(mature content)
*
Aroma manis yang lembut menyeruak, merangsek pada indra penciumannya, ketika Kafka memasuki apartemen. Senyumnya otomatis mengembang. Belum melihat saja, ia sudah tahu apa yang akan menyambutnya. Melepas jas dan melemparkannya pada kursi di depan komputer, Kafka lantas memasuki ruang makan untuk menemukan pemandangan yang paling ditunggunya hari ini.
"I'm home."
Tunangannya menoleh, lalu tersenyum manis. Kafka yakin ia tidak butuh makanan manis apa pun apabila disuguhi senyum itu sepanjang malam.
"Welcome home, Ganteng." Hanya sesaat sebelum Ata mengembalikan atensi pada teflon di atas kompor. "Aku nggak masak hari ini karena kamu bilang bakal makan malam sama Kak Satrio."
"Aku memang makan sama Kak Satrio, tapi nggak banyak."
Malam ini, Kafka mengabaikan dua dering telepon dan meninggalkan ruangannya pukul setengah tujuh malam untuk menemui Satrio di tempat yang dijanjikan laki-laki itu. Permintaan itu sangat mendadak. Kafka hampir menolak apabila tak diingatkan oleh diri sendiri bahwa Satrio tak pernah melakukan hal itu padanya. Kakak iparnya itu hampir selalu mengabulkan apa pun yang diminta Kafka. Mulai dari permintaan yang tidak masuk akal, sampai yang paling tidak masuk akal. Mengingat betapa dirinya punya daftar panjang utang budi pada laki-laki itu, ia memutuskan untuk bersikap tahu diri.
Pagi-pagi sekali, Satrio menelepon untuk meminta waktunya di jam makan malam. Laki-laki itu membutuhkan beberapa pendapat profesionalnya untuk sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan. Kafka mengiakan, meski diam-diam berharap mereka bisa menyesaikan pembicaraan apa pun sebelum pukul delapan malam.
Kafka ingin dibuatkan makanan-makanan manis oleh Ata. Pagi tadi, ia memberikan kupon dessert of your choice padanya. Karena tidak memiliki kepastian kapan tepatnya akan kembali ke apartemen, Kafka tidak menulis request yang rumit.
Anything, as long as it's sweet and fluffy like you.
Begitu saja. Ia tidak mau meminta sesuatu yang merepotkan, kemudian pulang terlambat. Karena hal terakhir yang diinginkannya adalah mengecewakan Ata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiance #2 (on hold)
FanfictionSetelah enam tahun berpacaran, hingga berganti status menjadi tunangan Kafka, Ata masih merasa hidup di negeri dongeng yang tak punya jalan keluar. Setelah enam tahun berpacaran, hingga berganti status menjadi tunangan Ata, Kafka masih merasa bermim...