034

64 7 0
                                    

Acara yang ditunggu-tunggu seluruh murid SMA taruna pun tiba seluruh peserta yang ikut tampil untuk memeriahkan acara perpisahan tersebut satu persatu akan segera tampil memenuhi panggung.

Ayana duduk termenung, memandangi foto Kenan yang ada di ponselnya. "Harusnya lo juga ikut tampil sama gue Kenan," lirihnya, air mata Ayana keluar begitu saja saat memorinya bersama Kenan berputar kembali di kepalanya.

"Jangan sedih lagi, nanti makeup lo berantakan," Reza memberikan tissue ke Ayana.

Ayana pun menerimanya dan menghapus air matanya. "Kenapa sekarang gue baru sadar tentang perasaan gue ke Kenan Za?" Tanya Ayana.

"Itu namanya terlambat, udah ikhlasin aja, lo menyesal pun nggak akan ada gunanya," Ayana menganggukkan kepalanya. Ia setuju dengan ucapan Reza, tapi bagaimanapun juga nama Kenan sudah berada di hatinya yang paling dalam.

"Kalian berdua siap belum? Setelah ini kita tampil," ujar Nino menghampiri keduanya.
-
-
-
-
-
Ayana sudah berdiri diatas panggung bersama kedua temannya, banyak sekali penonton yang hadir dalam acara tersebut.

Hati Ayana ngiluh, saat ia tidak melihat keberadaan ibunya, namun ia sebisa mungkin untuk tidak memperdulikan semuanya, ia harus tampil sempurna untuk Kenan.

Ayana tersenyum saat melihat kehadiran kedua orang tua Kenan, setelah kepergian Kenan, kedua orang tua Kenan menganggap Ayana seperti putrinya sendiri.

Disana juga ada Andito dan bunda nya, Ayana jadi merasa punya dua orang ibu dan satu orang ayah, pikirnya.

Ayana menghembuskan nafasnya sebelum bernyanyi, samar-samar wajah Kenan rasanya ada di depannya dan sedang tersenyum ke dirinya.

"Seusai itu senja jadi sendu, awan pun mengabu, kepergianmu menyisakan luka dalam hidupku, ku meminta rindu menyesali waktu, mengapa dahulu, tak ku ucapkan aku mencintaimu sejuta kali sehari..."

Memori saat pertama kali dirinya bertemu dengan Kenan, dimana Kenan yang dengan blak-blakan menyatakan perasaannya, dan kenan yang selalu ada disaat ia sedang membutuhkan tempat curhat. masih teringat jelas di kepala Ayana.

"Walau masih bisa senyum, namun tak selepas dulu, kini aku kesepian..."

Ayana tak kuasa menahan air matanya, kini air matanya keluar saat mengingat kepergian Kenan.

Penonton pun ikut terharu dengan Ayana yang begitu menghayati lagunya.

"Kamu dan segala kenangan menyatu dalam waktu yang berjalan, dan aku kini sendirian, menatap dirimu hanya bayangan, tak ada yang lebih pedih, daripada kehilangan dirimu, cintaku tak mungkin beralih, sampai mati hanya cinta padamu, padamu..."

Seharusnya part lagu itu diisi oleh suara Kenan, Ayana terisak saat bernyanyi di part lagu yang seharusnya diisi oleh suara Kenan.

Pipi Ayana sudah basah akibat air matanya, ia pun memilih diam dan tidak melanjutkan lagunya.

Penonton menatap Ayana dengan iba, karena mereka mengetahui apa yang terjadi dengan gadis itu.

"Maaf," hanya kata itu yang keluar dari mulut Ayana.

Ia pun melangkahkan kakinya dan keluar dari panggung tersebut dengan berlari.
-
-
-
-
-
Ayana turun dari taksi nya, ia langsung berlari dan memeluk batu nisan Kenan.

"Gue nggak sekuat itu Kenan... maaf, lagi-lagi gue nggak bisa cegah air mata gue buat nggak keluar, lo terlalu berharga buat gue, nyatanya gue lemah saat nggak ada lo," lirih Ayana.

"Gue lulus Kenan, walaupun nilai gue nggak memuaskan tapi gue bersyukur, tapi lo nggak nepatin janji lo, kata lo kalau gue lulus lo bakal ajak gue jalan-jalan makan angin," lirih Ayana dengan suara seraknya.

Sesil berlari menghampiri Ayana, ia segera memeluk tubuh Ayana. "Udah Ay nanti Kenan marah kalau lo terus-terusan seperti ini," ujarnya.
-
-
-
-
-
Hari-hari terus berlalu, sudah satu Minggu setelah acara kelulusan tersebut, Ayana hanya berdiam diri di kamarnya.

"Semuanya sudah berakhir, selamat tinggal dunia, nyatanya gue hanya manusia brengsek yang hidup bergantung dengan pria." Setelah mengucapkan kata seperti itu, dengan cepat Ayana menusuk perutnya dengan pisau, darah segar berceceran dari balik baju yang dirinya kenakan, Ayana tersenyum lemah. "Pada akhirnya, gue nggak bisa nerima jantung lo." Setelah itu tubuhnya lemas dan ambruk begitu saja.

Hay Hay Hay semoga like yaa sama cerita yang aku buat, dan semuanya murni hasil pemikiran saya sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun 🤗

Setetes Kebahagiaan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang