1. Alasan Alletha menerima pernikahan

19.7K 706 8
                                    

Mohon koreksinya jika ada penggunaan kata yang salah atau typo

Happy Reading!


_____

Alletha tengah termenung diatas balkon apartemen menunggu seseorang yang bahkan belum tentu akan pulang. Setiap malam ini yang selalu dilakukan Alletha jika Gezio belum pulang walau pada akhirnya hanya menyisakan kekecewaan.

Dapat Alletha tebak jika sekarang Gezio tengah berkumpul bersama teman- temannya juga Calista--pacar Gezio-- diapartemen milik Zovan--teman Gezio--biasanya sih mereka akan berkumpul diapartemen milik Gezio, tapi semenjak menikah dengan Alletha Gezio melarang siapa pun untuk ke apartemennya, karna dia tidak ingin siapa pun tau tentang pernikahan ini. Kecuali anggota keluarga terdekat saja.

Tidak terasa sudah satu bulan pernikahannya dengan Gezio, Alletha sama sekali tak pernah diperlakukan dengan baik olehnya. Alletha sudah seperti pembantu saja dirumah ini bukan seorang istri. Gezio juga sering kali mengabaikannya. Ada namun tak pernah dianggap.

Jika jadinya seperti ini terus Alletha rasanya menyesal telah menerima pernikahan ini, tapi dia juga bersyukur karna pernikahan ini keluarganya jadi hidup dengan terjamin dan bahagia. Alletha jadi kembali teringat satu bulan yang lalu saat ibu Gezio memintanya untuk menikah dengan anaknya.


Flashback on

Seorang gadis duduk didepan ruang tunggu UGD bersama kedua adiknya disisi kanan dan kiri. Air mata terus menetes kepipinya, dia sangat takut. Orang yang sedang ditangani oleh dokter itu ibunya. Saat pulang sekolah tadi Alletha tiba-tiba mendengar suara tangisan didalam rumah, dengan cepat dia berlari masuk kedalam rumah dan mendatangi asal tangisan itu. Alangkah terkejutnya Alletha saat melihat ibunya tergeletak tak sadarkan diri dikamar mandi ditemani kedua adiknya yang menangis dikedua sisi tubuh ibunya.

Kedua adiknya itu masih kecil, yang pertama bernama Bilal usianya sembilan tahun dan yang kedua bernama Celia berusia lima tahun. Alletha sudah tidak mempunyai ayah. Ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu karna sebuah kecelakaan. Jadi ibunyalah yang menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan kue setiap harinya kadang Alletha juga selalu membantu ibunya berjualan disekolah.

Pintu ruangan UGD terbuka seorang dokter keluar dari sana, dengan sigap Alletha berdiri lalu menghampiri dokter itu.

"Dengan keluarga pasien?" Tanya dokter itu. 

"Iya saya anaknya. Bagaimana keadaan ibu saya dok?" Tanya Alletha khawatir.

"Kondosi ibu anda sekarang sedang kritis mungkin karna benturan keras dikepalanya. Dia juga terkena serangan jantung"

Alletha kembali menangis mendengar kondisi ibunya. "Ta-Tapi dokter i-ibu saya pasti bakal sembuhkan? Hikss.....T-tolong dok sembuhin ibu saya hikss...." Alletha menyatukan kedua tangannya memohon. 

"Ya saya pasti akan berusaha menyembuhkan ibu kamu. Kamu harus tabah dan terus berdo'a semoga tuhan cepat menyembuhkan ibu kamu. Saya permisi" ujar dokter itu lalu pergi. 

"I-iya terimakasih dokter"

Alletha menatap ruangan UGD dengan tatapan kosong, dia takut ibunya meninggalkannya sama seperti ayahnya.

"Kakak" Bilal dan Celia tiba-tiba memeluknya membuat Alletha kembali tersadar.

"Kakak Celi takut hikss..."

"Bilal juga takut mamah ninggalin Bilal kayak papah hikss..."

"Ssttt kalian ga perlu takut oke ada kakak disini. Kita do'ain aja supaya mamah cepet sembuh ya" ujar Alletha lalu memeluk kedua adiknya erat. Alletha harus kuat jika dia lemah nanti adiknya akan bersandar pada siapa?

AllezioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang