15. Dewa penyelamat

8.6K 472 24
                                    

Vote, komen and share!

____

Dengan kedua kakinya yang sudah lemas Alletha terus menyusuri jalanan sepi dan gelap ini dimalam hari. Masih tidak menyangka dia ditinggalkan sendirian seperti ini oleh Gezio, Alletha berharap ini hanya mimpi dan akan cepat segera berakhir. Dia takut, bagaimana ini? Hari juga semakain gelap Alletha hanya bisa menangis sambil memanggil nama ibunya dalam hati. 

Entah sudah seberapa jauh Alletha berjalan kakinya sudah terasa sangat pegal kemudian dia berinisiatif istirahat terlebih daluhu-- duduk disalah satu toko yang tutup sambil tak berhenti menangis jika ada orang yang melihatnya pasti akan disangka gelandangan.

Dari gang kecil sebelah toko lima orang pemuda berpakaian preman keluar dari arah sana membuat Alletha semakin takut saja apalagi mereka sekarang sedang menatap Alletha. Alletha lalu bangkit hendak pergi dari sana tapi salah satu dari pemuda itu menghalangi jalan Alletha.

" Malem malem gini kenapa belum pulang neng? Ga dingin?" Tanya pemuda bertubuh jangkung itu menatap genit Alletha.

"Kalo dingin sini abang angetin" ujar pemuda yang lainnya diakhiri gelakan tawa.

"Minggir" ujar Alletha mendorong pemuda yang yang halanginya itu.

Pemuda jangkung itu tidak membiarkan Alletha pergi malah pemuda yang lainnya ikut menghalangi jalan Alletha. "Jangan galak galak atuh neng kita main lembut aja"

"Kalian jangan macem macem ya kalo enggak saya teriak nih" ancam Alletha berjalan mundur dan terus menghindar saat tangan pemuda itu ada yang jahil.

"Teriak aja mana mungkin ada yang bantuin"

Iya juga disini sangat sepi, habis sudah riwayat Alletha malam ini.

"Mau nurut atau perlu kita paksa nih?" 

"Kalian jangan berani macem macem" jerit Alletha takut.

"Ga akan macem macem kok cuma satu macem aja" ujar pemuda yang paling muda diantara mereka.

"Pegangin tangan woy" ujar pemuda jangkung itu sepertinya dia pemimpin mereka. Kemudian dua orang pemuda lainnya memegangi tangan Alletha disisi kiri dan kanan agar Alletha tidak memberontak.

Tapi Alletha tidak menyerah dia terus mencoba memberontak agar terlepas dari para bajingan ini.

"Awas lepasin kalian jangan keterlaluan!!"

"Udah sobek aja bajunya biar cepet" ujar si pemuda paling gendut.

"JANGAN TOLONG!!" teriak Alletha saat salah satu diantara mereka ingin merobek bajunya. Dia kemudian memejamkan matanya sambil terus berdo'a memohon pertolongan pada sang maha kuasa, jika malam ini terjadi apa apa padanya Alletha bersumpah dia akan bunuh diri saja. 

"WOY BANGSAT LEPASIN DIA"

Alletha membuka matanya saat mendengar sebuah teriakan itu. Dengan matanya yang berlinang air mata Alletha melihat Sadewa berdiri disana. Kelima pemuda itu kemudian melepaskan Alletha.

"Jangan ikut campur deh lo sana pergi kalo ga mau babak belur" 

"Kalian yang bakal gue bikin babak belur" ujar Sadewa tangannya sudah terkepal erat tanpa berlama lama dia langsung saja menonjok salah satu diantara mereka sampai tersungkur ketanah membuat yang lainnya mundur takut.

"Kalem bro kalem kita bakal pergi sekarang" ujar pemimpin mereka. Setelah itu merekapun pergi dari sana sambil menuntun salah satu pemuda yang Sadewa tonjok tadi.

Sadewa berjalan mendekati Alletha yang terlihat masih ketakutan, pakaiannya juga sangat berantakan. Sadewa kemudian membuka jaket yang dia pakai untuk dipakaikan pada Alletha. Sadewa mematung ditempat saat Alletha tiba tiba memeluknya sambil menangis sesegukan badannya juga bergetar saking takutnya.

AllezioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang