6. Rahasia Willbar

224 22 2
                                    

***

"Tampan!"

"Ha, apa?"

"Kamu tampan," puji Eleanor.

"Benarkah?"

Kendati sering mendengar pujian itu dari ibunya, tapi saat mendengarnya dari orang yang benar-benar diharapkannya rasanya sungguh sesuatu. Tanpa sadar wajah Zackary langsung memerah malu. Semua ibu pasti mengatakan bahwa anaknya tampan, jadi ucapan ibunya pasti kurang valid. Lain lagi jika orang lain yang mengatakannya, apa lagi jika pujian itu berasal wanita spesial yang menarik hatinya.

"Apakah tidak ada yang mengatakan padamu bahwa kamu sangat tampan, Tuan?"

"Ibuku selalu mengatakannya sepanjang waktu. Dari aku kecil sampai sebesar ini. Tapi, kamu tahu, setiap ibu pasti mengatakan bahwa putranya adalah pria paling tampan sedunia. Jadi, aku sedikit tidak percaya dengan ucapannya."

Eleanor tertawa kecil. Menurutnya Zackary sangat lucu.

"Jadi, apakah kamu mau berkenalan denganku?" tanya Zackary sekali lagi.

"Tentu! Namaku Eleanor Forsythia Louis Beril. Salam kenal Tuan Zackary."

"Salam kenal juga. Tapi, kamu mungkin bisa membuang panggilan Tuan. Itu terasa hubungan kita sangat jauh. Panggil saja aku Zack."

"Tetap saja. Bagaimana aku bisa memanggilmu seperti itu, menurutku itu kurang sopan memanggil orang yang usianya di atas kita hanya dengan nama tanpa imbuhan apa-apa. Terlebih lagi kamu seorang bangsawan dan kami hanyalah negara kecil yang kalah perang."

Ekspresi Zackary langsung berubah kagum. Awalnya ia menganggap Eleanor abai soal situasi kerajaan, tapi ternyata sang putri secerdas sangkaannya.

"Berapa usiamu?" tanya Zackary.

"15 tahun."

Meski Eleanor tidak bertanya, Zackary balas menjelaskan dirinya. "Usiaku 23 tahun."

"Kak Jason 20 tahun, tahun ini."

"Ya. Aku lebih tua darimu maupun kakakmu. Tapi, aku berharap kamu tetap mau mengenalku meski usia kita terpaut 8 tahun."

"Baiklah. Mari berkenalan, Tuan."

"Jangan panggil Tuan. Panggil aku Zack."

"Hem, tidak mau. Bagaimana kalau kakak."

"Aku lebih suka dipanggil nama. Bagaimana jika memanggilku dengan nama spesial. Zacky misalnya."

"Bukankah panggilan spesial hanya untuk orang-orang spesial saja," tanya Eleanor dengan polosnya.

Zackary menatap lurus ke arah pupil merah Eleanor. Bibirnya mendesis. "Aku tidak masalah kalau itu kamu."

Eleanor langsung menunduk dan perlahan menganggukkan kepala tanda setuju. Sejujurnya ia bingung kenapa pria di depannya ini bersikeras untuk berkenalan dengannya. Padahal secara usia, mereka tidak seharusnya berteman. Perbedaan 8 tahun bukanlah waktu yang singkat.

"Silakan diminum tehnya, Sir Zack ... ky!" cicitnya. Ide memanggil dengan panggilan spesial itu membuatnya tertekan.

"Tanpa kata sir, bisakah?" tawar Zacky.

Eleanor menggeleng. Menurutnya, itu benar-benar tidak sopan.

Tidak ingin berlarut mencoba keberuntungannya, Zackary akhirnya membiarkan Eleanor melakukan itu.

"Baiklah, Eleanor," jawab Zackary. Suaranya berubah murung.

Melihat ekspresi kekecewaan itu, tiba-tiba Eleanor mendapat ide. "Kamu bisa memanggilku Ele seperti kakakku."

DUKE WILLBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang