≿━━━━༺❀༻━━━━≾
Isalynne tengah memperhatikan Tilla dan pelayan lain yang sedang merapikan barang-barangnya. Hari ini adalah hari kepulangan mereka ke mansion. Dokter mengatakan bahwa lukanya sudah tertutup meski masih terlihat memerah. Selain itu, tidak ada tanda-tanda kegagalan dari kandungannya sehingga dokter kembali menyimpulkan bahwa bayi baik-baik saja.
Theroz sempat khawatir karena kebimbangannya untuk membawa Isalynne pulang atau tetap di paviliun. Namun, Isalynne memilih untuk segera pulang. Lebih tepatnya, pulang ke Selatan.
Karena jika semakin lama, akan semakin sulit melakukan perjalanan saat perutnya sudah besar.
Isalynne mengelus perutnya lembut. Matanya memandang pada hamparan langit sore dari balik jendela.
Pangeran Heenard sudah pergi bersama Duke Frelard beberapa hari lalu. Setelah itu, permintaan kunjungan Jenna dan Haley datang. Isalynne dengan senang hati menyetujui kedatangan mereka.
Meski hubungan mereka tampak sepetti formalitas. Setidaknya Isalynne ingin bertemu karena mereka tidak akan bertemu dalam jangka panjang.
Dari kedatangan Jenna dan Haley, Isalynne menerima informasi baru. Mengenai bagaimana pandangan orang luar terhadap masalah saat ini. Serta apa yang dilakukan Theroz diam-diam tanpa sepengetahuannya.
"Keretanya sudah di luar. Kalian bisa mengangkatnya." Theroz memasuki kamar seraya berbicara pada Tilla dan pelayan lainnya.
Isalynne memandang suaminya. Ia menelisik penampilan suaminya. Beberapa jam lalu, suaminya berkata akan keluar memeriksa hal-hal yang harus dibawa pulang. Namun, penampilannya terlalu rapi dan formal.
Isalynne menyipitkan mata. Menelisik Theroz dengan rasa curiga. Mungkin saja Theroz baru saja melakukan pertemuan dengan pejabat istana.
Merasa tatapan menusuk Isalynne. Theroz mengernyit, ia mendekat dan merunduk memberikan kecupan singkat di kening Isalynne.
"Kenapa keningnya berkerut seperti ini?" kata Theroz dengan senyuman. Ia kembali mengecup kening berkerut Isalynne. Berkali-kali menciumnya hingga membuat Isalynne kesal.
Theroz tertawa melihat wajah kesal tersebut. Terakhir, ia mencium bibir Isalynne dan duduk di sampingnya.
"Bagaimana perasaanmu hari ini?"
"Penasaran," jawab Isalynne cepat.
Theroz mengernyit. "Apa?"
Isalynne menatap penuh Theroz. Matanya menyipit tajam penuh kecurigaan pada Theroz.
"Anda ... tidak berniat untuk melakukan pemberontakan 'kan?"
Theroz mengerjap-ngerjap. Detik kemudian ia tergelak dan memeluk Isalynne.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romance"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...