Halo readers kesayangan, sehat kan ?
Inay baru bisa up.Aland dan Aarav memiliki wajah muram pagi ini. Saat mereka bangun mereka melihat si sulung mereka sedang tidur bersama Nuo di atas ranjang. Louis duduk dengan tenang dengan secangkir kopi dan ada tablet di salah satu tangannya. Tidak memperdulikan kedua anak yang sedang memasang wajah muram.
Aland dan Aarav tidak berani mengusik si sulung yang saat ini sedang menjadi Chris, jika saja itu Axel mungkin mereka akan lebih berani dan merencanakan balasan. Tapi mereka tidak berani mengusik Chris, jadi mereka hanya bisa menelan keluhan mereka sendiri.
Chris bangun dan melihat kedua adiknya yang sedang memandang ke arahnya. Ia tau pasti kedua adiknya iri ia bisa tidur bersama dengan Nuo.
Chris menyeringai ke arah kedua adiknya. Yang ditatap seketika bergidik melihat senyum si sulung yang terlihat seperti psyco.
"Iri huh ?"
Aland maupun Aarav diam tidak menjawab. Dulu jika Chris keluar hanya ada kekacauan. Sekarang melihat Chris yang terlihat tenang mereka malah merasa harus lebih waspada. Pandangan kakak sulungnya seperti air tenang yang menghanyutkan.
"Jangan membuat masalah" peringat Louis yang sejak tadi diam.
Chris mendengus, memang apa yang ingin ia lakukan. Ia tidak akan mengusik jika tidak di usik.
Nuo membuka perlahan matanya dan masih langit-langit putih yang terlihat familiar baginya.
Louis bangkit mendekat ke arah Nuo dan berdiri samping sang anak. Ia merapikan rambut poni anaknya. Nuo menutup matanya dengan nyaman.
"Kita akan pindah ke ruangan lainnya nanti siang. Ruangan disana sudah di dekorasi sesuai keinginan baby"
"Terimakasih Papah"
"Tidak usah berterimakasih. Sebentar lagi kita sarapan ok. Papah sudah menghubungi mansion untuk membawakan makanan kemari"
"Hm"
"Kakak Rav dan kan Al tidak sekolah ?"
"Tidak kami akan menemani baby disini" jawab Aarav
"Nuo sudah merasa lebih baik. Dan sudah tidak terasa sesak lagi"
Mereka menghela nafas lega, Mendengar Nuo sudah tidak merasa sesak lagi.
"Kakak tetap akan menemani baby, kakak sudah pintar jadi melewatkan beberapa pelajaran tidak akan membuat kakak menjadi bodoh" Aland menjawab dengan percaya diri.
Oke Nuo diam tidak bisa menjawab. Ia lupa kadang kakaknya itu terlewat percaya diri walaupun harus ia akui semuanya kakaknya memang sangat pintar juga bisa disebut jenius.
Tak lama makanan sampai, Nuo menolak untuk disuapi. Ia sudah merasa bisa makan sendiri jadi ia tidak mau mengganggu yang lainnya makan.
Setelah mereka sarapan Louis menyuruh Chris untuk segera berangkat ke perusahaan.
"Aku ingin menemani kitten"
"Siang nanti kamu boleh kesini jadi selesaikan semuanya dengan cepat"
"Oke" Chris pergi dengan tidak rela, ia tau sang ayah pasti sengaja melakukannya.
"Kitten, kakak akan pergi dulu nanti siang kita akan bertemu lagi"
"Kakak menunduklah" pinta Nuo.
Chris bingung tapi tetap menurut dengan permintaan sang adik lalu Nuo mencium pipi kakak sulungnya. Chris terkejut mendapat ciuman dari sang adik tapi tak lama ia tersenyum lebar. Aland dan Aarav merasa merinding, kakaknya sulungnya itu tidak cocok dengan senyum lebar. Senyum itu mengingatkan mereka tentang masa lalu. Chris akan tersenyum seperti itu jika ia puas melakukan sesuatu yang kejam dan sekarang senyum itu tercipta hanya karna ciuman adik bungsu mereka. Kapan Axel kembali, mereka merasa rindu dengannya. Jika Axel mereka masih bisa merencanakan pembalasan bersama tapi sekarang Chris, sebelum mereka melakukan sesuatu bisa jadi sang kakak dulu melakukan sesuatu pada mereka.
Setelah sarapan dokter masuk dan melakukan pemeriksaan rutin. Dan alat pernapasan Nuo sudah bisa dilepas.
"Papah Nuo ingin ke taman boleh ?"
"Boleh tapi pakai kursi roda oke"
Louis menyuruh seorang bodyguard untuk memegang tiang infus anaknya dan ia mendorong kursi roda.
"Papah Nuo ingin berjemur"
"Oke tapi tidak boleh lama-lama cukup 15 menit saja"
Louis mendorong kursi roda anaknya dan ikut berjemur di bawah sinar matahari pagi. Kulit anaknya terlihat sangat putih dan pucat sampai pembuluh Vena sang anak terlihat. Ia dan semuanya anaknya juga memiliki kulit putih tapi tidak seputih si bungsu.
"Papah"
"Iya, kenapa baby ?"
"Papah berteman dengan Daddy Esa"
"Daddy Esa ?"
"Iya Daddy Maheswara"
"Maheswara Balendra ?" Tanya Louis
"Nama Daddy terlalu panjang. Jadi Nuo panggil Daddy Esa saja"
Louis heran dengan nama panggilan anaknya untuk temannya itu. Sepertinya tidak nyambung. Tapi biarkan sajalah.
"Papah sudah berteman lama ?"
"Sebenarnya semua bermula dari istri Papah. Istri Papah itu sahabat istri Maheswara jadi otomatis kami juga jadi dekat"
"Istri Papah seperti apa ?"
"Baby bisa menyebutnya Mamah sekarang Nuo anak Papah. Jadi istri Papah juga Mamah Nuo"
"Mamah seperti apa ? Nuo pikir pasti Mamah sangat cantik"
"Mamah wanita paling cantik bagi Papah. Ia juga sangat baik dan lembut"
Nuo jadi teringat dengan ibunya. Ibunya meninggal sejak ia masih kecil jadi ingatan tentang ibunya juga hanya samar-samar. Tapi keluarganya mengatakan ibunya juga sangat cantik. Ayahnya tidak menikah lagi dan hanya fokus untuk mengurus anak-anaknya. Itu membuktikan bahwa sang ayah sangat mencintai ibunya.
"Nuo pikir juga begitu"
"Kenapa Nuo tiba-tiba bertanya seperti itu ?"
"Tidak apa-apa hanya ingin bertanya"
Louis berpikir pasti anaknya menginginkan sosok ibu mengingat Nuo yang sudah hidup di panti asuhan sejak kecil. Louis juga melihat Nuo sedang memperhatikan seorang ibu yang sedang mengajak anaknya berjalan-jalan di taman.
Louis berjongkok di depan kursi roda sang anak lalu menggenggam lembut jemari anaknya.
"Nuo sekarang punya Papah dan kakak-kakak jadi jangan merasa sedih, kami akan selalu menyayangi baby. Papah juga janji akan berusaha supaya Nuo bisa sehat seperti anak lainnya. Jadi Nuo harus selalu semangat oke"
Nuo membalas genggaman sang ayah dan tersenyum kecil.
"Iya Nuo percaya"
"Oke sudah cukup, sekarang kita kembali ke kamar"
"Em"
Louis mendorong kursi roda anaknya untuk kembali ke ruangan. Tapi Nuo merasa ini bukan arah bangsalnya.
"Papah, kamar Nuo kesana bukan kesini"
"Benar kesini baby"
Apakah ia yang lupa atau Papahnya yang bingung. Louis merasa gemas melihat wajah bingung si bungsu.
Bodyguard membantu membuka pintu kamar dan ruangan itu sudah di dekorasi seperti kamarnya. Ah ternyata ruangan ini yang di maksud oleh Papahnya. Dekorasi ruang ini tidak berbeda dengan kamarnya yang ada di mansion yang di dekorasi bertemakan galaksi.
"Suka ?"
"Nuo suka, terimakasih Papah"
Louis mengangkat tubuh anaknya dari kursi roda dan membaringkannya di atas ranjang. Ranjangnya pun ikut diganti dan sama persis dengan yang ada di mansion. Nuo berbaring dengan nyaman dan mungkin obatnya mulai bekerja, sekarang ia mulai merasa matanya berat karna mengantuk.
"Mengantuk hm ?" Tanya Louis
Nuo menganggukkan kepalanya dengan ringan. Louis naik ke ranjang dan ikut berbaring di samping sang anak.
"Tidurlah"
Inay agak sibuk jadi baru bisa update. Masih setia nunggu Nuo kan ?
8 Mei 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
sick cannon fodder
Teen FictionNuo Nuo panggilannya, merupakan anak sakit-sakitan sejak lahir. ketika kematian menjemput ia berfikir akhirnya ia bisa damai. Tapi setelah membuka mata ia berbaring di pinggir jalan dengan kondisi tubuh yang tidak jauh dari sebelumnya. Ia berfikir i...