029

45 8 0
                                    

Ayana saat ini sedang menunggu Kenan yang tadi izin pergi ke toilet.

"Kenan lama banget sih,"  gerutu Ayana.

Keadaan sekolah udah sepi, namun Ayana tetap setia menunggu Kenan yang masih berada di toilet.

Ayana pingsan saat ada seseorang dari belakang yang menutup mulutnya dengan kain yang sudah ada obat bius nya.
-
-
-
-
"Kapan lo ada di Jakarta?" Tanya Kenan ke perempuan yang saat ini duduk di depannya.

Saat sudah keluar dari toilet, Kenan dicegah oleh seorang perempuan, dia adalah Windi mantan Kenan, Kenan sempat menolak, namun Windi memaksa, dan berakhirlah dirinya dan Windi berada di kantin sekolah.

"Seminggu yang lalu sih, tapi gue baru ada waktu sekarang, buat nemuin lo," Kenan hanya menganggukkan kepalanya.

"Kenan lebih baik kita balikan aja yuk," ajak Windi.

Kenan berdecak sebal. "Ogah gue, dulu lo yang mutusin gue juga, lagipula cinta gue sama lo udah nggak ada,"

Windi memanyunkan bibirnya kemudian ia membuka ponselnya saat ponselnya bergetar, dia membaca pesan tersebut, kemudian ia tersenyum smirk.

Kenan berdiri dari duduknya berniat untuk menemui Ayana.

"Gue duluan," pamitnya, Windi pun mengikuti Kenan dari belakang.
-
-
-
-
"Ayana!!" Teriak Kenan saat dirinya tidak melihat keberadaan Ayana di parkiran.

"Lo nyari siapa Kenan?" Tanya Windi.

Kenan mengabaikan Windi, ia langsung mengambil motornya dan melajukan motornya meninggalkan Windi.

"Misi pertama selesai," ujar Windi, ia pun menuju ke mobilnya.
-
-
-
-
-
Ayana membuka matanya, dan hanya kegelapan yang ia lihat, ia duduk di kursi kedua tangan dan kakinya terikat dan matanya pun diikat dengan kain hitam.

"Lepasin gue," lirih Ayana.

"Owh lo udah sadar ya?" Tanya seseorang.

Ayana terkejut saat mendengar suara pria. "Lo siapa? Lepasin gue!"

"Kalian semuanya keluar!"

Ayana tersentak saat mendengar suara perempuan yang begitu tegas.

"Lo siapa?" Tanya Ayana sekali lagi.

"Nggak penting buat lo," jawab perempuan tersebut.
-
-
-
-
-
Kenan terus melajukan motornya dengan kecepatan yang begitu tinggi, hingga ia tidak sadar jika di depannya ada truk, Kenan mencoba menghindari truk tersebut, namun naas nya truk tersebut lebih cepat menabrak motor Kenan, tubuh Kenan terpental sepuluh meter dan wajah nya terbentur aspal kemudian kepalanya mengenai batu yang ada di pinggir jalan, sedangkan motornya hancur terlindas truk.

Kenan sempat membuka matanya sebentar, tubuhnya terasa kaku dan perih. "Bahagia selalu Ayana," lirihnya, setelah itu matanya terpejam.

Orang-orang di sekitar mulai membantu Kenan, dan menelpon ambulance.
-
-
-
-
-
"Hiks lepasin gue hiks," Ayana terus saja menangis, ia menahan rasa sakitnya saat tongkat baseball berbahan logam terus menghantam tubuhnya, tanpa ampun.

Penutup matanya sudah dibuka, dan Ayana bisa melihat seorang perempuan yang tidak ia kenal terus memukulnya dengan tongkat basebal tersebut.

"Tolong berhenti, kenapa lo sakitin gue? Gue salah apa sama lo?" lirih Ayana dengan suara bergetar.

Bugh
Bugh

"Gue tuh benci sama lo, lo udah ngerebut Kenan dari gue,"

Bugh

Ayana menggelengkan kepalanya. "Gue nggak ada hubungan apapun sama Kenan," ujarnya.

Srettt

Windi menggores lengan Ayana dengan pisau. Ayana merintih kesakitan.

Srett

Kali ini Windi menggores kaki Ayana dengan pisau tersebut.

Bugh

Dengan tega nya Windi memukul kepala Ayana dengan tongkat baseball, karena pukulannya yang begitu keras, membuat Ayana tidak sadarkan diri.

Windi tertawa, setelah itu ia pergi meninggalkan Ayana yang sedang pingsan.

Hay Hay Hay semoga like yaa sama cerita yang aku buat, dan semuanya murni hasil pemikiran saya sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun 🤗

Setetes Kebahagiaan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang