19. Mantra yang Tidak Bekerja

134 14 0
                                    

*** 

"Aku harus mengembalikan mana tubuhku seperti sedia kala," jawab Eleanor. "Seperti yang Marchioness tahu, terjadi sesuatu padaku dan ketidakstabilan mana dalam tubuhku tidak dapat diobati oleh healer. Jadi, aku harus memulihkan kondisi ini secara alami dan itu membutuhkan waktu."

"Baiklah, Ruby. Aku mengerti. Kamu bisa kembali ke kamar dan lanjut istirahat. Maaf, karena telah membangunkanmu larut malam," ujar Marchioness.

"Tidak apa, Marchioness. Dan terima kasih banyak mau mendengarkan penawaranku," jawab Eleanor.

"Butler Nolan, tolong antar Ruby ke kamarnya. Jika Odet masih ada di pintu depan, kamu bisa mengantarnya bersama Odet. Dan katakan padanya untuk kembali istirahat. Prajurit yang tadi masih ada di lorong, suruh mereka semua istirahat. Kamu juga!"

"Baik, Marchioness!" jawab pria tua tadi yang ternyata seorang butler bernama Nolan.

"Selamat malam, Marquise dan Marchioness!" ucap Eleanor sebelum akhirnya undur diri. Ia keluar dari pintu yang sama seperti saat ia masuk. Begitu pintu tertutup, samar-samar ia mendengar perdebatan kembali dari ruangan tersebut. Ia tidak mau ambil pusing dan menyerahkan semuanya pada tuhan. Jika memang takdirnya untuk lepas dari bayang-bayang masa lalu, maka penawarannya akan diterima. Dan jika tidak, mungkin sudah takdirnya hidup dan mati sebagai putri Kerajaan Beril.

Namun, sejatinya ada satu hal yang tidak dijelasakan Ele di sini. Ele sebenarnya belum pernah melakukan alkimia rumit sendirian. Saat ia mengobati seorang jemaat yang buta dari lahir, ia dibantu dengan banyak pendeta.

***

Eleanor kembali ke dalam ruangannya dengan harap-harap cemas. Ia tidak tahu harus berapa lama nasibnya kapan diputuskan. Tidur pun rasanya tidak nyenyak, jadi ia nyaris tidak tidur setelah kembali dari ruangan itu.

Namun, setelah lama menunggu, kabar itu akhirnya tiba di sore hari.

Odet mendatangi kamar Eleanor dan memberitahunya bahwa ia diundang oleh Marquise dan Marchioness untuk makan bersama. Odet rupanya tidak datang sendirian. Di belakangnya, ada seorang pelayan perempuan yang masih muda. Usianya sekitar awal 20-an. Wajahnya bulat dengan rambut ikal kecokelatan.

"Anak ini bernama Siska. Dia akan menjadi pelayan pribadimu dan membantumu bersiap-siap. Siska perkenalkan dirimu!"

Anak perempuan berambut ikal itu memberi salam dan memperkenalkan diri. "Selamat sore! Perkenalkan, nama saya Siska. Mulai hari ini, saya akan melayani anda. Mohon bantuannya, Nona."

"Apakah aku bisa menunjukkan rambutku padanya?" tanya Eleanor.

"Ya! dia bisa dipercaya. Namun, pastikan rambut itu ditutup dengan baik saat makan malam. Ada tamu lain yang datang selain kamu."

"Baik!"

"Aku sudah menjelaskan semuanya pada Siska. Biar dia yang menjelaskannya padamu nanti."

"Baik!"

Setelah mengatakan itu, Odet pun keluar dari ruangan. Sekarang hanya tinggal Ele dan Siska.

"Kita harus mulai bersiap-siap, Nona Ruby," ujar Siska.

"Aku tidak terlalu mahir bahasa Delphinium jadi tolong maklumi aku jika kamu kesulitan menafsirkan ucapanku," balas Ele.

"Tidak, Nona! Jangan berkata seperti itu. Jika aku tidak paham, maka aku akan bertanya. Nona bisa menegurku jika apa yang aku lakukan kurang sesuai. Nona juga bisa menghukumku jika aku melakukan kesalahan."

Eleanor menyambut kekhawatiran Siska dengan senyuman. "Aku menunggu untuk kerjasamanya, Siska!"

"Baik, Nona!"

DUKE WILLBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang