016

26 11 0
                                    

"Dimakan yang banyak ya sayang jeruknya, ini baik buat kesehatan kamu,"

"Makasih tan," ujar Ayana.

Dia adalah Sherin ibu Kenan dan juga merupakan sahabat Prita. Dia tau bagaimana kehidupan yang dijalani anak dari sahabatnya itu, sangat disayangkan jika Prita mengabaikan gadis sebaik dan seceria Ayana, pikir Sherin.

"Mamah kesini naik apa? Katanya mobil mamah lagi diservis?" Tanya Kenan. Dia sangat tau kalau mamahnya itu sangat peduli dengan Ayana, dan karena mamahnya juga Kenan disuruh untuk menjaga Ayana, namun seiring berjalannya waktu dirinya terjebak oleh perasaannya sendiri, ya lebih tepatnya Kenan mencintai Ayana.

"Tadi mamah pesan taksi online," jawab Sherin yang masih sibuk mengupas jeruk untuk ia berikan ke Ayana.

Sherin menatap mata Ayana yang begitu teduh. "Jangan merasa sendirian ya, masih ada Tante yang akan selalu menjaga kamu,"

"Ada gue juga," serobot Kenan.

Sherin menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putra semata wayangnya itu.

Ayana tersenyum manis. "Makasih Tante, ternyata di dunia ini masih banyak orang-orang baik seperti kalian,"

Sherin menyetujui ucapan Ayana. "Cepat sembuh ya, biar kamu bisa ketemu lebih banyak lagi orang baik," Ayana menganggukkan kepalanya.

Keesokan harinya, Kenan semalam tidak pulang hanya untuk menjaga Ayana, tadi pagi-pagi sekali ia pulang untuk mandi dan mengganti bajunya dengan baju biasa, saat ini ia sedang berada di ruangan dokter untuk mengambil hasil pemeriksaan Ayana kemarin.
-
-
-
-
-
Entah angin apa yang membawanya ke rumah Ayana. Yang pasti Andito hanya mengikuti kata hatinya, semalam dirinya terus terbayang wajah Ayana.

"Ayana!"

Andito terus memencet bel yang ada di rumah Ayana.

"Ayana!"

"Lo di dalem kan?"

Pintu rumah terbuka, Andito mengembangkan senyuman, namun senyumnya luntur begitu saja saat melihat siapa yang membuka pintu rumah tersebut.

"Kemana Ayana?" Tanya Andito dingin.

"Pergi ke neraka kayaknya," jawab Prita.

"Saya serius Tan," ujar Andito.

"Saya tidak tahu dimana anak itu pergi,"

"Tan jangan coba-coba bohongin saya,"

"Lagipula tidak ada untungnya saya menyembunyikan anak sialan itu,"

Andito berdecak kesal, karena tidak ingin memperpanjang masalah, akhirnya ia memilih untuk pergi dari rumah tersebut.
-
-
-
-
-
Kenan keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan gelisah, dirinya memegang kuat-kuat kertas yang diberikan dokter tadi.

"Ini nggak mungkin kan?" lirihnya, ia masih mengingat betul penjelasan dokter tentang penyakit yang dialami Ayana.

"Gimana gue beritahu semuanya," ujarnya prustasi.

Pelan-pelan Kenan membuka pintu ruang rawat Ayana.

"Lo bolos ya?" Tanya Ayana, namun Kenan sama sekali tidak bergeming.

"Hey lo kenapa?" Tanya Ayana sekali lagi.

Kenan berjalan mendekati Ayana. "Ay?" Panggilnya pelan.

Ayana menatap bertanya ke Kenan.

Dengan perasaan yang campur aduk dan dengan berat hati, Kenan memberikan amplop coklat tersebut ke Ayana, Ayana langsung membacanya, dia diam tak berekspresi. Setelah itu ia menatap Kenan sambil tersenyum tipis. "Gue nggak papa,"

"Kenapa lo se santai itu Ay?! Lo tau kan penyakit lo itu lemah jantung itu bahaya Ay!" ujar Kenan menggebu-gebu

Ayana berdecak sebal. "Terus gue harus gimana? Gue nggak bisa nyalahin takdir, gue harus gimana? Menangis pun tidak akan ada gunanya," lirih Ayana, tidak terasa air matanya keluar begitu saja.

Kenan menghembuskan nafasnya berat, ia memeluk Ayana. "Sorry Ay, gue terlalu takut untuk kehilangan lo," ujarnya, Ayana terdiam kaku dan tidak membalas pelukan Kenan, sebenarnya dirinya juga khawatir dengan penyakitnya, namun ia lebih memilih diam karena tidak ingin membuat Kenan semakin khawatir.

"Apapun alasannya gue mohon lo sembunyiin penyakit gue dari siapapun itu," Kenan terkejut dan melepaskan pelukannya.

"Tapi Ay__"

"Gue mohon Kenan,"

Terasa berat bagi Kenan, namun akhirnya ia memilih mengiyakan permintaan Ayana. "Oke."

Hay Hay Hay semoga like yaa sama cerita yang aku buat, dan semuanya murni hasil pemikiran saya sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun 🤗

Setetes Kebahagiaan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang