≿━━━━༺❀༻━━━━≾
Concubine Palace, 860.
Rasa gelisah membuat Theroz tak dapat berpikir jernih. Setelah pertemuan dengan Kaisar. Theroz tidak bisa mengenyahkan perasaannya. Seakan ia berpikir akan ada keputusan yang salah dan ia harus mencegahnya.
Namun, ia tidak bisa memberikan alasan yang tepat. Karenanya, Theroz bertindak impulsif untuk melakukan pencegahan. Meminta bantuan pada Amber adalah pilihan yang tepat. Meski, Amber menunjukkan ketidaksukaannya ketika Theroz meminta untuk berbicara secara pribadi.
"Baginda berencana untuk menikahkan Putra Mahkota dengan Putri Syndarl. Saya rasa, Putra Mahkota pasti akan setuju dengan itu."
Amber tampak tidak senang. Ia sama sekali tidak menunjukkan keramahan pada Theroz. Terlebih, sesaat Theroz berdiri di hadapan Amber, Theroz secara tiba berbicara tanpa berbasa-basi.
"Lantas? Kau tidak senang karena Putra Mahkota akan memiliki kekuatan?" hardik Amber. Matanya memicing tajam. "Beliau sudah berada diposisi itu, kau juga tidak berniat untuk meraih itu 'kan? Lalu apa yang kau keluhkan?"
Theroz bergeming sesaat. Meski ia menampilkan raut wajah tanpa ekspresi, tetapi benaknya seakan bergelut dalam ketidaktentuan.
"Saya ingin mencegah pernikahan itu. Putri Mahkota memiliki obsesi pada Putra Mahkota. Jika Putra Mahkota menikah lagi, maka akan menimbulkan perselisihan antar pihak Marquess Joe. Perselisihan bangsawan tidak diperkenankan saat ada gencatan dari pihak Enier."
"Kau tidak perlu mengurusi itu," potong Amber tajam, "kalaupun Istana di invasi, kau masih akan tetap bertahan sebagai Luther. Sementara keluarga kekaisaran akan musnah."
"Itu tidak benar. Saya akn dimusnahkan setelah keluarga kekaisaran musnah. Karena darah saya, masihlah ada darah Kaisar. Saya ingun mencegahnya."
"Sepertinya bukan itu." Amber memicing. Matanya menusuk pada Theroz. Firasatnya berkata lain. "Apa yang sebenarnya kau inginkan?"
Theroz kembali terdiam. Wajah tanpa ekspresi itu menunjukkan celah. Keritan di keningnya menunjukkan bahwa ia tengah mencari-cari alasan. Hal tersebut membuat Amber tertawa sinis.
"Kau menginginkan Putri Syndarl?"
"Saya ingin dia menjadi Raja Syndarl."
Amber mendengus kesal. Tangannya mencengkram kuat pada tangan sofa. "Aku tahu kau menemuiku karena menginginkan sesuatu, maka katakan yang sejujurnya."
Theroz menghela napas. Wajahnya melunak. Ia meruntuhkan pertahanannya, dan menunjukkan raut frustasi.
"Saya tidak tahu. Sejenak mendengar Kaisar ingin menikahkan Javiero dengan Putri Syndarl, saya merasa gelisah. Saya hanya ingin pernikahan tidak terjadi."
Amber terdiam. Gelagat yang ditunjukkan Theroz benar-benar suatu kelemahan yang tidak seharusnya dilihat. Ia melirik pada dayang serta ksatria di sekitarnya. Mereka menunjukkan kepatuhan tanpa memperdulikan perbincangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romance"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...