≿━━━━༺❀༻━━━━≾
"Bibi!!!"
Isalynne masih terdiam. Ia menyentuh rasa perih pada rahang kirinya.
"Hei! Menjauh dari Bibiku! Kau ingin memukul Bibiku 'kan?!"
Heenard berdiri di depan Isalynne dengan kedua tangan yang direntangkan. Ia tampak marah dan ingin menangis.
"Quiote sedang memanggil ksatria! Bibi tenanglah! Bibi tidak terluka 'kan?! Aku akan melindungi Bibi! Hei! Dasar nenek tua jahat!"
Isalynne mengulum bibir. Meski terasa perih di rahang kirinya. Tetapi tingkah Heenard justru membuatnya ingin tertawa.
Anak itu tampak bergetar. Suaranya menandakan ia tengah menahan tangis. Karenanya, ia meracau.
"Kau itu siapa?! Kenapa nenek-nenek berjalan-jalan di taman pribadi! Aku akan mengadukanmu pada ayahku! Menjauh sepuluh meter dari Bibiku!"
Linda tampak ketakutan. Ia bergetar di tempatnya dengan bibir yang bergerak ingin mengucapkan sesuatu. Isalynne menelisik, melihat kedua tangan Linda yang menyatu di depan dadanya. Tampaknya, cincin yang digunakan Linda menjadi dalang dari rasa perihnya.
Isalynne lantas melihat pada noda merah di jemarinya.
"Ternyata berdarah."
"Apa?!" Heenard sontak berbalik. Ia mendongak penuh pada Isalynne. Kemudian berbalik lagi dan merentangkan tangan. Namun, ia justru menangis.
"Bibi berdarah! Seseorang panggil dokter! Tolong Bibiku ...!" Heenard menangis kencang.
"Yang Mulia Pangeran, tenanglah." Isalynne mencoba mendekati Heenard untuk menenangkannya.
Heenard menggeleng keras. "Bibi tetap di tempat! Nanti penjahatnya menyerang!"
Isalynne terdiam. Suara tangisan kencang Heenard begitu memekakkan telinga. Ia melirik kembali pada Linda yang tampak panik.
"Duchess!!!"
Mereka sontak menoleh. Derap langkah kaki tampak menggebu. Sosok Quiote berlari menuju Isalynne, di ikuti lima ksatria di belakangnya. Salah satunya ada Mico.
"Tangkap nenek jelek itu! Dia membuat Bibiku berdarah!" tunjuk Heenard pada Linda.
Dua ksatria dengan seragam militer istana dengan sigap menahan Linda. Linda memberontak, ia berteriak menunjukkan protesnya.
"Yang Mulia! Ini tidak benar! Saya tidak melakukan apapun!"
Quiote mendekati Isalynne dan memperhatikan Isalynne dengan raut takut. Ia mengelilingi Isalynne guna mencari apa yang terluka.
Mico berdiri tepat di hadapan Isalynne. Wajahnya tak kalah panik, ia memperhatikan Isalynne hingga menemukan sayatan dengan darah di rahang kiri Isalynne.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romance"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...