Bab 26 • Malam Penuh Ketakutan

2.4K 358 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


≿━━━━༺❀༻━━━━≾


Berita tentang masuknya surat resmi yang berisikan keluhan terhadap Putri Atella dari Duke of Luther, telah mengguncang ibukota. Para bangsawan yang selalu turut hadir pada pesta yang belum berakhir, ikut membicarakan mengenai masalah Putri Atella dengan Luther.

Selang 10 jam surat tersebut masuk ke istana, balasan telah dikirimkan pada Duke Luther terhadap surat keluhan Duke. Seperti yang diduga, harga diri tinggi Kaisar tidak memuaskan pihak Luther.

Meski begitu, Theroz terlihat tidak terganggu, justru merasa tertantang.

"Satu wilayah baru tidak dapat membayarnya."

Isalynne menoleh, tangannya berhenti bergerak dari kegiatannya menulis jurnal. Seperti biasa, ia tengah memikirkan kasus Sara, berbeda dengan Theroz yang memikirkan Putri Atella.

Theroz bersungut pada surat balasan dari Kaisar yang berisikan bujukan untuk meredakan masalah itu dengan memberikan satu wilayah tanah untuk Luther.

Namun, di kalimat lain, terdapat makna yang bahwasanya agar Theroz tidak perlu mempermalukan siapapun dalam masalah itu. Hingga tidak perlu diperbesar. Karena perkelahian antar perempuan memang kerap terjadi.

Theroz pun merasa tak terima.

"Saya juga melakukan penghinaan pada Putri," kata Isalynne tak acuh. "Itu berarti saya perlu melakukan permintaan maaf resmi."

Theroz menghela napas kasar. Ia meletakkan surat yang bersegelkan lambang Kekaisaran dan menatap penuh pada Isalynne yang sibuk menulis di meja kerja.

"Tidak. Aku tidak perduli. Seperti yang kau katakan dia sudah keterlaluan. Lagian," Theroz memicing menatap Isalynne, "kenapa kau tidak memberitahuku kalau Atella kurang ajar padamu? Kupikir sikapnya itu hanya sekali dua kali, ternyata setiap kau datang ke ibukota dia selalu semena-mena. Beberapa saat lalu aku sudah menegaskan melewati utusan untuk bersikap baik jika ingin bertemu denganku."

Isalynne mengabaikan ocehan Theroz. Ia tetap berfokus pada pusat pikiran yang sangat kusut mengenai Sara. Segala informasi ia tulis agar ia dapat menemukan solusi lainnya. Namun, berusaha sebagaimana pun dia menyimpulkan sesuatu, semuanya masih terasa tidak masuk akal.

Terlebih, informasi baru dari Nathaniel kalau Sara dan Putri Atella pernah berteman. Ia pikir itu karena mereka masih remaja saat itu, dan sekarang mereka tidak memiliki hubungan yang baik. Meski begitu, Isalynne tidak perduli tentang Atella.

"Sayang?"

Isalynne menoleh sejenak, dan kembali menatap kertasnya. "Orang yang bisa mengendalikan Putri adalah Ibu Amber."

"Apa sih yang kau lakukan dari tadi?"

"Menulis."

"Aku tahu, tapi apa yang kau tulis? Surat untuk Lady Atkins?"

The Duchess Wants Have to ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang