14

23.7K 2.5K 141
                                    

Jangan lupa vote dan komen biar Inay semangat up-nya hehe,
Typo ? Tandai ya
Selamat membaca.




Kaki Nuo akhirnya sembuh dan sudah tidak perlu digendong kakaknya.
Para kakaknya sebenarnya sangat menikmati momen saat harus menggendong si bungsu. Si bungsu itu  penurut dan manis.

Louis memandang keempat anak yang sedang duduk di ruang tengah. Terkadang Louis merasa apakah anak-anaknya tertukar di suatu tempat. Ketiga anaknya sekarang berubah dratis dari yang dingin dan acuh tak acuh menjadi lebih banyak bicara, perhatian dan lebih punya banyak ekspresi apalagi anak keduanya yang terlihat lebih ceria, lalu anak sulungnya yang gila kerja sekarang lebih sering pulang ke rumah. Tapi jika dipikir ia juga merasa selalu tidak sabar untuk pulang ke rumah ingin melihat anak-anaknya tidak seperti dulu. Kedatangan si bungsu benar-benar merubah semuanya.

"Bagaimana sekolahnya baby ?" Tanya Louis.

"Nuo senang, kakak juga mengajari Nuo dengan baik. Nuo suka bersekolah"

"Bagus kalau baby suka"

"Kakakmu menjagamu dengan baik kan ?"

"Papah meragukanku ?" Sela Aland

Louis hanya menggoda anak ketiganya itu. Ia tau semua anaknya pasti akan menjaga si bungsu bahkan sangat posesif dan protektif bila menyangkut si bungsu.

"Oke oke, sekarang tidur sudah malam"

"Nuo tidur sama kak El ya"

"Tidak, baby tidur denganku" ucap Aland

"Baby tidur dengan kak Rav kan ?"

Louis menatap datar para anaknya yang berebut untuk tidur dengan si bungsu. Nuo hanya diam dengan bingung. Ia menyandarkan kepalanya pada sofa dan menutup matanya. Melihat sang adik menutup mata seketika setiganya diam hanya saling menatap tajam masih tidak mau kalah. Louis sudah jengah, ia menghampiri dan langsung menjemput bungsunya dalam gendongannya. Nuo membuka matanya dengan bingung saat merasa badannya melayang.

"Nuo tidur dengan Papah"

"Dasar pak tua" ucap Aland

"Boy, pak tua ini masih ayahmu"

Aland mendengus.

"Berikan Nuo padaku" ucap Axel

"Tidak, aku ingin tidur dengan baby" imbuh Aarav

"Diam. Nuo tidur dengan Papah"

Nuo yang melihat dalam gendongan Papahnya melihat wajah kakak-kakaknya tidak puas dengan ia yang tidur dengan sang Papah.

"Papah turun dulu"

Louis mengernyit dengan bingung tapi setelah lengannya di tepuk kembali si bungsu ia dengan patuh menurunkannya.

Nuo berjalan perlahan dan menghampiri satu-persatu kakaknya dan mencium masing-masing pipi kakaknya.

"Selamat malam kakak"

Setelahnya ia berjalan kembali ke arah sang ayah. Louis kembali menggendong anaknya lalu berjalan menuju lift.

Suasana hati ketiganya merasa lebih baik setelah menerima ciuman selamat malam dari adik manis mereka. Keluhan mereka karna tidak bisa tidur sang adik akhirnya mereda.

Louis ikut berbaring di samping anaknya. Ia memiringkan badannya menghadap ke Nuo ia memeluk dan mengelus punggung sang anak untuk membujuknya. Ketiga anaknya sudah mandiri sejak kecil, mereka menolak jika sang ayah ingin memanjakan mereka. Sama sepertinya ketika kecil.  Dan sekarang ia baru merasa seperti memiliki anak yang bisa ia manja dan beri perhatian. Ia jadi teringat dengan mendiang sang istri yang lembut dan penuh kasih sayang. Anak pertama dan keduanya hanya bertingkah manja dengan sang istri sedangkan untuk anak ketiganya belum sempat merasakannya, sang istri berpulang terlebih dahulu tidak lama anak ketiganya lahir. Tapi ia bersyukur Aland tidak pernah mengeluh dan sangat tenang meski tumbuh tanpa seorang ibu dan bisa tumbuh dengan baik.

sick cannon fodder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang