Double up lagi donk,
Makasih buat kalian yang udah kasih semangat ke Inay.
Jangan lupa tetap vote dan komen ya,
Tetep jaga kesehatan,
Selamat menikmati,
Typo tandai aja.Dilan pergi dengan kesal kembali ke rombongan teman sekelasnya.
Nuo tidak ambil pusing. Ia melanjutkan bermain bola dengan Aland dkk. Ia baru pertamakali bermain basket dan ternyata menyenangkan apalagi jika ketika bola yang ia lempar bisa masuk, ia merasa ada kebanggaan tersendiri.
Aland melihat pergelangan tangan dan area lengan adiknya sedikit memerah.
"Cukup untuk hari ini, kemari"
Nuo dengan patuh berhenti lalu datang ke arah kakaknya dengan bola basket dalam pelukannya. Aland mengambil bola tersebut dan melemparnya ke arah Bryan.
Aland memeriksa tangan adiknya yang sedikit memerah. Barulah saat ini Nuo merasa sedikit gatal pada area pergelangan tangan dan lengannya. Ia lupa jika ia sensitif dengan debu. Sekarang ia paham kenapa kakaknya menghentikannya bermain basket.
Aland menuntun adiknya ke arah bangku. Ia menyeka terlebih dahulu bangku sebelum menyuruh adiknya duduk. Joon dan Bryan juga mengikuti tapi mereka lebih memilih duduk di bawah dengan menyelonjorkan kaki mereka.
Aland mengeluarkan tisu basah lalu mengelap tangan adiknya. Lalu mengeluarkan tisu kering untuk mengelap keringat di wajah pucat adiknya.
Nuo merasa bingung dari mana tisu itu keluar. Apa kakaknya memiliki kantong ajaib seperti Doraemon.
"Lelah ?"
"Tidak, Nuo senang"
"Apa ini sakit ?" Aland menunjuk ke arah pergelangan tangan Nuo yang memerah.
"Tidak, hanya sedikit gatal. Nuo baik-baik saja"
Joon dan Bryan duduk dengan tenang hanya jadi pendengar.
"Nuo senang, ini pertama kalinya Nuo bermain basket"
"Lain kali kak An ajak lagi main bersama ya"
"Oke kak"
"Ayo kita ganti baju dulu" saran Joon
Mereka meninggalkan lapangan dengan beriringan. Bryan sesekali menggoda Nuo, Nuo sangat imut dan lucu dan ia berasa tidak tahan ingin mengarungi Nuo untuk di bawah pulang dan menjadikannya sebagai adik. Ibunya juga suka dengan yang berbau lucu, ia yakin jika ia membawa pulang Nuo pasti ibunya akan kegirangan. Tapi ia tidak berani dengan pawang Nuo yang satu ini yang merangkap jadi temannya. Jika ia bercanda ingin membawa pulang Nuo ia pasti akan di tatap datar dan dingin oleh temannya itu. Dan itu selalu berhasil membuatnya bergidik.
Mereka sedang makan di kantin seperti biasanya.
Nuo melihat mangkuk bakso kakaknya yang berwana merah dengan penasaran. Seumur hidup ia tidak pernah makan-makanan pedas. Kakak dan lainnya juga makan dengan tenang tanpa menunjukan rasa pedas hanya ada bulir keringat di sekitar dahi mereka.
"Kakak, Nuo boleh mencobanya sedikit ?" Nuo memandang ke arah mangkok di depan kakaknya.
Aland memandang dengan bingung adiknya. Biasanya ia sangat patuh memakan makananannya dengan tenang dan tidak penah menanyakan hal seperti ini. Nuo berani mengajukan permintaan ini karna melihat persentase yang sudah mencapai 34% ,menurut sistem itu bisa mencegahnya dari penyakit ringan. Sakit perut dikategorikan ringan kan.
"Tidak boleh"
Nuo merasa kecewa ditolak, ia melihat ke arah nampan kak Joon yang terdapat tumis kentang+ati.
"Kalau ini boleh ?" Tunjuk Nuo pada makanan di depan Joon.
Aland mengamati tumis itu tidak berwarna merah dan sepertinya tidak pedas. Ia mengambil satu dan mencobanya, ia tidak merasakan pedas.
"Boleh tapi sedikit saja"
Mata Nuo menampakkan sedikit cerah.
Nuo mengambil sesendok dan memakannya dengan nasi yang ada di bekalnya. Nuo mencobanya sedikit. Setelah mengunyahnya ia merasakan sedikit pedas tapi ia tetap menghabiskan. Ternyata rasa pedas menambah rasa nikmat saat dimakan. Pantas saja kakak dan lainnya suka memakan makanan pedas. Tapi kakaknya bilang ini tidak pedas tapi menurutnya ini pedas untuknya.
Pelajaran di mulai seperti biasanya dan keadaan kelas tenang.
Nuo merasa perutnya tidak enak dan terasa sakit. Ia mencoba menahan tapi rasa sakitnya bukannya mereda malah semakin menjadi. Ia menaruh kepalanya di atas meja dan menutup matanya.
Aland menatap adiknya dengan heran biasanya adiknya mendengarkan guru dengan patuh dan tenang. Aland merasa ada yang tidak beres dengan keadaan sang adik.
Ia melihat ada bulir-bulir keringat menempel di dahi adiknya dan wajah adiknya terlihat lebih pucat.
"Baby"
Aland memanggil adiknya tapi tak ada sautan. Ia melihat adiknya menutup mata.
"Nuo"
Tetap tak ada sautan, Aland memegang bahu adiknya dan menegakkan punggung sang adik. Kepala Nuo langsung jatuh bersandar pada bahunya. Aland mulai panik melihat wajah adiknya bertambah pucat dan ada kernyitan di dahi adiknya. Joon dan Bryan menoleh ke belakang dan terkejut melihat wajah pucat Nuo.
"Al bawa Nuo langsung ke ruang kesehatan saja" ucap Bryan
"Iya cepat Al, sepertinya ada yang tidak beres dengan Nuo" imbuh Joon
Aland menggendong Nuo dan keluar kelas di ikuti kedua temannya. Guru menegur menanyakan hendak kemana tapi tak dihiraukan Aland. Joon menjelaskan mereka ijin ke ruang kesehatan dulu. Guru pun akhirnya paham kenapa anak muridnya terburu-buru keluar dengan menggendong Nuo.
"Kita ke rumah sakit saja Al" saran Joon melihat Nuo yang sekarang sudah tidak sadarkan diri.
Mereka pergi dengan mobil Joon dengan kecepatan tinggi. Untung mereka sudah biasa ikut balapan mobil ataupun motor jadi mereka bisa dengan mudah melewati mobil-mobil dengan mudah tanpa kesulitan bahkan lampu merah saja mereka terobos.
Sesampainya mereka di rumah sakit, Aland langsung membawa adiknya ke UGD. Dokter langsung menangani dengan cepat. Aland tetap menemani adiknya dari samping. Joon dan Bryan menunggu di luar.
"Maaf tuan, pasien mengalami radang lambung. Apakah pasien memakan sesuatu yang tidak seharusnya tidak dimakan ?"
Aland terdiam mendengar ucapan dokter. Nuo memakan seperti biasanya kecuali tumis kentang yang baru saja ia cicipi sewaktu makan di kantin.
Tapi ia sudah mencicipinya. Apakah ada sesuatu yang ia lewatkan. Ia menghubungi Papahnya. Ia menyiapkan mental untuk jadi sasaran kedua kakaknya."Pasien akan di pindahkan ke ruang rawat"
"VVIP"
Joon dan Bryan terkejut mendengar penjelasan Aland. Mereka juga ikut makan bersama Nuo dan mereka juga tidak melihat Nuo makan sesuatu yang tidak wajar.
Aland merasa marah pada dirinya sendiri yang bisa lalai menjaga adiknya.
Sehat ? Sehat donk pastinya. Lanjut ?
2 Mei 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
sick cannon fodder
Teen FictionNuo Nuo panggilannya, merupakan anak sakit-sakitan sejak lahir. ketika kematian menjemput ia berfikir akhirnya ia bisa damai. Tapi setelah membuka mata ia berbaring di pinggir jalan dengan kondisi tubuh yang tidak jauh dari sebelumnya. Ia berfikir i...