≿━━━━༺❀༻━━━━≾
Hembusan dingin angin tidak membuat Isalynne gentar untuk berpindah tempat dari posisinya. Ia terus memandang lurus pada pemandangan di depannya. Dari balkon ruang kerja, ia melihat taman utama mansion juga gerbang besar yang terlihat di sudut pandangan.
Matanya terus menelisik kala melihat para pelayan serta butler dan ksatria berbaris di depan mansion. Mereka tampak menunggu kehadiran dari sang tuan.
"Nyonya, apa Anda benar-benar tidak akan turun?" Tilla bertanya di belakangnya. Wanita dengan rambut sebahu berwarna bak bulu rusa, masih terlihat cemas memandang pada halaman utama.
Para bawahan telah siap dalam barisan menyambut sang tuan. Sudah seharusnya pula Isalynne ikut menyambut. Namun, Isalynne memilih untuk melihat kedatangan Theroz dari balkon.
Gerbang mulai bergerak terbuka. Satu persatu ksatria yang berada di atas kuda masuk hingga kereta-kereta muncul.
Duke Luther di sana, memimpin pasukan masuk. Tubuhnya masih berbalutkan armor dengan wajah tertutup helm armor. Ia tampak gagah bermartabat ketika memacu kuda dengan pelan menuju para bawahan yang berbaris siap menyambutnya.
"Kalian pergilah, sambut tuan kalian," ujar Isalynne.
Tidak hanya Tilla yang berdiri di belakang Isalynne, Mico pun begitu. Keduanya tampak enggan beralih, dan hanya menunggu setia pada pergerakan Isalynne.
"Ny-nyonya ..." lirih Tilla dengan pandangan iba.
Isalynne memicingkan mata ketika rombongan pasukan berhenti. Sang Duke turun dari kuda tepat di depan butler. Detik kemudian, Isalynne dapat melihat wajah dari balik helm armor tersebut.
Surai gelapnya memanjang, kulitnya terlihat kusam. Kerutan terlihat di kening dengan tatapan yang tajam pada butler. Sang Duke masih terlihat tampan, tetapi suasana hatinya sedang terganggu. Karena segera setelah berbincang kecil dengan butler, wajah Theroz berubah.
Entah apa yang dibicarakan Theroz dengan butler, Isalynne tetap diam memandang. Hingga kemudian, Theroz bergerak mendekati kereta kuda. Pria itu membuka pintu kereta tersebut, yang detik kemudian sosok wanita keluar dari sana.
"Mico, apa itu wanitanya?"
Mico mendekat, dan melihat tepat disamping Isalynne. Ia mengangguk kemudian. "Benar, Duchess."
Isalynne mengernyit tajam. "Dia terlihat muda. Apa dia masih dibawah umur?"
"Tidak, Duchess. Wanita itu berumur 22 tahun."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romance"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...