41

17.6K 2.6K 183
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya,
Typo tandai.





Nuo menatap teman sekelasnya yang sedang bermain basket seperti biasanya. Mereka bermain di ruangan in door karna cuaca yang panas. Dan ia bisa melihat kehadiran Dilan lagi. Sepertinya mereka mempunyai banyak persimpangan, mungkin takdir ?

Nuo menghampiri sang kakak yang sedang bermain basket. Aland menghentikan permainan bola basketnya. Lapangan dibagi menjadi dua karna ada dua kelas yang secara bersamaan bermain. Yang lainnya sedang berlatih passing, drible dan catching.

"Ingin mencoba melemparkan bola lagi ?"

"Em, Nuo mau"

Nuo mengambil bola yang di berikan padanya. Aland berdiri di belakang sang adik mengawasi. Nuo tiba-tiba mundur ke belakang yang otomatis Aland juga ikut mundur ke belakang  supaya adiknya tidak menabraknya. Tapi Aland tidak tau ada teman sekelasnya di belakangnya yang sedang bermain passing yang menyebabkan lemparan itu meleset dan melewati lawan mainnya yang seharusnya menangkapnya. Bola itu di oper dengan cukup keras lalu mendarat di wajah seorang siswa di kelas seberang.

Dilan yang sedang bercanda dengan teman sekelasnya tidak menyangka akan mendapatkan bola nyasar yang mendarat tepat di wajahnya. Itu sangat menyakitkan dan membuatnya sangat pusing. Bola basket sangat keras jadi jangan tanya seperti apa rasanya. Dilan terjatuh, ia merasa pandangannya berkunang-kunang dan sepertinya ada sesuatu yang mengalir dari hidungnya.

"Ah Dilan berdarah. Guru Dilan mimisan"

Teman sekelas Dilan berteriak heboh dan mulai mengerumuninya. Siswa yang tidak sengaja melempar bola juga ikut mendekat dan meminta maaf. Siswa itu membantu Dilan ke ruang kesehatan karna merasa bersalah.

Kelas Nuo hanya melihat kelas seberang dengan pandangan penasaran. Nuo dan Aland tidak memperdulikan kerumunan itu. Nuo masih memegang bola basket di tangannya. Aland mendekat lalu mengusap kepala sang adik.

"Memanfaatkan kakak hm ?"

Aland sekarang tau kenapa sang adik bergerak mundur tiba-tiba. Ternyata lagi-lagi sang adik sedang memperhitungkan sesuatu. Meskipun Nuo terlihat tenang dan cuek ternyata adiknya memperhatikan sekitar dan memperkirakan semuanya. Dan melihat sasarannya,  sekarang Aland  sangat yakin kali ini juga pasti ulah  dari sang adik.

"Marah ?" Tanya Nuo

"Tidak, asal adik kakak senang"

Aland tidak mempermasalahkan dirinya yang dimanfaatkan sang adik. Jika sang adik mau ia bisa saja menghadapi Dilan secara langsung. Tapi melihat trik-trik adiknya, sepertinya ia tidak mau jika harus berurusan secara langsung dengan Dilan.

"Kenapa tidak hadapi secara langsung saja baby. Perlu kakak bantu"

"Tidak perlu, dia sangat cerewet. Terlalu buang tenaga jika harus meladeninya"

"Terserah baby. Asal jangan terluka oke"

Nuo menganggukan kepalanya sebagai tanggapan. Joon dan Bryan yang mendengar percakapan itu hanya bisa bingung karna mereka tidak paham dengan arah pembicaraan keduanya. Joon melihat ke arah Bryan, Bryan juga mengangkat bahunya tanda tidak tau.
Nuo melemparkan bola yang dipegangnya ke dalam ring dan langsung masuk.



Dilan merasa hari ini sangat sial. Hari ini ia tersiram kuah bakso yang membuat kulitnya memerah dan sekarang ia terkena lemparan bola basket yang membuatnya mimisan.

"Dek maafin kakak ya, kakak tidak sengaja" ucap siswa yang tadi tidak sengaja melempar bola.

Dilan mencoba tersenyum pada kakak kelasnya itu.

"Tidak apa-apa, kakak kan tidak sengaja"

Siswa itu sekali lagi meminta maaf dan Dilan tetap mengatakan tidak apa-apa dan memintanya untuk kembali saja.

sick cannon fodder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang