35

17K 2.2K 123
                                    

Double up nih, spesial pake telor buat para reader kesayangan Inay.
Typo tandai ya.
Jangan lupa vote dan komen.








"Kau melewati batas"

Nuo mendekati Dilan mengambil gunting yang di pegangnya lalu membuatnya ke sudut. Ia menatap dingin Dilan dan menarik rambut Dilan.

Dilan spontan melepaskan boneka yang dipegangnya lalu menahan tangan Nuo yang ada di kepalanya. Ia bisa merasakan kulit kepalanya terasa sangat sakit dan mungkin rambutnya sekarang ada yang lepas. Nuo merasa sangat marah jadi ia tidak main-main saat menarik rambut Dilan sehingga ia mendongakkan kepalanya ke atas. Dilan membeku dan merasa saat ini Nuo terlihat sangat menakutkan.

"Le...lepaskan"

"Kau ingin melihatku marah kan. Jadi  kau harus menanggungnya"

Meskipun ekspresinya masih terlihat tenang tapi tatapan Nuo berubah menjadi dingin dan tajam, Nuo merasa sangat marah saat ini. Dilan melewati batas untuknya. Ia berani merusak barang yang menurutnya sangat berharga.

Nuo menyentakkan tangannya yang menyebabkan Dilan tersungkur. Saat Dilan hendak berdiri, Nuo menginjak telapak tangannya. Badan Dilan bergetar menahan sakit di kepala dan tangannya. Semakin ia berusaha menarik tangannya semakin ia merasa tekanan pada tangannya semakin besar.

"Ahhhhh"

Kebetulan kamar Nuo kedap suara jadi tidak ada yang mendengar teriakannya. Amarah yang terkumpul semenjak ia datang kesini akhirnya pecah. Ia merasa sangat marah dan sedih. Ia merasa marah saat Dilan selalu mengganggunya dan selalu menyalahkan kehadirannya dan ia sangat marah saat hidupnya terkait dengan Dilan. Kenapa ia tidak bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Tidak bisakah ia hidup dengan tenang. Ia juga merasa sedih saat di berikan kehidupan kedua ia masih diberi rasa sakit dan lagi ia diberi tenggat waktu. Entah dulu atau sekarang sepertinya kata damai untuknya sangat sulit. Ia juga sedih saat harus meninggalkan keluarganya yang dulu apakah nanti ia juga akan meninggalkan keluarganya yang sekarang. Tanpa sadar air mata Nuo sudah keluar semua emosinya keluar dan terasa campur aduk.

Ia juga samar-samar mendengar suara sistem. Ia tiba-tiba merasakan sakit dan sesak pada dadanya ia memegang dadanya dengan erat. Ia mulai terduduk. Ia tidak asing dengan rasa sakit ini. Ia juga merasakan rasa sakit ini di kehidupannya yang dulu yang menyebabkannya datang kesini. Ia menatap dingin Dilan lalu mengerahkan tenaganya dan mencekik Dilan yang masih terduduk di depannya. Ia tidak akan membiarkan Dilan hidup tenang. Ia sekarang yakin ini tujuan sebenarnya dari Dilan. Ia melihat Dilan tersenyum puas meskipun saat ini ia sedang menyekiknya. Ia merasa Dilan sangat puas setelah tujuannya tercapai.

"Yang mati sudah seharusnya mati" ucap Dilan.

Tanganya mulai kehilangan kekuatannya dan perlahan mengendur, badannya juga limbung dan jatuh kesamping. Pandangannya mulai memburam. Ia mendengar suara sistem yang seperti sangat jauh.

Sistem "Tuan, tuan rumah bertahanlah"

Disaat ia kehilangan kesadaran ia mendengar pintu terbuka dan seseorang mendekat.

Aland keluar dari kamar dan ingin melihat adiknya jadi ia berjalan ke kamar sang adik. Tadi saat adiknya selesai makan camilan, adiknya berkata ingin belajar sebentar. Aland tau adiknya sangat suka belajar dan kadang juga ia melihat adiknya membaca novel. Ia membuka kamar adiknya dan melihat sang adik tergeletak di bawah dan ada seseorang di depan adiknya. Ia bergegas dan mengambil tubuh adiknya yang sudah tidak sadarkan diri. Dan ia melihat adik Lion ada di dalam kamar adiknya dengan tampilan berantakan. Ia tidak memperdulikan kehadiran Dilan setelah tau siapa yang ada di dalam kamar adiknya. Ia akan mengurusnya nanti.

Aland bergegas keluar dengan Nuo dalam gendongannya. Bodyguard dan maid juga terkejut melihat tuan muda bungsu mereka tak sadarkan diri.

Bodyguard dengan gesit menekan tombol buka lift dan ada yang bergegas menyiapkan mobil. Aland melewati Aarav Maheswara begitu saja dan mengabaikan pertanyaan keduanya.

Aarav langsung menyusul kedua adiknya. Maheswara juga sangat terkejut juga khawatir dan ia baru sadar dimana anaknya. Ia ingin ikut Aarav dan Aland tapi ia harus mencari anaknya dulu. Maheswara begegas masuk lift dan saat keluar ia melihat anaknya berdiri di depan sebuah kamar dan penampilan anaknya juga berantakan. Ia bergegas menghampiri anaknya daan mengecek keadaan sang anak.

"Baby, ada apa denganmu ? Siapa yang melakukan ini ?"

Maheswara sangat khawatir melihat keadaan anaknya. Ia juga melihat telapak tangan anaknya juga memerah.

"Hiks hiks Dad hiks Daddy. Huwaaa"

Maheswara memeluk anaknya lalu menggendong koala anaknya. Ia mengelus punggung sang anak.

"Tenang, ayo bilang siapa yang melakukan ini pada baby"

"Hiks hiks, Nuo. Daddy, Nuo jahat sama Dilan"

Maheswara terpaku dan teringat dengan Nuo yang tidak sadarkan diri. Apakah benar Nuo yang melakukan ini pada anaknya. Tapi bagaimana jadinya malahan keadaan Nuo yang terlihat lebih buruk. Apakah benar perkataan anaknya. Tapi ia memutuskan untuk  mengesampingkan dulu, ia akan menyusul ke rumah sakit sekalian memeriksakan keadaan anaknya. Ia juga ingin melihat keadaan Nuo. Jika benar Nuo yang melakukan ini pada anaknya, ia juga butuh alasan. Ia yakin Nuo bukan tipe anak yang kasar. Jadi pasti ada alasannya.

Aland segera masuk ke dalam mobil  yang telah disiapkan di ikuti Aarav yang ikut masuk dan duduk di sampingnya. Aland memangku tubuh lemas adiknya.

"Miringkan tubuh baby kesamping" pinta Aarav

Aland merubah posisi adiknya menjadi menyamping dan menahan kepala sang adik pada lengannya.

Aarav langsung mengecek keadaan sang adik. Ia melonggarkan pakaian sang adik lalu membuka kancing Nuo dan mulai memeriksa denyut nadi adiknya. Ia hampir tidak merasakan denyut jantung sang adik. Tubuh adiknya berubah sangat pucat dan terasa dingin.

"Baringkan tubuh Nuo cepat. Ini serangan jantung"

Aland dengan cepat dan lembut membaringkan tubuh adiknya di kursi mobil dan ia pindah posisi ke depan di samping supir. Aarav langsung mendekat dan melakukan resusitasi jantung paru atau istilah lainnya CPR.

Sebagai calon dokter tentu saja ia sudah tau melakukan itu. Dan ia juga tau pertolongan pertama pada pasien  serangan jantung. Ia harus tetap tenang,ia takut akan terlalu keras saat melakukan CPR dan rusuk adiknya bisa terluka.

"Baby kuat, dengarkan kakak. Jangan menyerah oke"

Ia memberikan kata-kata penyemangat untuk sang adik selagi tetap memberikan CPR. Aland mendesak supir untuk bergegas ke rumah sakit. Bodyguard sudah terlatih dan sudah di beri intruksi jika ada keadaan darurat seperti ini. Apalagi dengan keadaan tuan muda bungsu yang bisa saja tiba-tiba memburuk. Jadi mereka semua sudah siap dan sigap. Mereka langsung membagi diri ada yang mengantar ke rumah sakit, ada yang menghubungi pihak rumah sakit untuk menunggu dengan sigap dan mempersiapkan tindakan. Ada yang langsung menghubungi sang tuan untuk memberi tau keadaan yang terjadi.

Hari itu mansion Augustin kembali kacau karena si bungsu.







Hp Inay mulai error jadi kalau nanti ada chap ngga bisa dibuka berarti kepencet ya. Jadi mohon bersabar.

Gimana chapter ini,
Ayo doa bersama untuk Nuo.

14 Mei 2023

sick cannon fodder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang