Bab 30 • Gejolak Insan

2.3K 328 28
                                    

≿━━━━༺❀༻━━━━≾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≿━━━━༺❀༻━━━━≾

Selama Theroz sibuk pergi ke istana untuk berpartisipasi dalam rapat besar, Isalynne bersenang-senang dengan Heenard yang masih menginap entah sampai kapan.

Kadang kala, Isalynne berinisiatif menawarkan bantuan ketika Theroz pulang dan langsung bekerja lagi di ruangannya. Namun, Theroz dengan tegas menolak bantuan Isalynne. Sebagai gantinya, Theroz meminta waktu Isalynne untuk menemaninya bekerja.

Namun ada pula Theroz bertanya mengenai beberapa hal terkait topik dalam rapat besar. Isalynne pun dengan senang hati membantu Theroz.

Hari ini, tepat di hari keempat rapat besar dilaksanakan. Theroz pergi pagi buta. Isalynne pun seperti biasa menemani Heenard.

Kali ini, Heenard hanya mengajak Isalynne untuk minum teh bersama di gazebo taman. Waktu itu Isalynne sempatkan untuk membaca beberapa undangan pesta teh dari para wanita bangsawan.

"Anginnya sejuk~" riang Heenard sembari memejamkan mata. Tampak menikmati hembusan angin.

Isalynne tersenyum. Ia meminum teh nya dengan tenang. Namun, hembusan angin itu mengganggunya.

Entah kenapa hari ini cuaca sangat berangin. Isalynne merasa tubuhnya akan menggigil jika terus diterpa angin.

"Bibi! Bibi! Bibi suka makan kue apa?"

Isalynne tampak berpikir. "Saya suka kue apa saja tergantung situasinya."

Heenard memiringkan kepala. "Situasi?"

"Ketika saya merasa lelah, saya butuh kue yang manis."

"Ah! Aku juga suka kue yang manis! Bibi, apa Bibi tau kue yang memiliki taburan biji coklat di dalamnya?"

"Cookies?"

"Entahlah. Aku suka kue itu."

Isalynne menoleh pada Tilla. "Bisa minta koki untuk membuatkannya?"

Tilla segera mengangguk. 

"Sekalian ambilkan sesuatu untuk menghangatkan tubuh."

Tilla terdiam sejenak. Matanya tampak mengamati lekat Isalynne. Ia baru menyadari Isalynne seperti hendak memeluk dirinya sendiri.

"Baik, Nyonya."

"Apa kue nya akan lama?"

"Mungkin harus menunggu sedikit lama," ujar Isalynne seraya menjulurkan tangan pada Tilla.

Tilla tampak mengeluarkan sesuatu dari saku gaunnya. Kemudian menyerahkan sebuah botol kaca kecil pada Isalynne.

"Bibi pernah merangkai bunga?!"

Isalynne mengangguk dengan senyuman. "Ya, saya baru saja belajar merangkai bunga."

Heenard sontak bangkit. "Kalau begitu! Aku boleh nggak memetik bunga dan merangkainya?!"

The Duchess Wants Have to ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang