8. Putri Yang Lain

178 20 0
                                    

***

Putra mahkota yang tadinya tidak merasakan apa-apa sekarang tampak memegangi dada. sangat terlihat bahwa Zackary benar-benar murka.

"Laporkan!" perintahnya.

Salah seorang bawahan putra mahkota Kerajaan Delphinum bernama Derick maju ke depan. Dengan lugas ia menjelaskan apa yang terjadi.

"Putra Mahkota Ezra meminta Lord Zackary untuk memastikan identitas Putri Eleanor yang asli sebelum beliau membuat keputusan."

Mata hitam Zackary berkilat dibalik helm. Terlihat jelas bahwa ia kesal dengan masalah yang tiba-tiba terjadi ini.

"Jelaskan!" serunya lantang.

"Divisi 3 telah menemukan ruang rahasia di menara timur. Setelah diselidiki ternyata ruang tersebut berisi ditempati oleh seorang perempuan muda berambut merah. Penyelidikan lebih lanjut menemukan bahwa dia adalah putri Kerajaan Beril yang asli."

"Bagaimana kamu bisa mengatakan ia adalah yang asli sementara di sini telah ada seorang putri?" tanya Zackary.

"Itu adalah pengakuan langsung pengasuh yang menjaganya."

"Bawa ke sini!"

Sekarang telah dibawa masuk seorang pelayan tua yang tubuhnya sudah membungkuk. Begitu ia balairung, semua orang langsung terkesiap. Terutama Raja Ashard. "Madeline," gumamnya. "Kamu bilang bahwa kamu ingin pensiun dan menghabiskan masa tuamu dengan tenang, lalu bagaimana kamu bisa ada di sini?"

Wanita tua yang bernama Madeline itu tidak menjawab pertanyaan sang raja. Ia hanya membungkuk dan memberi hormat padanya sebelum akhirnya menghadap ke arah Zackary.

"Siapa dirimu dan apa hubungannya kamu dengan kasus ini?" tanya Zackary.

"Yang Mulia, namaku adalah Madeline. Aku adalah pengasuh Raja Ashard."

"Katakan apa yang kamu tahu. Ceritakan dengan singkat dan jelas!" perintah Zackary.

"15 tahun yang lalu, saat Ratu Martha melahirkan, seorang pelayan di istana juga melahirkan. Mulanya, tidak ada yang peduli pada pelayan tersebut karena semua orang sibuk menyambut kelahiran bayi ratu, tapi itu sebelum mereka melihat seperti apa bayi perempuan yang lahir dari rahim rakyat jelata tersebut. Bayi itu berambut merah dengan mata rubi yang indah."

Semua yang ada di sana terkesiap. Berita ini sangat baru bagi mereka. Tak pernah terbersit dalam pikiran mereka bahwa ada keturunan kerajaan yang lain selain yang telah mereka ketahui. Sekarang pertanyaannya, siapa ayah dari bayi itu sementara di istana hanya ada seorang pria dewasa yang matang secara seksual? Apakah artinya bayi perempuan itu adalah anak raja di luar nikah?

Semua mata lantas menatap ke arah Raja Ashard. Seolah minta penjelasan.

Raja Ashard menatap bingung. Seperti yang lain, ia juga baru pertama kali mendengar tentang hal ini. Ia dengan tulus setia pada istrinya, dan ia tidak pernah dan tidak akan pernah mengkhianatinya. Tapi, perasaan bingungnya langsung berubah tidak terima saat semua orang memandangnya dengan tatapan menuduh.

Tanpa menahan diri dia berseru pada pelayan senior yang juga pengasuhnya tersebut. "Jika dia adalah keturunan kerajaan Beril, lalu dari siapakah dia berasal? Karena aku tahu dengan benar bahwa aku tidak pernah mengkhianati istriku."

"Anda sudah bisa menebaknya sendiri, Yang Mulia," jawab Madeline.

Kali ini suara gaduh terdengar. Semua orang berbisik. Ratu Martha masih menangis. Putra Mahkota Jason masih terlihat tenang sementara Raja Ashard sudah benar-benar pucat.

Carson mendekat ke arah Zackary untuk menjelaskan situasinya. "Raja Ashard naik tahta setelah berhasil menggulingkan calon sebelumnya yang juga sepupunya, Arshil Fahmi Jacinto Beril. Lord Arshil adalah sahabat Raja Fabio, jadi penyerangan kali ini mengandung banyak motif."

Zackary hanya bisa mengangguk. Sepertinya masalah ini akan berbuntut panjang. Setelah berpikir sebentar tangannya lantas terangkat ke udara. Seketika ruangan pun sunyi. Zackary lanjut memberi isyarat pada Madeline untuk menjelaskan.

