Bagian 27
Aku melangkah pelan-pelan saat menaiki anak tangga. Panggung mini yang hanya memiliki empat tangga kayu itu tidak membuatku kesulitan. Beberapa orang mulai melihatku. Namun aku tidak yakin mereka mengenalku karena biasanya usia penggemar dan penikmat series serta film yang kubintangi adalah kisaran remaja dan dewasa muda. Begitu kata jajak pendapat yang kubaca di sebuah web. Aku bukan jenis artis yang akan selalu ada di televisi. Istilahnya semua Film dan iklan yang kubintangi dua tahun terakhir mengikuti jadwal liburku. Kecuali jika beberapa dari mereka rajin menonton Youtube maka sampai hari ini, video aku bersama pemain badminton itu di Maldives masih masuk dalam seratus kategori video yang paling banyak di tonton di yutube. Jadi, kecil kemungkinan mereka mengenalku jika tidak diperkenalkan.
"Selamat malam Bapak dan Ibu. Mohon ijin Ibu, perkenalkan saya Disa, ingin menghibur semua para pimpinan yang hadir malam ini menggantikan Abang saya yang sedang malu-malu naik ke panggung...." Sengaja aku menjeda ucapan dan melirik sekilas ke arah Bang Sultan. Namun sama sekali tidak ada tanggapan. Lalu riuh para ibu-ibu Kartika Candra Kirana saling sahut menyahut. Salah seorang pimpinan bahkan bersiul. Untung saja aku memakai pakaian yang pantas. Hampir saja aku memakai celana pendek dan jaket saat pergi bersama Hanan. Pakaian yang kukenakan malam ini adalah baju putih lengan pendek, disertai syal biru dengan celana jeanz berwarna biru gelap.
"Boleh pinjam gitarnya Mas?,"pamitku sengaja mengeraskan suaraku agar terdengar semua orang.
"Dulu saat aku kecil, Ayahku sering mengajariku main gitar. Pelajaran Gitar pertamaku kudapat dari seorang istri tentara yang tinggal di samping rumahku. Ayahku adalah seorang tentara di kota ini."
Keriuhan kembali terjadi, kali ini disertai dengan tepuk tangan. Aku mulai memetik gitar lalu menyetelnya. "Bapak ibu, saya ingin menyanyikan sebuah lagu yang pada jaman saya kecil dulu, lagu barat inilah yang paling pertama saya hapal. Tapi, karena sekarang udah berbeda, maka saat saya menyanyikan satu bait, saya akan langsung mengartikannya ya. jadi mirip-mirip nyanyi sambil baca puisi lah, ya... mau nggak bapak ibuu??"
"MAAAAuUUUUUUU......"
Aku mulai memetik sebuah intro kemudian mulai menyanyikan sebuah lirik lagu.
....It's amazing how you can speak right to my heart
"Sungguh menakjubkan bagaimana kamu bisa berbicara tepat mengena di hatiku..."
Without saying a word, you can light up the dark
"Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, kamu bisa menerangi kegelapan"
Try as I may I can never explain
"Mencoba semampuku, aku tidak akan pernah bisa menjelaskan nya"
What I hear when you don't say a thing
"Apa yang aku dengar ketika kamu tidak mengatakan apa-apa"
The smile on your face lets me know that you need me
"Senyum di wajahmu membuatku tahu bahwa kamu membutuhkanku"
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
"Ada kebenaran di matamu yang mengatakan bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkanku"
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
"Sentuhan tanganmu mengatakan kau akan menangkapku dimanapun aku jatuh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Beda Usia
RomanceWarning! Bacaan untuk dewasa 18+ Bagaimana jika pria dingin berhati batu kelak akan jatuh cinta pada gadis kecil yang dia selamatkan dan ditampung sementara tinggal di rumahnya? Sultan Panembahan seorang perwira tinggi militer membawa pulang seorang...