Bab 07 • Pasangan Luther

4.6K 552 28
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


≿━━━━༺❀༻━━━━≾

Umumnya jarak tempuh dari Duchy Luther hingga Ibukota memakan waktu 20 hari dengan 5 malam menginap untuk beristirahat.

Namun karena permintaan Kaisar Olio X, perjalanan itu lebih dipercepat. Duke memerintahkan para kusir untuk bergantian, dan terus melajukan kereta meski telah malam. Kemudian mereka hanya akan bersinggah untuk beristirahat selama 3 malam. Hingga dalam waktu 10 hari, mereka telah lebih cepat sampai di kediaman Luther yang berada di ibukota.

Sesampai di mansion, meski lelah melekat, Isalynne tetap memberikan penampilan terbaiknya pada para pelayan yang telah bekerja keras menjaga mansion selama sang tuan pergi.

Tak hanya itu, Isalynne tidak dapat menghindari perdebatan dengan Duke. Itu adalah perdebatan pertama yang memicu amarah dari Theroz.

“Apa maksudmu? Apa yang salah denganmu?”

“Tidak ada yang salah, ini adalah keputusan saya sesaat menginjakkan kaki di sini.”

“Aku menolak.”

“Anda tidak bisa menolak. Henry sedang melakukan pekerjaannya sekarang.”

Theroz mematung di tempatnya. Keduanya berada di ruang tamu besar, dengan beberapa pelayan dan ksatria. Mereka tampak tertegun di tempat ketika mendengar percakapan dari kedua majikan mereka.

Theroz tampak menunjukan tatapan tajamnya, sedangkan Isalynne tak acuh. Ia benar-benar menunjukkan sikap keras kepalanya.

“Panggil Henry.”

Isalynne mengeraskan rahang, matanya membalas tajam. “Tidak.”

“Isalynne.”

Isalynne tak menyahut, ia mengabaikan Theroz. Tatapannya masih berpacu pada tatapan Theroz. Ia bertekad untuk membuat Theroz mengalah. Namun, Theroz tampaknya tidak mau mengalah.

“Anda harusnya menghargai keputusan saya.”

“Keputusan itu tidak masuk akal,” hardik Theroz.

“Anda sangat egois.”

Theroz tersentak, begitupun para pelayan dan ksatria disana.

“Jelaskan padaku.” Theroz menggeram tak senang. Ia terlihat tak sabar dengan ucapan Isalynne.

Isalynne bergeming, ia diam-diam melirik pada sekitarnya. Ia tampak ragu untuk mengatakan alasan dari keputusannya. Namun, situasi ini bukanlah hal yang tepat, ia memerlukan istirahat segera. Kemudian ia menghela napas dan memilih berbalik pergi.

“Saya tetap ingin kamar sendiri.”

Theroz tidak mengalah. Ia dengan kesal menoleh pada Jake di dekatnya. “Jake, tahan Isalynne.”

The Duchess Wants Have to ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang