≿━━━━༺❀༻━━━━≾
Syndarl Palace, 861.
Isalynne Rue memandang pantulan diri dari cermin besar meja rias. Matanya menyipit dengan dengusan kecil ketika merasakan helai surainya tertarik.
"Maaf, Yang Mulia, sepertinya saya harus merapikan mawar ini."
Isalynne mendengus lagi. Dia melihat pada tiga orang dayang yang tengah sibuk merias dirinya, seakan tengah bermain-main dengan boneka cantik yang diberikan gaun serta pita bunga di surai keritingnya.
"Ini adalah jadwalku belajar," gumamnya kecil. Perasaan kesal terus muncul dalam benak, tetapi berbanding terbalik dengan wajahnya yang datar tanpa menunjukan ekspresi apapun.
"Tersenyumlah, Yang Mulia Putri. Tunjukkan wajah riang bermartabat. Ini adalah perintah Baginda."
Isalynne melirik pada seorang dayang wanita yang lebih tua dari dayang lainnya. Beliau adalah dayang yang lebih berani dari dayang lain, selain karena statusnya yang juga merupakan seorang bangsawan tingkat rendah, dia juga merupakan orang kepercayaan dari Ibunya untuk merawatnya. Tak heran, jika wanita itu lebih tegas dan tanpa segan pada Isalynne.
Dengan rasa keberanian dan kepercayaan diri oleh tuntutan dari Ratu Syndarl. Isalynne merasa agak segan pada dayang itu, ia merasa pergerakannya kadang kala terbatas karenanya.
"Lusa adalah hari kedewasaanku, tapi hari ini, sejak pagi aku harus sibuk merias diri," ujar Isalynne datar. Ia tampak mengeluh, tidak menyukai situasi tersebut. Jadwal yang telah tersusun rapi harus berantakan karena acara dadakan ini.
"Tolong mengertilah, Putri. Ini adalah acara mendesak yang mengharuskan persiapan baik. Baginda bahkan berkeliling untuk melihat sekitar Istana agar tidak ada hal yang menimbulkan ketidaknyamanan saat Kaisar dan Duke of Luther datang."
Isalynne mengangguk tak acuh. Ia tidak menunjukan ekspresi maupun tatapan sarat makna minat tinggi. Namun sebaliknya, dia sedikit penasaran akan kedatangan Kaisar dan Duke of Luther yang akan datang.
Bahkan ayahnya lebih terkejut dan hampir tidak tidur selama dua hari ketika mendapatkan kabar bahwa Kaisar dan Duke of Luther akan berkunjung dan ikut menghadiri pesta kedewasaan Isalynne.
Pasalnya, Kerajaan Syndarl hanyalah kerajaan kecil. Ibarat wilayah yang tak memiliki eksistensi di benua ini. Bahkan tidak pernah sekalipun Kekaisaran mencoba untuk menginjakkan kaki. Namun bukan berarti Syndarl adalah wilayah miskin yang tak terurus. Syndarl merupakan wilayah yang memiliki keindahan tersendiri pada pegunungan, pantai hingga pendesaan. Pemerintahan Ibukota Ruunich telah memberikan gelar pada Syndarl sebagai wilayah yang memiliki penduduk dengan skala kedamaian tertinggi yang telah teruji secara akurat. Sehingga, tiada keluhan dari Syndarl pada Runnich, maupun bantuan dari Ruunich untuk Syndarl. Hal tersebut membuat surutnya atensi benua pada Syndarl.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romance"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...