34

18K 2.1K 232
                                    

Inay update lagi donk,
Jangan lupa vote dan komen ya.








Beberapa hari ini Nuo merasa Dilan terlihat lebih tenang dan tidak lagi terlalu mengganggunya. Ini malah membuat Nuo bingung sekaligus waspada. Melihat kepribadian Dilan sepertinya tidak mungkin jika Dilan akhirnya mengaku kalah. Ia masih bisa merasakan tatapan kebencian Dilan yang bukannya berkurang malahan sepertinya bertambah besar. Ia merasa Dilan semakin tidak masuk diakal dengan kebencian yang di arahkan padanya.

Nuo duduk di pinggir lapangan seperti biasanya melihat kakak dan teman sekelas lainnya yang sedang berolahraga. Dan kebetulan kelasnya bersamaan dengan kelas Dilan.

Nuo bisa melihat Dilan yang berjalan menuju ke tempatnya duduk lalu ikut duduk di sampingnya.

"Ah aku merasa kasian, kau pasti iri melihat mereka yang berlarian kesana kemari sedangkan kau cuma bisa duduk di sini. Ya maklumlah anak sakit-sakitan" sindir Dilan yang saat ini tersenyum lebar.

Nuo tak menanggapi ucapan Dilan lagipula ucapan yang keluar dari mulut Dilan itu tidak penting dan tidak ada bermutu. Dilan mencondongkan badannya ke arah Nuo dan berkata pelan di telinga Nuo.

"Kau seharusnya sudah mati kan ?"

Ucapan Dilan membuatnya terpaku sesaat tapi ia kembali tenang seolah tidak pernah mendengar sesuatu yang mengejutkan.

"Jadi menurutmu Nuo hantu ?"

"Siapa yang tau ?"

"Kau takut padaku ?"

"Aku ? Tidak akan pernah"

Dilan pergi setelah berbicara pada Nuo. Nuo pun sedang berpikir, apakah Dilan sekarang sudah tau keseluruhan alurnya. Apalagi tadi Dilan berkata dan dengan yakin mengatakan kalau ia sudah mati. Ia semakin yakin Dilan sudah tau keseluruhannya dan pasti tengah merencanakan sesuatu. Ia tidak takut hanya saja ia harus tetap waspada.

Bel tanda pulang telah berbunyi dan para siswa secara bertahap meninggalkan sekolah menuju rumah.

"Kak, antar Dilan ke kantor Daddy ya. Dilan ingin bertemu Daddy"

"Tidak ikut kakak pulang ke mansion ?"

"Tidak, Dilan ingin ke Daddy dan nanti kita akan pulang bersama. Kakak mau kan antar Dilan ?"

"Tentu baby"

"Ahhh makasih kakak. Dilan sayang kakak"

"Kakak juga sayang adik kakak ini" Lion mencubit gemas pipi Dilan.

Sesampainya di perusahaan Maheswara, Lion mengantar Dilan ke ruangan sang ayah lalu pamit pulang. Dan Dilan mengucapkan terimakasih dan menyuruh kakaknya untuk hati-hati.

"Daddy masih lama ?"

"Tidak, kebetulan Daddy tidak banyak pekerjaan. Sebentar lagi selesai"

"Benarkah ?"

"Iya baby, ada apa ? Apa ada tempat yang ingin dikunjungi ?"

"Dilan ingin mampir ke rumah Nuo. Nuo kan sudah dua kali ke mansion. Jadi gantian Dilan juga pingin datang ke mansion Nuo. Bisa tidak Dad ?"

Maheswara berpikir sejenak. Jika ia ijin dulu dengan temannya itu pastinya akan di tolak. Lagipula bukan gayanya jika harus ijin dulu.

"Oke, tunggu sebentar. Setelah ini kita  pergi ke mansion Augustin"

"Horeee"

Maheswara berpikir anaknya dan Nuo berteman baik jadi ia berpikir tidak ada salahnya mengunjungi teman. Ia juga bertemu anak Louis yang manis itu.

sick cannon fodder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang