≿━━━━༺❀༻━━━━≾
Pesta kemenangan yang telah dilaksanakan berhari-hari mencapai ujungnya. Pada hari terakhir pesta dilaksanakan memiliki konsep yang berbeda dari sebelumnya, yakni pelaksanaan di luar ruangan tepatnya di taman istana.
Pada puncak pesta, akan ada kembang api yang ditampilkan. Tak hanya di istana, tetapi juga di pusat kota. Hingga baik bangsawan maupun rakyat biasa dapat menikmati pesta tersebut dengan suka-cita.
Kaisar Morgan V memberikan sambutannya di balkon utama istana yang menghadap langsung pada rakyatnya. Raut wajah yang senantiasa menunjukkan kebahagiaan luar biasa itu tidak disembunyikan.
Setelah Kaisar melakukan penyambutan, masyarakat berseru kompak sebagai rasa gembiranya, dan pesta segera dimulai.
Isalynne telah mempersiapkan diri dengan skenarionya seperti biasa. Ia hanya perlu berperan layaknya bangsawan terhormat yang keras kepala, tak perduli dengan rumor apapun yang menimpa. Terlebih, topik tentang dirinya dan Putri Atella masih menjadi perbincangan panas di kalangan bangsawan.
Banyak asumsi, yang memojokkan atau mendukung, yang netral, atau justru asumsi baru yang tak masuk akal. Isalynne tidak bisa menggunakan satu mulutnya untuk membuat klarifikasi, selain menggunakan kedua tangannya untuk menutup telinga.
Untungnya, kedua temannya ikut membantu Isalynne untuk tidak terlalu larut menjadi tokoh penjahat di sebuah panggung. Namun sayangnya, usaha itu harus mendapatkan liku ketika Loren Carstairs meminta untuk bergabung ke meja.
"Saya sudah mendengar beritanya," celetuk Loren menunjukkan wajah cemas. "Ya ampun, bagaimana bisa itu terjadi?"
Isalynne hanya tersenyum tenang. Haley menunjukkan raut tak senang, sedangkan Jenna tak berekspresi.
"Benar! Bagaimana itu bisa terjadi? Saya kebetulan lewat dan mendengar suara Yang Mulia Putri!" sahut Caroline yang diangguki Emilia.
Diam-diam, Isalynne bersyukur saat ini Loren hanya bersama Caroline dan Emilia. Entah kemana dua lainnya yang juga sering bersama Loren. Setidaknya, tidak akan ada banyak mulut yang perlu ia hadapi.
"Yang Mulia Putra Mahkota juga terlihat sangat marah," ujar Emilia yang diangguki Loren dan Caroline.
Isalynne hanya tersenyum dan meminum teh nya. Untunglah pesta dilakukan di taman dengan cuaca yang mendukung. Setidaknya Isalynne tidak merasa panas.
"Kenapa kalian tidak bertanya pada Yang Mulia Putri saja? Kalian 'kan akrab dengan Putri." Haley bicara dengan sarkas, membuat mereka terdiam saling pandang.
"Oh, kami hanya penasaran, jika itu memberatkan Duchess, tak perlu dijawab, benar 'kan?" kata Loren yang diangguki Emilia dan Caroline.
"Benar, Duchess, kami paham jika Duchess tidak ingin bicara," sahut Caroline.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romance"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...