Ayana terkejut, saat mendapati Andito yang sudah berdiri di rumahnya.
"Gue anter lo sekolah ya Ay?" Tawar Andito. "Ngomong-ngomong bagaimana keadaan lo?" Tanyanya.
"Bohong nggak sih kak kalau gue jawab gue baik-baik aja setelah lo memutuskan untuk pergi dari hidup gue?" Gumam Ayana, namun Andito masih mendengar jelas gumaman tersebut.
"Sorry Ay," Andito menundukkan kepalanya.
"Gimana keadaan kak Rini?" Tanya Ayana.
Andito membelalakkan matanya, bagaimana bisa Ayana kenal dengan Rini pikirnya.
"Lo tau darimana tentang Rini?" Tanya Andito.
Ayana tersenyum kecut. "Dia sepupuh sahabat gue," jawab Ayana.
"Lo benci sama gue?" Tanya Andito.
"Seharusnya lo nggak usah pergi kak, lo nggak tau kan gimana hari-hari gue tanpa lo?"
"Ay gue cuman nggak mau lo berharap lebih ke gue,"
"Apa sih ka? Gue tau perhatian lo dulu ke gue itu cuman sebatas kasihan doang, simpati kan lo sama gue? Karena keluarga gue yang tidak menginginkan kehadiran gue? Tapi lo tuh jahat kak, setelah lo buat diri lo itu seperti penerang buat hidup gue yang gelap ini, tapi dengan seenaknya lo pergi gitu aja dengan hanya meninggalkan kegelapan, dan sekarang lo kembali, sebenarnya mau lo itu apa kak?"
"Ay sorry," lirih Andito.
"Sudah cukup kak, kalau lo kesini cuman mau mengasihani gue doang, gue rasa nggak perlu, gue paling benci ada orang yang kasihan sama gue," setelah berujar seperti itu Ayana memutuskan untuk meninggalkan Andito. Andito menatap sendu kepergian Ayana.
"Brengsek!"
Bugh
Baik Ayana maupun Andito mereka tidak mengetahui jika ada seseorang yang mendengar perdebatan mereka.
Kenan dia terus memukul wajah Andito.
"Goblok!" Bentak Kenan.
"Lo siapa anjirt?" Tanya Andito setelah Kenan selesai memukulinya.
"Lo nggak perlu tau siapa gue, yang jelas gue orang pertama yang bakalan habisin seseorang yang dengan beraninya menyakiti hati Ayana,"
Andito tersenyum remeh. "Lo nggak tau apapun tentang Ayana,"
Kenan menatap Andito dengan tatapan yang berapi-api. "Kalau lo tau semua tentang Ayana, lalu kenapa lo sakitin dia bego?!"
Andito menundukkan kepalanya, sepertinya cowok di depannya ini memang benar-benar mengetahui bagaimana kehidupan Ayana saat berada di dalam lingkungan keluarganya.
"Nggak usah hadir kalau cuman memberi luka, Ayana sudah cukup banyak luka, lo nggak usah nambahin," setelah itu Kenan pergi untuk menyusul Ayana.
-
-
-
-
-
BrummKenan memainkan gas motornya saat sudah berada di samping Ayana sedang berjalan kaki.
"Ojek neng?" Tanyanya dengan kekehan.
Ayana yang sudah hafal betul dengan suara tersebut, ia menatap malas Kenan yang sedang tersenyum di balik helm full face nya.
"Ngapain sih lo?" Tanya Ayana dengan malasnya.
"Mau jemput lo sekolah lah, massa iya gue mau ngajak lo mulung nyari sampah, tapi nggak papa sih buat tambahan beli cilok mang Simin," jawab Kenan dengan tidak berdosa nya.
Ayana terkekeh mendengar jawaban Kenan, Kenan juga tersenyum karena setidaknya dia berhasil ngehibur Ayana.
"Ayok cepat naik," ujar Kenan. "Nih pake dulu helm nya," setelah itu Kenan melajukan motornya sesaat Ayana sudah menaiki motornya.
-
-
-
-
-
"Nih banyakin minum air lemon, tadi suara lo kurang stabil," Kenan memberikan air lemon tersebut ke Ayana. Dan Ayana pun menerimanya.Mereka berempat baru saja menyelesaikan latihannya.
"Walaupun suara lo kurang stabil, tapi file nya tetap dapet njirt," ujar Nino.
Reza mengangguk setuju dengan ucapan Kenan. "Kurang dikit sih,"
"Owh iyah kemarin lo sakit apa?" Tanya Nino.
"Iya gue hampir lupa kalau kemarin lo pingsan, kenapa Ay?" anya Sesil.
"Ayana sak__"
"Kecapean doang," Ayana buru-buru memotong perkataan Kenan. Kenan menghembuskan nafasnya pasrah, sebenarnya dirinya akan berkata jujur, namun ia melupakan janjinya ke Ayana.
"Sampai pingsan gitu?" tanya Reza yang mungkin tidak puas dengan jawaban Ayana.
Ayana nyengir kuda. "Hehe iyah," ujarnya.
Hay Hay Hay semoga like yaa sama cerita yang aku buat, dan semuanya murni hasil pemikiran saya sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Kebahagiaan (End)
Teen FictionTentang Ayana ayundia Prita, gadis cantik yang selalu diabaikan oleh mamahnya, selalu di bandingkan dengan kembarannya. Banyak umpatan dan kekerasan fisik yang ia dapatkan, siapa sangka ditengah penderitaan yang dirinya dapatkan, semuanya sedikit te...