"Bayi tersebut adalah anak dari calon raja terdahulu, Yang Mulia Lord Arshil Fahmi Jacinto Beril!"

"Tidak mungkin!" gumam para bangsawan yang hadir.

"Bukankah itu mustahil. Pangeran Arshil telah lama meninggal."

"Pangeran Arshil tidak mungkin mempunyai anak karena dia dalam kondisi kesehatan yang buruk."

Semua orang bergumam. Bahkan penjaga pintu balairung ikut bergumam. Ucapan Madeline sungguh tidak masuk akal, tapi siapa bisa meragukan Madeline? Madeline adalah senior di sana. Disamping karena usianya, ia juga lebih awal berada di istana dibanding mereka.

Zackary kembali mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan meminta mereka semua untuk tenang. Ia tidak peduli dengan affair Kerajaan Beril, yang diinginkannya sekarang adalah menyeselesaikannya dengan cepat agar ia bisa membawa wanitanya pulang.

Madeline kembali menjelaskan. "Seperti yang kita tahu, kesehatan Lord Arshil memang tidak baik, jadi beliau harus istirahat dan terus mendapat perawatan. Itulah saat beliau jatuh cinta pada salah satu perawatnya. Mereka berbagi kasih sampai akhirnya pelayan tersebut hamil. Karena ketakutan akan keselamatannya jika hubungannya terbongkar, pelayan tersebut meminta dipindahkan untuk bekerja di istana yang lain. Lord Arshil yang ditinggalkan kekasihnya pun mulai memburuk kondisinya sehingga ia pun tutup usia. Pelayan itu merasa bersalah atas keputusannya. Sehingga ia pun memutusakan akan membesarkan buah cintanya dengan pria yang dicintainya tersebut. Namun naas, saat bayi itu lahir, pelayan itu tidak bisa menutupinya lagi karena bayi itu mempunyai ciri khusus keturunan raja."

Mendadak Madeline terdiam sembari mengusap air matanya. Sepertinya ia telah berada di bagian paling menyedihkan dari kisah ini.

"Lanjutkan!" seru Zackary. Menurutnya cerita wanita tua ini terlalu bertele-tele. Tapi, ia tidak punya pilihan selain mendengarkannya.

"Berita kelahiran bayi lain itu disampaikan pada butler istana. Namun, butler tersebut memilih untuk menangani masalah ini sendiri tanpa berkonsultasi dengan Raja. Ia berpikir raja dan seluruh kerajaan tidak boleh ada yang tahu perihal ini atau seluruh negeri tidak akan baik-baik saja. Dan diputuskan bayi itu untuk dibunuh."

"Apa!" para bangsawan merespons dengan ekspresi keterkejutan yang nyata seolah memang itu adalah hal yang baru mereka dengar.

"Tapi, aku menolaknya dengan keras," ujar Madeline lantang. "Tidak boleh ada bayi meninggal di istana karena itu adalah hal tabu yang akan membawa kehancuran untuk Kerajaan. Jadi, aku pun memohon pada kepala pelayan istana untuk merawat bayi tersebut. Dengan dalih kesehatan, aku pun mengundurkan diri dari istana seolah-olah aku pensiun padahal aku berada di istana timur untuk membesarkan bayi tersebut. Semua baik-baik saja sampai pada bulan pertama kami, butler kembali datang dengan membawa sang putri yang tengah sakit parah. Ia bilang ingin menukar bayi sekarat tersebut dengan bayi yang sehat. Kepala pelayan tersebut tidak mau bayi sakit itu menularkan penyakitnya pada ratu yang masih tahap pemulihan. Aku tidak punya pilihan selain mematuhinya. Dan aku pun menjaga putri Eleanor hingga saat ini. Putri Eleanor yang asli."

Mata Zackary menyipit. Cerita itu terdengar seperti sebuah dongeng.

"Lalu di mana kepala pelayan tersebut? Bawa ke sini!" perintahnya.

Seorang bawahan tampak membisikkan sesuatu pada Derick. Derick terlihat menyimaknya dengan saksama sembari mengangguk.

"Mohon maaf, Yang Mulia. Kepala pelayan tersebut telah terbunuh saat kita melakukan penyerangan tadi pagi."

Zackary mengangguk.

"Kalau begitu bawa sang putri ke sini. Aku ingin melihat rupa sang putri yang dianggap asli tersebut."

Kesatria Kerajaan Delphinium bergegas membawa masuk seorang berpostur kurus yang memakai mantel.

"Dia adalah sang putri yang kami temukan di menara timur," lapor kesatria tersebut.

Zackary mengangguk. Ia pun melambaikan tangannya dan memberi isyarat pada kesatria tersebut untuk kembali ke posisinya.

"Tunjukkan dirimu!" perintah Zackary. 

*** 

DUKE WILLBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang