≿━━━━༺❀༻━━━━≾
Palace of Prince Ruunich, 852.
"Pemimpin Timur, Duke Enier telah meninggal. Ini adalah kematian mendadak bahkan sebelum rapat besar dimulai. Bagaimana menurutmu, Kak?"
Theroz menoleh setelah mengalihkan perhatiannya dari buku yang ia baca. Javiero menunjukkan raut seriusnya. Mata yang selalu menampilkan kehangatan itu menajam.
"Daripada itu, benar ini novel yang dibaca Atella? Kenapa dia suka sekali novel romantis yang menjijikkan seperti ini?"
Javiero menghela napas kasar. Ia bersandar penuh pada sofa. Pandangannya menerawang. Ia merasa agak khawatir.
Saat ini, Theroz dan Javiero sedang menikmati waktu di ruang belajar Javiero. Setelah sekian lama disibukkan dengan kegiatan masing-masing, mereka akhirnya bertemu dan bercengkrama santai.
Namun, karena berita tentang Duke Enier yang telah meninggal, Javiero menunjukkan sikap tegangnya.
"Aku sedang membahas masalah Duke Enier, loh~"
Theroz tergelak kecil. Ia menutup buku itu dan melemparnya ke bawah. Mengikuti Javiero, dia bersandar nyaman seraya mengangkat kedua kaki ke meja.
"Kenapa kau terlihat khawatir begitu?"
"Tentu saja aku khawatir! Kau pernah bilang kalau anak pertama keluarga Enier itu gila 'kan? Bagaimana jika dia menunjukkan sikap permusuhan pada keluarga kekaisaran?"
Theroz mengangguk-angguk. Ia berlagak dengan santai juga mengejek kekhawatiran Javiero.
"Katakan saja kalau kau takut Duke Enier yang baru tidak mendukung suksesimu."
"Kak!"
Theroz tergelak. Ia kemudian bangkit dari tempatnya dan berjalan menuju balkon. Sejenak ia memandangi halaman utama Istana. Banyak orang-orang dengan pakaian mewah di sana, banyak kereta dengan lambang tanda penguasa wilayah.
Hari ini adalah masa kedatangan para penguasa wilayah yang akan mengikuti rapat besar. Para penguasa wilayah yang tidak memiliki rumah di ibukota telah dipersilahkan untuk tinggal di istana.
"Enier itu terkenal dengan pihak netral. Dia tidak akan mencampuri urusan tahta, karena mereka mengurusi urusan mereka."
Javiero terdiam beberapa saat. Ia memandang punggung tegap Theroz.
"Kau tidak khawatir? Bagaimana jika ternyata Enier sekarang memilih untuk ikut campur?"
"Kalau begitu, dia bebas menentukan ingin berpihak pada siapa. Pilihannya ada dua, kau dan aku," sahut Theroz.
Meski keduanya sedang berupaya untuk mengasah kemampuan dan membangun pijakan untuk menuju posisi tahta. Namun keduanya masih memiliki hubungan yang baik. Kadang mereka akan saling sarkas terhadap keinginan untuk meraih posisi, tetapi hal tersebut hanya sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romance"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...