001

117 21 4
                                    

"Ayana ayundiya Prita, sudah berapa kali bapak bilang, kamu jangan suka telat lagi kalau berangkat sekolah, kamu ini udah kelas 12 Ayana," seorang guru berkacamata tebal  terus saja memarahi gadis yang saat ini sedang berdiri dan hormat di tiang bendera.

Ayana menganggukkan kepalanya. "Maaf pak, soalnya tadi kak Andito telat jemput saya, karena dia habis lembur kerja pak, makannya saya sekarang telat masuk," Ayana terus menjelaskan nya panjang kali lebar seraya rumus matematika, sedangkan guru berkacamata tebal hanya berdecak kesal.

Andito pradekta juliyo, dia adalah sahabat Ayana yang usianya dua tahun lebih tua darinya.

"Saya nggak mau tau alasannya, tetap hormat seperti itu sampai mata pelajaran pertama berakhir," kemudian guru tersebut melangkah meninggalkan lapangan.

Sudah dua puluh menit Ayana hormat bendera, ia menurunkan tangannya. "Bodoh ah gue haus banget!" Ayana pun memilih meninggalkan lapangan.
-
-
-
-
-
"Tuhan tolong katakan... bintang bantu bisikan... kepada dirinya..."

Ayana menghentikan langkahnya tepat di ruangan musik, saat ia mendengar suara seseorang yang sedang bernyanyi, di ruangan musik.

Ayana mendekatkan telinganya di pintu ruangan musik. "Masya Allah suaranya adem bener, jadi pengen mandi," ujarnya seraya terkekeh.

Saat Ayana masih fokus pada kegiatannya, tiba-tiba saja ponselnya berdering, Ayana langsung menjauh dari ruangan tersebut, ia mendengus kesal saat membaca nama di layar ponselnya, ia pun langsung mengangkat ponselnya.

"ada apa sih ka?" Tanyanya tidak sabaran.

'lo nggak telat kan Ay?' Tanya Andito di seberang sana.

"mata lo nggak telat, gue telat tau," Ayana sedikit emosi, bagaimana tidak, dia harus merelakan tubuhnya berjemur di lapangan, ketika cuaca lagi panas-panasnya.

'hahaha iya maaf, yaudah gue matiin ponselnya, lagi banyak pelanggan juga disini,'

Tanpa menunggu jawaban dari Ayana, Andito langsung mematikan ponselnya dari seberang sana. Andito sendiri bekerja di restoran yang lumayan terkenal di Jakarta sebagai waiters.

"Ke kantin dulu deh," gumam Ayana, setelah itu ia melangkahkan kakinya menuju kantin.

Sesampainya di kantin Ayana langsung mengambil air mineral dingin, ia pun langsung meneguknya.

"Kayaknya haus banget ya neng?" Tanya ibu kantin yang tadi memperhatikan nya.

"Ya begitulah Bu, kan habis berjemur di lapangan," jawabnya setelah selesai menghabiskan air tersebut.

Setelah selesai dengan urusan minumnya, Ayana pun memutuskan untuk ke kelas, karena jam pertama pun sudah berakhir.
-
-
-
-
-
"Lo telat lagi Ay?" Tanya wanita berambut sebahu, dia adalah Maura sesilia Agatha biasa dipanggil Sesil, dan dia juga sahabat Ayana.

"Iya, soalnya kak Andito telat jemput tadi," jawab Ayana sembari duduk di kursi sebelah sesil.

"Katanya band golden boys akan tampil yah buat acara perpisahan nanti," ujar salah satu murid.

"Nggak sabar gue dengar suara Kenan bernyanyi," sambung siswi lainnya.

Kenan Wismansyah Renhard dia adalah vokalis golden boys banyak kaum hawa yang menyukainya karena suara vokalnya yang unik dan visual nya yang tampan.

"Gue kangen banget sama petikan gitar Nino," sambung siswi lainnya.

Ardian Nino Asegaf dia adalah gitaris golden boys, wajah baby face nya membuat kaum hawa gemas terhadapnya.

"Intinya Reza si paling the best!"

Reza Arnando Lesmana dia adalah drummer di golden boys, mempunyai wajah yang tegas dan berwibawa sehingga banyak kaum hawa yang mengidolakan nya.

Golden boys adalah boyband di sekolah SMA taruna mereka cukup populer di kalangan remaja, mereka juga masuk kedalam kelas 12 unggulan yang isinya murid-murid pintar.

"Coba aja gue masuk di kelas unggulan, pasti gue juga kecipratan tenar ya nggak sih?" tanya Ayana seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Otak lo sekecil biji jeruk, mana bisa lah," jawab sesil sambil terkekeh.
-
-
-
-
-
"Lo mau pesen apaan?" saat ini Ayana sedang di restoran tempat Andito bekerja.

Ayana menggelengkan kepalanya. "Gue lagi pengen kesini aja kak," jawab Ayana tampak tidak bersemangat.

Andito menganggukkan kepalanya, ia paham betul bagaimana kehidupan sahabatnya saat dirumah, Ayana sendiri mempunyai saudara kembar tak identik yang bernama Kayla Adinda Prita, yang sangat mahir dalam hal mata pelajaran, sehingga mamahnya, Prita Agnesia selalu membandingkan dirinya dengan kembarannya.

"Minum nih," Andito menaruh gelas berisi coklat dingin ke meja Ayana.

"Makasih kak," ujar Ayana setelah itu ia meminum coklat tersebut.

"Gue tinggal dulu, soalnya ada pelanggan," Ayana menganggukkan kepalanya, setelah itu Andito pergi berlalu.

Hay Hay Hay semoga like yaa sama cerita yang aku buat, dan semuanya murni hasil pemikiran saya sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun 🤗

Setetes Kebahagiaan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang