007

60 15 0
                                    

Ayana menghentakkan kakinya saat akan keluar dari sekolahnya. "Kayaknya gue udah bukan prioritas buat kak Andito lagi deh," ujarnya dengan nada kesal.

"Ayana!"

Ayana menghentikan langkahnya dan menatap bertanya ke Sesil. "Apa Sesil?" Tanyanya.

"Kak Andito nggak jemput lo ya?"

"Iya, katanya ada urusan penting,"

Sesil menganggukkan kepalanya. "Kata sepupuh gue, sekarang dia lagi di mall loh sama kak Andito," ujar Sesil.

"Owh yaudah biarin aja," jawab Ayana.

"Cius nih lo nggak cemburu?"

"Nggak lah,"

Ayana terlonjak kaget saat tangan seseorang yang langsung merangkul pundak nya. "Lo pulang bareng gue," ujar orang tersebut.

"Lo suka sama Ayana ya?" Selain tidak tau malu, keburukan Sesil ialah ceplas-ceplos terhadap seseorang.

Kenan mengedikkan bahu nya tidak peduli. "Bukan urusan lo dih," setelah itu ia menarik tangan Ayana dan meninggalkan Sesil. Ayana sendiri pun menurut.

"Dih kenapa gue ditinggalin sih," kesal Sesil, melihat Ayana dan Kenan yang sudah pergi menjauh.
-
-
-
-
-
Setelah selesai mengantar Ayana pulang, Kenan bukannya langsung pulang, ia malah ikut turun bersama Ayana.

"Ngapain masih disini?" Tanya Ayana.

"Lo masih marah soal yang tadi?"

"Iyalah ngapain juga lo tadi main rangkul gue gitu aja!"

"Gue suka sama lo,"

"Dasar gila," Ayana memukul pelan tangan Kenan.

"Gue masih waras loh Ay," Kenan menatap datar Ayana.

"Gue nggak peduli," setelah itu Ayana memilih meninggalkan Kenan dengan masuk kedalam rumahnya.

Kenan tersenyum simpul, setelah itu ia memilih meninggalkan rumah Ayana.
-
-
-
-
-
"Nggak tau ini ucapan terimakasih yang ke berapa, intinya terimakasih yah untuk semuanya," ujar Rini.

Saat ini Andito dan Rini sedang berada di kafe es krim, setelah selesai menemani Rini berbelanja, Andito mengajak Rini untuk makan es krim.

"Iya sama-sama, lo inget nggak si kalo kafe ini tuh kafe yang dulu sering kita kunjungi saat sepulang sekolah?" Tanya Andito.

"Inget banget lah, ini kafe juga kan rekomendasi dari gue,"

"Hahaha gue hampir lupain hal itu,"

"Gue takut dit, gue belum siap jika gue harus tidur untuk selamanya," lirih Rini.

Andito menggenggam tangan Rini. "Lo percaya kan adanya mukjizat dari Tuhan?" Rini menganggukkan kepalanya. "Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, kalo tuhan sudah berkehendak, semuanya akan kembali membaik," lanjut Andito.

Rini meneteskan air matanya, Andito yang melihat itu ia pun segera menghapus air mata Rini menggunakan tangannya. "Gue akan selalu ada buat lo, semangat yah.."
-
-
-
-
-
"Apa ini Ayana?!" Prita langsung merobek kertas ulangan milik Ayana, yang terpampang angka 55.

"Maaf mah, ulangan matematika tadi Ayana hanya bisa mendapatkan nilai segitu," lirih Ayana.

Brukk

Kepala Ayana terbentur meja saat Prita sengaja mendorongnya. "Kamu tuh bodoh! Nggak guna!"

Plak

Prita menampar pipi Ayana. Kayla hanya menyaksikan itu semua dari lantai dua rumahnya, ia hanya berdiri mematung saat melihat saudari kembarnya disiksa seperti itu oleh ibunya, sebenarnya ingin sekali Kayla menolong kembarannya itu, tapi dirinya terlalu takut jika harus dibenci oleh mamahnya, karena membela Ayana. "Maaf Ay, gue nggak berguna," lirihnya.

"Udah mah sakit," rintih Ayana saat Prita menjambak rambut panjangnya.

"Ini tuh pelajaran buat kamu, bisa-bisanya kamu hampir tiap hari membuat keluarga malu dengan hasil nilai ulangan kamu yang dibawa rata-rata!"

Prita menarik tangan Ayana menuju kamar mandi, setelah itu ia menyalakan shower dan air shower tersebut berhasil membasahi seluruh tubuh Ayana.

"Ini hukuman buat kamu!" setelah itu Prita keluar dari kamar mandi dan mengunci Ayana dari luar.

Ayana langsung mematikan shower tersebut, ia duduk sambil memeluk kedua lututnya. "Kapan semuanya akan berakhir tuhan?" lirihnya.
-
-
-
-
-
Prita memasuki kamarnya, ia mengambil figura yang disitu terdapat gambar seorang pria sebayanya. "Maaf mas aku nggak bisa untuk menyayangi anak itu, aku nggak bisa untuk tidak membenci anak itu, aku gagal tepatin janji aku untukmu." ujarnya.

Hay Hay Hay semoga like yaa sama cerita yang aku buat, dan semuanya murni hasil pemikiran saya sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun 🤗

Setetes Kebahagiaan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang