Bab 28 • Rancu

1.6K 311 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




≿━━━━༺❀༻━━━━≾




"Aku sudah melakukan tindakan atas perlakuan tidak sopan Atella, Kak."

Theroz bergeming. Ia tidak perduli mengenai ucapan Javiero yang tampak menunjukkan sisi lelahnya. Keduanya berjalan menuju istana tempat Atella berada. Di mana Atelka tengah diberikan hukuman dengan tidak boleh mengikuti kegiatan sosial selama beberapa waktu.

Karenanya, di pesta akhir ini, Atella tidak menunjukkan dirinya. Terlebih, orang-orang masih membicarakan tentang Atella dan Isalynne.

"Biarpun begitu, Kaisar menyayangi Atella. Beliau terlihat sangat meyayangkan hukuman Atella," ucap Javiero tampak memberi jeda. "Beliau juga terlihat kecewa pada Isalynne."

"Apa yang dijelaskan Atella?" tanya Theroz tak acuh. Ia tidak tertarik dengan perasaan Kaisar. Meski Kaisar juga menyayangi Isalynne, jelas Kaisar masih ada harga diri untuk membela Putrinya.

"Dia mendengar rumor tentang tindakan tak senonoh Duchess pada David Atkins. Hal tersebut membuatnya bersikap impulsif," jelas Javiero.

"Lalu apa alasan selama ini dia berperilaku kurang ajar pada istriku?"

Javiero mengernyit. "Huh?"

Theroz menoleh dengan mata nyalang. "Kau yang selama ini berada di ibukota tanpa ikut perang. Apa kau tidak melihat apa saja yang dilakukan adikmu itu?"

"Atella juga adikmu." Javiero tak senang atas ucapan Theroz.

"Aku adalah kepala keluarga yang harus menjaga istriku."

"Kalau begitu kenapa kau pergi perang sangat lama?"

"Lalu apa yang dilakukan Putra Mahkota kekaisaran yang harusnya ikut andil melindungi tanah air?"

"Kak!"

Theroz mengalihkan wajah. Emosinya tersulut oleh provokasi Javiero, begitupun Javiero. Keduanya lantas terdiam dengan langkah saling beriringan. Hingga, pintu ruangan Atella tampak berada di mata pandang mereka.

"Ini adalah masalah keluarga, bukan masalah kenegaraan," kata Javiero. Ia terlihat mengalah.

Theroz memicing. "Aku tidak akan minta maaf. Karena ketakutan kau, aku pergi perang dalam waktu yang lama dan membuat istriku kesepian."

"Aku yakin Isalynne tidak kesepian," gumamnya.

Theroz mengabaikannya. Ia berhenti tepat di depan pintu yang dijaga oleh dua ksatria.

"Katakan pada Putri Atella. Kami ingin bertamu."

Ksatria itu mengangguk patuh, dan mengetuk pintu tersebut.

"Yang Mulia Putri, Duke of Luther dan Putra Mahkota meminta untuk bertemu."

Pintu terbuka, menampilkan sosok dayang. Beliau menyetujui kunjungan tersebut yang lantas mempersilahkan keduanya untuk masuk.

The Duchess Wants Have to ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang