Bab 12 • Ambisi

3.1K 413 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


≿━━━━༺❀༻━━━━≾

Kala keduanya berhasil keluar dari ruangan tersebut. Mereka kompak menghela napas, menunjukkan perasaan lega mereka. Mereka berjalan berdampingan dengan tangan Isalynne yang masih menggandeng lengan Theroz.

Theroz memperhatikan Isalynne sesaat. Ia lantas merangkul Isalynne untuk berjalan agar sembari bersandar padanya.

"Aku tidak tahu kalau keponakanku akrab denganmu."

Isalynne mengangguk. "Itu karena Putra Mahkota kerap berkunjung ke Akademi untuk menyambut para siswa. Jadi beliau sering berkunjung dan menitipkan Pangeran pada saya," tutur Isalynne tak acuh. Ia memandang lurus pada para bangsawan yang mengantre menunggu giliran. Sesekali ia menunjukkan senyumnya ketika mendengar sapaan dari bangsawan.

Theroz mengangguk tak acuh. "Kau terlihat lelah. Mau pulang duluan?"

Isalynne menghembuskan napas dengan lelah. "Saya telah bertemu dengan beberapa nyonya yang membuat saya lelah, lalu Marchioness Carstairs." Isalynne mengernyitkan kening dengan tatapan kesal. "Duke, berhati-hatilah jika bertemu dengannya."

Theroz terkekeh. Ia merangkul erat Isalynne. "Aku tidak berurusan dengan para wanita. Tapi, aku turut prihatin, berurusan dengan para wanita lebih melelahkan daripada pria."

"Tapi." Theroz menoleh dan tersenyum miring. "Kau tidak perlu menunduk untuk orang lain."

Isalynne menoleh. Ia memandang sesaat kedua retina yang tampak yakin dengan kesombongan tersebut. Lantas kemudian ia mendecih.

"Jangan sombong. Anda telah vakum dari pergaulan. Mungkin Anda akan mendapatkan banyak ocehan dari para bangsawan."

Theroz tertawa santai. "Terkadang, pedang berbicara dengan ampuh."

"Terserah. Tapi saya harap Anda berhati-hati." Isalynne menatap dengan lekat. Ia benar-benar tulus dengan perhatiannya saat ini.

Theroz yang selama ini berperang dan telah absen dalam pergaulan. Mungkin akan menemukan hal baru. Isalynne berharap Theroz benar-benar waspada. Karena perkumpulan pria bangsawan, lebih mengerikan daripada yang diduga. Mereka berbicara dengan tindakan, berbeda dengan para nyonya bangsawan yang lebih banyak bertarung dengan suara.

Theroz tertawa lagi. Ia mengecup singkat pipi Isalynne seraya mendekapnya erat. "Baiklah, aku akan berhati-hati. Mungkin saat pulang nanti aku akan banyak bertanya."

Isalynne mengangguk dan tersenyum kecil.



༻✦༺

Istana menyediakan tempat yang disebut ruang istirahat di sekitar ballroom pesta. Ada banyak ruang istirahat yang dijaga oleh ksatria-ksatria milik bangsawan. Kadang kala ruang istirahat ini juga digunakan untuk perkumpulan bangsawan yang membutuhkan ruang privasi dengan ketat.

The Duchess Wants Have to ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang