35. Cerai

14.2K 494 60
                                    

Hallo gayss akhirnya aku update lagi, gak kerasa pas liat tanggal ternyata hampir satu bulan aku belum update makanya aku cepet-cepet update lagi. Maafin author yang pemalas ini yak hihi

MAAF KALO BANYAK TYPO DAN SALAH DALAM PENGGUNAAN BAHASA.

HAPPY READING❤


_______

Hari sudah menjelang malam sekarang tapi Alletha tidak kunjung keluar dari dalam kamar, Gezio yang terus menunggunya sedari siang kini mulai merasa bosan rasanya, karna sudah merasa muak dia kemudian mencoba kembali mengetuk pintu kamar Alletha untuk kesekian kalinya. 

"Alletha" panggil Gezio sembari mengetuk pintu. "Lo bisa buka dulu pintunya? Kita biacarain baik baik oke?" 

Lagi lagi tak ada sahutan apapun dari dalam pikiran buruk pun mulai bermunculan dikepalanya. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Alletha didalam karna terus mengurung diri sendiri seharian?

Sepertinya tidak ada cara lain untuk membuka pintu kamar Alletha selain mendobraknya. Dengan sekuat tenaga Gezio berhasil membuka pintunya dengan sekali percobaan, saat pintunya terbuka Gezio langsung bisa melihat Alletha yang terkapar tak sadarkan diri dilantai. 

Gezio berlari kearah Alletha dengan panik. "Alle bangun Alle, lo kenapa?"

Gezio menggoyang-goyangkan badan Alletha tapi tak beraksi apapun. Wajah Alletha terlihat pucat dan tangannya terasa dingin Gezio benar benar takut melihatnya. 

Tangan Gezio kemudian merogoh ponsel yang ada disakunya lalu menelpon dokter yang biasa menangani keluarganya untuk memeriksa Alletha. 

Setelah itu Gezio memangku Alletha dan menidurkannya diatas kasur. 

Beberapa menit menunggu akhirnya dokter pun datang, tanpa berlama lama dia langsung bergegas memeriksa kondisi Alletha. 

"Sebelumnya apa yang terjadi sama istri kamu sampai dia pingsan?" Tanya dokter Hadi yang memang mengetahui status mereka. 

"Alletha ngurung diri dikamar, dia pingsan mungkin karna ga makan seharian" ujar Gezio menjelaskan.

Pak Hadi mengangguk paham.

"Gimana kondisi Alletha dok?"

"Gapapa, kondisinya tidak terlalu parah hanya demam biasa perbanyak istirahat dan jangan sampai telat makan. Ini resep obatnya dimakan tepat waktu ya biar cepat sembuh"

"Iya makasih dok" ujar Gezio sembari menerima resep obat yang dokter Hadi berikan. 

"Iya sama-sama. Kalau begitu saya permisi" ujar Dokter Hadi undur diri. 

"Iya" Gezio mengangguk mempersilahkannya.

Sepeninggalan Dokter Hadi tak lama Alletha pun mulai membuka matanya. Pusing. Itu yang dirasakan Alletha begitu bangun. 

"Alletha akhirnya lo sadar juga" ujar Gezio rasa khawatirnya sedikit berkurang melihat Alletha bangun. 

"Lo butuh sesuatu? Atau ada yang sakit?" Tanya Gezio pada Alletha yang terus saja diam. 

"Zio tolong ceraiin aku" itu kalimat yang Alletha ucapkan setelah sekian lama diam. 

Gezio begitu terkejut mendengarnya, ya tidak terkejut gimana bangun-bangun langsung minta cerai sehat kah? 

"Saat keadaan kayak ginipun lo masih bisa ngomong kayak gitu? Lo minta cerai gara gara kejadian semalem? Alle maaf gue ga berniat kayak gitu"

Alletha membenarkan posisinya yang semulanya berbaring kini menjadi duduk. "Bukan cuma itu Zio bukannya dari awal kita emang ga cocok? Dari awal kamu juga pernah bilang pada akhirnya kita bakalan pisahkan? Mungkin sekarang udah waktunya" ujar Alletha menjeda ucapannya beberapa saat karna sekuat tenaga menahan tangis. 

AllezioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang