19. Teman atau musuh?

8.3K 444 15
                                    

Maaf kalo banyak typo☺

Vote, komen and share ya gayss😍

Terimakasih😄


_____

"Hari ini ibu akan mengumumkan nilai terbesar ulangan harian kalian beberapa waktu lalu" ujar bu Roslan yang duduk dimeja gurunya. Dia sibuk mengamati nilai nilai dikertas yang dia pegang.

"Selamat kepada Sadewa Wijaya Mahendra. Nilai kamu hampir sempurna"

Seisi kelas bertepuk tangan dan menyoraki Sadewa. Sadewa memang siswa yang pintar tidak hanya dimata pelajaran matematika saja tapi hampir semua mata pelajaran dia kuasai.

"Makasih bu" ujar Sadewa.

"Pastilah bu temen saya" ujar Azki. Dia terlihat lebih bangga dari pada Sadewa.

"Kapan kamu bisa kayak Sadewa Azki?" Tanya Bu Roslan dengan tatapan galak.

"Ga mungkin bu si Azki pas pembagian otak ga dateng" ujar Rafka mengejek membuat seisi kelas tertawa.

"Sialan lo" umpat Azki kesal.

"Sudah sudah diam kita lanjutkan lagi pembelajarannya" ujar bu Roslan langsung membuat seisi kelas diam.

.

.

.


Saat pelajaran matematika berakhir Sadewa dan Alletha tiba tiba dipanggil keruang guru oleh bu Roslan. 

"Sadewa dan Alletha alasan ibu manggil kalian kesini itu untuk membahas mengenai olimpiade matematika"

"Olimpiade matematika?" beo Alletha bingung.

"Iya ibu berharap Sadewa dan Alletha bisa ikut olimpade" ujar Bu Roslan.

"Ke-Kenapa saya bu?" Tanya Alletha gugup, perasaan dia ga begitu pintar untuk ikut olimpiade.

"Selain Sadewa nilai kamu juga bagus. Kamu diurutan kedua setelah Sadewa" jelas Bu Roslan.

Waw Alletha tidak menyangka.

"Tapikan bu kita anak ips" ujar Alletha heran.

"Iya ibu mengerti tapi apa salahnya mencoba? Nilai kalian itu bagus loh ibu bahkan mikir kalian itu salah masuk jurusan" ujar Bu Roslan diakhiri kekehan.

"Kalian pikirkan saja dulu tidak perlu buru buru olimpiade masih satu bulan lagi. Tapi kalian harus kasih jawaban seminggu sebelum olimpiade oke?" lanjut Bu Roslan.

"Baik bu" ujar Alletha dan Sadewa.

"Yang terpenting sekarang kalian belajar lebih rajin lagi ya. Ini ibu kasih dulu materi materinya" Bu Roslan memberikan beberapa lembar kertas pada Sadewa dan Alletha, mereka pun menerimanya.

"Silahkan kalian kembali lagi kekelas"

"Makasih bu" ujar Alletha dan Sadewa.


*****


"Sadewa apa kamu setuju buat ikut olimpiade?" Tanya Alletha. Mereka berjalan bersama hendak ke kelas.

"Iya kalo lo ikut gue bakal ikut"

"A-Aku kayaknya enggak deh"

Sadewa menghentikan langkahnya lalu menatap kearah Alletha. "Kenapa?"

"Aku minder. Aku ga begitu pinter kayak kamu Sadewa" cicit Alletha.

"Ga boleh minder Alle lo harus percaya diri. Gue yakin lo pasti bisa. Kalo lo terus minder kayak gini gimana lo bisa maju? Walaupun nanti lo gagal tapi setidaknya lo udah berusaha" ujar Sadewa tersenyum kearah Alletha membuat Alletha rasanya lebih semangat.

AllezioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang