≿━━━━༺❀༻━━━━≾
"Yang Mulia, Putra Mahkota meminta izin untuk masuk."
Ketiganya menoleh. Kaisar tampak diam sesaat sembari memandang pada Isalynne dan Theroz. "Putriku, apa tidak masalah jika putra mahkota datang?"
Isalynne tersentak sesaat dengan pertanyaan tersebut. Ia kemudian terkekeh kecil. "Your Majesty, Anda tidak seharusnya bertanya perihal itu pada saya. Kuasa istana adalah kuasa Anda."
Kaisar mengangguk dengan senyuman. Lantas ia memberikan perintah pada ksatria. Sementara itu, Theroz diam-diam mendengus kecil di tempatnya. Batinnya bergejolak mengenai sikap Kaisar yang benar-benar lemah dan lembut pada Isalynne.
Hanya kepada Isalynne.
Bukankah beliau mengajarkannya untuk tidak menunjukkan sisi lemah seorang pria?
Namun, beliau justru tampak sedang menjilat ludahnya sendiri. Entah pesona apa yang dimiliki Isalynne hingga membuat Kaisar selalu mempertimbangkan Isalynne.
"Itu adalah kenyataan," gumam Theroz kecil dengan pandangan lurus.
Isalynne mendengar bisikan itu. Ia melirik pada Theroz dengan kerutan di keningnya. "Ada apa?"
Theroz menggeleng dengan senyuman sinis. Hal tersebut membuat Isalynne mendecih tak mengerti. Ia membalas Theroz dengan tatapan sinis.
"Salam kepada Yang Mulia Kaisar."
Salam hormat dari Putra Mahkota menginterupsi. Isalynne dan Theroz juga memberikan salam kepada penerus Kekaisaran kelak.
Javiero Ronald Olio Rush.
Javiero, adalah pangeran ke-18. Usianya satu tahun di bawah Theroz. Ia telah mencapai posisinya sebagai Putra Mahkota Kekaisaran.
Javiero memiliki garis pahatan wajah yang indah. Senyumnya memiliki lesung pipit yang menawan nan lembut. Retina kelam menghantarkan kehangatan pada tiap insan yang menatap. Pesonanya tak lagi diragukan. Wibawanya sebagai putra mahkota pun, tak lagi dipungkiri.
Isalynne kagum dengannya. Di tengah lautan ganas penuh pertumpahan darah. Hanya Javiero yang bertahan pada prinsipnya. Ia tak membiarkan dirinya berdarah, juga tak membiarkan darah menetes karena dirinya.
Isalynne rasa sosok seperti Javiero akan mengubah generasi selanjutnya. Javiero akan membuat tali persaudaraan tak menjadi pengikat penderitaan. Ia adalah lambang perdamaian yang telah diakui oleh rakyatnya.
"Bagaimana kabarmu, Lyne?" tanya Javiero setelah berbincang singkat dengan Kaisar.
Isalynne tersenyum lebar. "Saya baik. Bagaimana dengan Pangeran Heenard?"
Javiero merengut sesaat. "Bukankah kau seharusnya bertanya bagaimana kabarku, alih-alih anakku?"
Javiero dan Isalynne memiliki perbedaan umur dua tahun. Isalynne menganggap Javiero sebagai kakaknya alih-alih silsilah mengatakan bahwa Javiero adalah adik iparnya. Kadang kala ia memanggil Javiero dengan sapaan kakak, tetapi hal tersebut justru membuat Javiero protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romantizm"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...