*
"Apa kita bakal main sambil ditemani banyak orang?"
Ata berbisik gugup padanya. Menyadari itu, Kafka merangkul bahu Ata dan mengusap-usapnya lembut. Banyak orang yang dimaksud Ata hanyalah dua caddy dan satu pengendara golf cart yang akan memandu mereka hari ini.
"Nggak, Sayang. Kita cuma ditemani dua caddy sama satu sopir cart-nya."
"Kamu nggak nyetir sendiri?" Ata berbisik lagi.
Kafka mengecup pelipis Ata singkat. "Nyetir sendiri, kok."
Setengah jam yang lalu, mereka tiba di Bintan dan dijemput oleh pihak pengelola lapangan golf terbesar di pulau ini. Kafka dan Ata mendapat sambutan yang menurutnya berlebihan. Bukan hanya pelayan-pelayan yang menyambutnya, melainkan juga kepala pengelola lapangan. Ramah-tamah itu nyaris menjengkelkan, mengingat ia ditolak berkali-kali sewaktu mereservasi tempat ini dua hari lalu. Selain karena papanya yang melakukan reservasi, Kafka menduga perlakuan itu disebabkan karena pihak pengelola lapangan sadar telah melemparkan penolakan berkali-kali padanya.
Layanan brunch telah disiapkan setibanya mereka di salah satu gedung restoran yang langsung menghadap Ocean Round, lapangan terbesar dengan delapan belas hole yang disukai pegolf profesional. Kafka tidak berharap bisa memilih lapangan, apalagi dengan reservasi yang menurut pihak mereka sangat mendadak, tetapi papanya mendapatkan Ocean Round alih-alih Forest Round—dengan hole yang lebih sedikit dan area yang lebih sempit.
Selain mendapat layanan brunch yang tidak diminta Kafka pada papanya—karena ia sudah berangkat dengan perut penuh masakan buatan mamanya, ia juga ditawari bermain bersama dua instruktur profesional untuk pengalaman yang lebih menyenangkan. Sepanjang ingatan Kafka, instruktur di tempat ini tidak tersedia apabila tidak dipesan jauh-jauh hari. Tidak ingin membuat Ata makin gugup, Kafka menolak penawaran itu.
Hari ini, Kafka ingin memaksimalkan saat-saat bersama Ata. Ia memang bukan pegolf profesional, tetapi ia yakin cukup bisa memandu Ata melakukan beberapa pukulan dengan teknik-teknik yang sudah lama sekali dipelajarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiance #2 (on hold)
FanfictionSetelah enam tahun berpacaran, hingga berganti status menjadi tunangan Kafka, Ata masih merasa hidup di negeri dongeng yang tak punya jalan keluar. Setelah enam tahun berpacaran, hingga berganti status menjadi tunangan Ata, Kafka masih merasa bermim...