028

26 9 0
                                    

Andito memberanikan diri untuk datang ke rumah Ayana, ia masih berdiri di pintu rumah tersebut, tanpa berniat masuk ataupun mengetuk pintunya, sampai pada akhirnya pintu tersebut terbuka dan menampilkan Ayana dengan wajah datarnya.

"Ngapain kak?" Tanya Ayana.

"Maafin gue ay," ujar Andito.

Ayana tersenyum manis. "Lupain aja kak, gue juga udah maafin lo kok,"

"Lo baik-baik aja kan?" Tanya Andito.

"Gue baik kak, mamah juga udah nggak dirumah, jadi aku aman,"

"Kayla?"

"Dia lagi ikut ujian buat persiapan olimpiade di Singapura,"

Obrolan Ayana dan Andito terhenti saat mendengar suara motor yang berhenti di depan rumah Ayana.

Kenan turun dari motornya setelah melepaskan helm nya, ia pun menghampiri Ayana dan Andito.

"Eh kayaknya gue ganggu kalian deh," ujar Kenan, yang hendak kembali pergi.

Ayana menarik tangan Kenan. "Nggak kok, lagipula gue sama kak Andito udah selesai ngobrolnya," ujar Ayana.

Andito menundukkan kepalanya, rasanya hatinya sakit saat melihat kedekatan Ayana dan Kenan, namun ia tidak boleh egois, jika itu yang membuat Ayana bahagia, dirinya pun ikut bahagia.

"Kalau gitu gue pergi dulu Ay," setelah itu Andito pergi meninggalkan Ayana dan Kenan.

"Ay?"

Tidak ada jawaban.

"Ayana?"

Ayana masih diam menatap kepergian Andito yang semakin menjauh.

"Ayana lo fine?" Tanya Kenan.

Ayana tersadar dari lamunannya. "Owh iya kenapa?"

Kenan terkekeh. "Lo masih belum bisa ngelupain dia?" Tanya Kenan.

Ayana hanya menggelengkan kepalanya.

Kenan paham dengan Ayana, ia tidak memaksa Ayana untuk menjawabnya.

Kenan pun menggenggam tangan Ayana. "Ayok cepat, mamah udah nungguin lo dari tadi,"

Kenan dan Ayana pun pergi untuk acara makan malam bersama kedua orang tua Kenan.
-
-
-
-
-
"Kata Kenan, kamu itu suka banget sama ayam kecap jadi Tante masakin ini khusus buat kamu," Sherin menyodorkan ayam tersebut untuk Ayana.

"Kenan juga bilang kalau kamu suka sama coklat panas," Renhard/papah Kenan, ia menyodorkan coklat panas ke Ayana.

Ayana tersenyum senang, ia beruntung bisa kenal Kenan dan kedua orang tuanya, jujur saja ia merasa kembali merasakan kehangatan dalam keluarga.

Kenan pun tersenyum melihat Ayana tersenyum. 'gue harap selamanya bisa seperti ini' ujarnya dalam hati.
-
-
-
-
Setelah selesai acara makan malam, Kenan duduk di teras sambil memainkan gitarnya.

"Mungkinkah aku meminta kisah kita selamanya, tak terlintas dalam benakku bila hariku tanpamu..." Kenan mulai bernyanyi sambil memainkan gitarnya.

Ayana duduk di samping Kenan. "Segala cara telah kucoba, pertahankan cinta kita, selalu kutitipkan dalam doaku, tapi ku tak mampu melawan restu..." Ayana pun melanjutkan lirik lagu tersebut.

Kenan berhenti memainkan gitarnya, ia menatap Ayana sambil tersenyum. "Suara lo makin bagus," puji nya.

"Gue baru tau kalau ternyata lo juga bisa main gitar," ujar Ayana.

"Gue emang bisa main gitar,"

"Terus kenapa nggak jadi gitaris aja,"

"Kan gue udah dapat vokal, nanti kalau gue ambil dua-duanya si Nino mau jadi apaan Ay?" Tanya Kenan sambil terkekeh.

"Iya juga ya, gue nggak kepikiran," Ayana pun terkekeh.

"Ay, ada peluang nggak buat gue?" Yanya Kenan.

Ayana menatap bingung ke Kenan. "Peluang? Maksudnya?" Tanyanya tidak paham.

Kenan menggelengkan kepalanya. "Nggak jadi deh lupa gue, mau ngomong apaan," setelah itu ia kembali memainkan gitarnya.

Ayana menatap Kenan yang masih memetik gitarnya. Kenan yang sadar pun ia segera menghentikan permainan gitarnya setelah itu ia merangkul Ayana. Kali ini Ayana membiarkan tangan Kenan yang berada di pundaknya.

"Gue nggak tau gimana jadinya kalau dulu gue nggak ngajak lo buat jadi partner duet gue," ujar Kenan, kali ini tangannya mengusap Surai panjang Ayana dengan lembut.

Ayana menganggukkan kepalanya. "Mungkin kita nggak saling mengenal," sambung Ayana.

"Gue harap tuhan mempertemukan kita bukan untuk dipisahkan," lirih Kenan.

Ayana menyandarkan kepalanya di bahu Kenan, ia merasa aneh dengan ucapan Kenan. "Kenapa ngomong gitu?" tanyanya.

"Mulut gue yang ngomong Ay," jawab Kenan, yang membuat Ayana mendengus kesal.

Ayana berdiri dan menarik tangan Kenan, hal itu pun membuat Kenan ikut berdiri.

"Ayok anter gue pulang,"

Akhirnya Kenan pun mengantar Ayana pulang.

Hay Hay Hay semoga like yaa sama cerita yang aku buat, dan semuanya murni hasil pemikiran saya sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun 🤗

Setetes Kebahagiaan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang