tidak merasa marah. Jika ia mau ia bisa meminta Papahnya untuk membeli lagi. Tapi tindakan Dilan sangat kasar dan ia tidak suka.

"Ah sayang sekali, padahal baju ini awalnya milikmu" Nuo merasa perlu memanas-manasi Dilan untuk memberinya pelajaran.

"Jangan bicara omong kosong"

"Baju ini dibeli kak Li untukmu tapi ia memberikannya padaku"

"Apa ? Jadi kau merebut pakaian yang seharusnya milikku"

"Tidak, kak Li yang memberikannya. Sama seperti baju ini. Nuo akan perlahan mengambil yang ada di sekitarmu dan menjadikannya milikku terutama keluarga Balendra"

"Kau tidak bisa"

"Nuo tau, kau tidak benar-benar menyukai keluarga ini kan ? Kau suka keluarga ini karna kau suka jadi pusat perhatian dan kau juga harus berpura-pura jadi anak polos dan manis. Apa kau tidak lelah ?" Nuo bertanya dengan tenang

Dilan mengepalkan tangannya karna merasa marah.

"Jangan marah, tidak baik untuk kesehatan"

"Diam!!"

"Jangan terlalu keras nanti ada yang mendengar"

Dilan merasa frustasi saat berbicara dengan Nuo. Ia ingin membuat Nuo marah kenapa ia yang berakhir marah pada akhirnya.

"Kau hanya anak pungut jadi jangan banyak bertingkah"

"Ah bukankah kita sama ?" Nuo tersenyum tipis ke arah Dilan.

Dilan berasa ingin merobek senyum Nuo yang tampak meremehkannya.

Jika Dilan berpikir ucapannya akan membuatnya tersinggung, Dilan salah. Ia bukan tipe orang yang mudah di provokasi justru ia akan balik memprovokasi. Walupun ia terlihat cuek tapi ia diam-diam akan memperhatikan sekitarnya. Ia melihat Dilan tipe orang yang tidak sabaran dan suka meledak-ledak dan tidak segan-segan merobek menyamarkannya di hadapannya. Ditambah lagi Dilan terlihat sangat tidak menyukainya jadi sangat mudah memprovokasinya.

Lion mendekat merasa suasana di antara adiknya terlihat tidak biasa.

"Kakak menemukannya, kita main ?"

Dilan langsung merubah wajahnya langsung ceria dan menjawab dengan antusias. Nuo heran melihatnya, cepat sekali perubahan wajah Dilan. Apa ia tidak lelah harus selalu berpura-pura ? Pikir Nuo. Ia merasa akan melelahkan jika harus selalu menghadapi Dilan yang mempunyai dua wajah.

"Nuo ini kenapa ? Mau ganti baju ?" Tunjuk Lion pada kerutan di bajunya.

Nuo diam dan bingung harus menjawab apa.

"Tidak usah kak, hanya berkerut dan masih bisa dipakai dan pakaian ini juga hangat. Nuo suka"

"Oke, sekarang kita main"

Mereka akhirnya bermain ular tangga bersama. Nuo juga tidak menolak setidaknya jika ada Lion disini Dilan akan bertindak seperti biasanya. Ia juga tidak mau harus menghadapi Dilan yang berisik.





Nuo pendiam, tenang tapi tajam ucapannya. Pernah ngga sih punya temen atau orang yang dikenal kaya Nuo ?


12 Mei 2023


sick cannon fodder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang