Bab 34 • On The Top of World

1.9K 376 51
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





≿━━━━༺❀༻━━━━≾





"... bagaimana ... selendang ... bulu tebal?"

"... bulu tebal?"

"... mendengarnya di kota ... bangsawan menggunakannya ... cukup mahal ...."

"... Rita ... mengganti kasur Nyonya."

"... saya ... sampelnya juga?"

"Kalau begitu ... sampel ...."

"... baik, saya ...  bagaimana ...."

"Henry ... membantu ... dia ...."

Isalynne merasakan suara samar yang menusuk pada indera pendengarannya. Perlahan ia membuka kedua matanya yang menampilkan langit-langit kanopi ranjangnya.

Sementara itu, tempat tidurnya dikelilingi oleh tirai dari kanopi yang menjuntai hingga pandangan Isalynne tidak dapat menembus pada sumber suara tersebut. Di mana Isalynne mengenali suara Tilla dan Rita yang tak jauh dari posisi ranjangnya.

Meski tirai tampak menyelimuti tiap sudut ranjang Isalynne. Isalynne dapat merasakan terik matahari dari tirai tersebut.

"Sudah berapa lama aku tidur ...." Isalynne bergumam. Ia perlahan mendudukkan diri dan merenggangkan tubuhnya.

Isalynne memandang pada dua bayangan di tirai yang tertutup dengan suara percakapan yang semakin jelas.

"Kita harus mencari sampel gaun yang tepat untuk Nyonya juga."

"Saya akan menghubungi Madam Yolla untuk mencari sampelnya."

Isalynne mengernyit.

"Tilla," panggilnya, "bisa ambilkan air dingin?"

Detik kemudian, suara pecahan terdengar dari posisi Tilla dan Rita, diiringi dengan kedua bayangan yang Isalynne lihat mendekat dan membuka tirai.

"N-nyonya ...!"




༻✧༺




"Bagaimana keadaan Anda?"

Pria paruh baya yang tampak sangat rapuh dengan mata sayu bertanya sembari menyentuh pergelangan tangan Isalynne. Tampak sedang memeriksa nadinya.

Isalynne mengernyit. Tiba-tiba saja sudah ada dokter datang dan memeriksanya. Tak hanya itu, ruangannya mulai dipenuhi bawahannya.

Tilla dan Rita yang memasang taut wajah cemas. Namun Tilla terlihat akan menangis. Mico dan Jake, lalu Henry. Beberapa pelayan berdiri tak jauh dengan membawa keperluan yang Isalynne pikir tak perlu.

"N-nyonya ...." Tilla meringis. Ia mengusap air mata yang akan segera jatuh.

Isalynne memperhatikan dalam kebingungan. Namun ia lebih bingung karena Tilla bukannya terlihat sedih dengan air mata, tetapi sebaliknya. Mungkin terlihat lega dan senang.

The Duchess Wants Have to ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang