002

85 20 3
                                    

"sorry banget ya Ay ini gue nggak bisa anter lo pulang, soalnya gue harus lembur, lo nggak papa kan naik taksi sendiri?" Tanya Andito.

Ayana menganggukkan kepalanya, ia pun memakai tas gendong nya. "Besok siang lo ambil deh motor gue di bengkel,"

Andito menunjukkan taksi online yang sudah ada di parkiran kafe. "Iya siap tuan putri, nah tuh taksi online nya, udah datang,"

Andito mengantar Ayana menuju taksi tersebut.

"Gue duluan ya kak, lo langsung pulang kalau kerjaan udah selesai," Ayana pun duduk di kursi belakang.

"Iya siap, pak anterin teman saya sampai tujuan ya," Andito memberikan lembaran uang berwarna merah ke supir tersebut.

"Siap mas," ujar supir tersebut.
-
-
-
-
-
Ayana memasuki rumahnya, namun yang dilihat hanyalah keadaan rumah yang begitu sepi. "Pasti lagi keluar sama Kayla, kapan ya gue juga diajak keluar, terakhir kali keluar kan waktu papah masih ada," Ayana langsung menggelengkan kepalanya. "Udah Ayana jangan diingat lagi," setelah itu ia menuju kamarnya yang ada di lantai dua.
-
-
-
-
-
"Jadi bulan depan kamu ikut lomba olimpiade internasional sayang?" Tanya Prita nampak sangat antusias.

Kayla menganggukkan kepalanya. "Iya mah, dan siapapun yang juara satu, dia berhak dapetin beasiswa kuliah di new Zealand, doain Kayla ya mah supaya Kayla menang,"

"Pasti sayang," Prita mengelus rambut Kayla, setelah itu ia menatap Ayana dengan tatapan remeh.

"Apakah kamu bisa seperti Kayla? Anak bodoh?" Tanyanya sinis.

Bagi Ayana, ucapan sarkas mamahnya udah menjadi makanan dia tiap hari, ah lebih tepatnya tiap detik, mungkin. "Aku emang bodoh dalam hal akademik,"

"Nah tuh tau," cibir Prita.

"Sudah mah," Kayla mencoba melerai Prita.

"Tapi bisa nggak mamah nggak usah bandingkan aku dengan Kayla, kita tuh berbeda mah, aku dan Kayla punya kelebihan dan kekurangan masing-masing," lirih Ayana.

Plak

Prita menampar pipi Ayana. Ayana mengelus pipinya yang terasa perih akibat tamparan dari mamahnya.

"Mah," Kayla mengelus pundak Prita.

"Tapi nyatanya yang ada di diri kamu tuh kekurangan semua!" bentak Prita.

Kayla memegang tangan Prita. "Ayok mah anterin Kayla ke sekolah, udah siang mah takut telat,"

Prita menganggukkan kepalanya. Setelah itu ia menatap tajam Ayana. "Sebelum berangkat sekolah, beresin mejanya, pastikan tidak ada piring kotor!" Ujarnya setelah itu pergi keluar dari rumahnya.

"Ay?" Kayla menatap Ayana dengan tatapan khawatir.

"Gue nggak papa Kayla, sana lo pergi," Kayla pun pergi menyusul Prita.

Setelah selesai membersihkan meja makan, Ayana pun keluar dari rumahnya, ia tersenyum saat melihat Andito yang sudah duduk di motor besarnya.

"Gue nggak telat kan?" Tanya Andito sembari memberikan helm ke Ayana.

"Nggak kak," Ayana memakai helm tersebut.
-
-
-
-
-
Sesampainya di sekolah Ayana langsung turun dari motor Andito.

Pandangan Ayana langsung teralihkan saat melihat ketiga siswa yang baru saja turun dari motor besarnya.

Andito memperhatikan Ayana. "Gue tebak diantara ketiga cowok itu, ada satu yang lo suka?"

Ayana menggelengkan kepalanya. "Dih apaan sih kak, sotoy tau nggak," Bukannya suka terhadap mereka, namun tatapan yang Ayana berikan untuk mereka ialah merupakan tatapan kagum, mereka adalah band goldenboys.

"Hahaha, udah sana masuk kelas, bentar lagi bel bunyi,"

Ayana menganggukkan kepalanya. "Jangan lupa nanti siang anterin gue ngambil motor gue kak," ujar Ayana.

"Siap!" setelah itu Andito melajukan motornya.

"Lo Ayana kan?" Tanya seseorang yang tadi Ayana tatap

Ayana menganggukkan kepalanya.

"Gue Kenan vokalis golden boys," ujar Kenan.

"Ada perlu apa yah?" tanya Ayana sedikit ragu, pasalnya baru pertama kali dirinya mengobrol langsung dengan Kenan.

"Gue denger suara lo bagus, lo mau nggak jadi temen duet gue buat acara perpisahan nanti?" tanya Kenan.

Ayana agak sedikit ragu. "Tapi suara gue nggak bagus-bagus banget deh,"

Kenan menganggukkan kepalanya. "Yaudah nanti jam istirahat gue tunggu ya di ruang musik, biar gue, Nino, sama Reza yang nilai suara lo, mau kan?"

"Ok nanti gue kesana,"

Setelah mendengar jawaban Ayana, Kenan pun langsung memasuki sekolah.

"Tadi mimpi bukan sih gue diajak gabung ke band terkenal itu?" Gumam Ayana seraya menepuk pipinya.

Hay Hay Hay semoga like yaa sama cerita yang aku buat, dan semuanya murni hasil pemikiran saya sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun 🤗

Setetes Kebahagiaan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang