Bab 31

3.5K 300 11
                                    

Bagian 31

Aku menerima pesan beruntun dari Hanan tentang kejadian singkat di rumah Disa. Aku membaca satu persatu dan bisa menebak kejadian yang dihadapi Disa dan Arma. Namun tidak ada yang harus aku khawatirkan. Secara logika Arma bertindak wanita yang merasa diberi harapan sedangkan untuk meyakinkannya memang harus melihatnya membuatku menikah. Sebenarnya ada untungnya bagiku menerima pernikahan ini. satu sisi aku bisa mengamankan masa depan kedua adikku, di sisi lain aku bisa menghindari Arma. Di banding kedua adikku hanya aku yang tidak terpengaruh oleh Disa.

Saat Arma datang dengan wajah penuh amarah, kubiarkan dia mengomel hingga lelah kemudian baru aku menjawab seluruh keluh kesahnya.

“Arma lain kali jika Sastri memintamu melakukan sesuatu kamu harus berpikir seribu kali. Kedua, Disa itu adalah public figure, dia bisa menuntutmu dengan banyak pasal mulai dari tindakan tidak menyenangkan hingga kekerasan. Kamu tadi menamparnya.”tuturku santai dari sebrang kursi tempat dia duduk.

“Tapi kak, Disa itu benar-benar menjengkelkan. Dia sok pintar dan sok tidak bersalah, cantik juga nggak, heran ya apa yang dilihat semua orang itu dari dia? Iya sih kulit sama body dia bagus, tapi cantiknya biasa aja, tidak ada yan spesial,”rutuknya masih dengan sorot mata penuh emosi

“Intinya ini yang terakhir kali kamu bertindak seperti ini Arma. Dan sekali lagi saya memohon maaf kalau sampai bikin kamu merasa yang tidak seharusnya. Kamu juga harus tahu kalau saya sebenarnya sudah memilih Istri. Ini yang harus kamu terima.”

Saat aku mengatakan jika telah memilih istri, wajah Arma makin membuatku merasa tidak enak. Dia berdiri dan mondar mandir di depanku sambil menggigit ibu jarinya.

“Tidak kak. Itu tidak mungkin, arisan keluarga dua bulan lalu para bude semua berkumpul di rumah, dan gak ada informasi jika Ibu sudah memilihkan jodoh buat kak Sultan,”selanya.

“Bukan ibu yang memilih, Arma. Kali ini aku memilih pendampingku sendiri tanpa intervensi. Baru saja, kejutannya akan kamu lihat di acara pernikahan Sidni nanti, karena sebelum Sidni…. Aku yang akan menikah di depan penghulu terlebih dahulu.”

“Boohhoongg. Kak Sultan Bohong! Arma tidak percaya kabar seperti ini tidak sampai di telinga Ibu atau Irma. Apakah Kak Sultan sebegitu bencinya sama aku?”

“Arma, aku paling tidak suka menghadapi persoalan remeh semacam ini. Pekerjaanku sangatlah banyak dan kamu masih juga mengira aku begitu banyak waktu untuk mengerjaimu? Oh, Arma..Please!”

“Baik. Arma kembali ke hotel dulu. Besok Arma tetap akan datang menyiapkan makanan buat Kak Sultan,”ucapnya kemudian dengan kekesalan yang tak bisa disembunyikan.

Hanan juga Qodril langsung menghadap padaku setelah rapat terbatas di rumahku persiapan penanggulangan bencana. Rapat terbatas itu selesai pukul sebelas malam saat Hanan beserta Qodril menemaniku masuk ke ruang kerja.

“Gawat ya Boss, susah banget jadi pria potensial. Banyak yang rebutin. Kita sebut aja ya, mulai dari Bu haji hatijah, perawat di kesdam, guru TK  Bayangkari, lah tadi Dosen kampus top yang datang,”Qodril mulai bicara tanpa kupersilahkan. Mimik wajahnya sangat menjengkelkan. Entah kenapa aku bisa tahan dengan mereka.

Jodoh Beda UsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang