≿━━━━༺❀༻━━━━≾
Rapat besar yang dilaksanakan secara rutin agar tercapainya tujuan dengan cepat, entah bagaimana ditunda selama satu hari penuh.
Banyak pertanyaan dari peserta yang mengikuti rapat. Alasan yang diutarakan oleh utusan Kaisar dan Putra Mahkota adalah membiarkan para peserta untuk sejenak beristirahat.
Namun, alasan sebenarnya adalah panggilan Kaisar pada Putra Mahkota terhadap masalah pasangan Luther yang dibesar-besarkan oleh Putra Mahkota.
Kaisar dalam kondisi tidak benar-benar sehat akibat kelelahan. Ia hanya berada di kamarnya dan berbaring. Di sanalah, ia menerima laporan utusan atau mendatangkan tamu-tamu terpilih.
"Aku tahu kau pintar," kata Kaisar. Meski dalam keadaan lemah, wibawanya yang tegas serta tatapan juga suaranya tajam. "Banyak orang di istana saat ini karena rapat besar."
Javiero berdiri tegak. Matanya membalas tatapan Kaisar dengan penuh keberanian dan keyakinan. Tanpa menunjukan celah apapun seakan dia siap dengan segala hal yang akan dikatakan Kaisar.
"Seperti yang saya katakan sebelumnya. Kondisi Duke Luther memprihatinkan, saya mencoba untuk melakukan pencegahan dengan mempersilahkan Duchess Luther tinggal di Istana."
Kaisar mendengus. Ia menoleh pada ajudan serta pelayannya. "Kalian dengar anak ini bicara apa? Aku hanya mendengar suara anjing."
"Yang Mulia," tegur Javiero.
"Pulangkan Duchess Luther."
"Saya akan mengangkat kasus kekerasan dalam rumah tangga."
"Jangan membuat malu nama Ruunich, Putra Mahkota."
Javiero merapatkan bibir. Alisnya tertaut tajam kepada Kaisar.
"Urusanmu adalah urusan negara, bukan keluarga orang lain. Jangan sampai tindakan kurang kerjaanmu ini justru membuat orang-orang berpikir betapa gampangnya calon Kaisar di masa mendatang," tutur tegas Kaisar, "terlebih, menunda rapat karena masalah ini. Kau benar-benar kurang belajar."
"Baginda! Ini adalah tindakan kekerasan!"
"Kau bahkan tidak memiliki bukti selain omongan dari bocah!" Kaisar menarik napasnya. Matanya benar-benar membara. "Sudah kau tanya Duchess Luther apa yang terjadi?!"
Javiero menggeleng kaku.
"Sudah kau tanya pula pada Duke?!"
Javiero menggeleng lagi.
"Jadi itu hanya asumsi! Sudahlah, cepat pulangkan Duchess. Jangan ikut campur urusan orang!"
Javiero tak berkutik. Meski ia menatap tajam seakan penuh dengan elakan kuat. Namun, ia juga tak punya bukti kuat untuk mengangkat kasus.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romantik"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...