≿━━━━༺❀༻━━━━≾
"Ini salah saya! Saya mengancam Mico untuk tutup mulut!"Theroz menoleh. Ia mendekat pada Isalynne dan menyentuh wajahnya. Matanya menelisik melihat goresan luka tersebut.
"Meskipun itu kecil, tetap saja terluka." Theroz terlihat khawatir, tetapi juga terlihat marah. Namun Isalynne merasa lega ketika Theroz akhirnya mengalihkan perhatian dari Mico.
Ia melirik pada Mico yang tampak meringis. Meski mengetahui Mico mendapatkan latihan ketat yang menimbulkan rasa sakit sebelumnya— tetapi melihat langsung Mico yang tampak tidak berdaya oleh Theroz membuatnya tak dapat berdiam diri.
Sebagai majikan, sudah sepatutnya Isalynne ikut menjaga bawahannya.
Isalynne melepaskan tangan Theroz dari wajahnya. Ia menjauhkan diri. Matanya memicing tajam, tak senang akan perlakuan Theroz sebelumnya.
Melihat itu, Theroz mendengus. Ia kembali menoleh pada Mico dan menendang lutut Mico. "Kau keluar panggil Henry. Setelah itu pergi ke lapangan."
Mico dengan segera menuruti perintah Theroz. Ia keluar dari ruangan setelah memberikan hormatnya. Theroz kemudian menoleh pada Jake. "Jake, pastikan dia menerima hukuman."
Lantas, Jake mengangguk patuh dan keluar dari ruangan.
"Duke! Jangan berlebihan!"
Theroz mendengus. Ia menarik Isalynne untuk duduk kembali di sofa. "Melalaikan tugas akan mendapatkan hukuman."
"Saya tahu. Tapi jangan berlebihan. Seperti yang Anda lihat, saya hanya mendapatkan luka kecil yang tidak berarti apapun."
Theroz mengabaikan ucapan Isalynne. Ia menangkup wajah Isalynne guna kembali memperhatikannya.
"Sayang ...." Theroz menunjukkan rasa cemasnya.
Isalynne termangu sesaat. Entah bagaimana ia tampak melihat sosok lain yang ditampilkan Theroz. Tampak seperti anak anjing yang khawatir jika tidak diberi makan.
Isalynne menghela napas. Ia melunakkan rasa tegangnya. "Saya terlalu gegabah untuk mencari tahu keberadaan Sara lewat Baroness Atkins. Tapi Anda tenang saja, hal tersebut tidak menganggu martabat Luther."
"Si bajingan itu Baroness Atkins ternyata," berang Theroz tiba-tiba.
Suara ketukan serta pintu terbuka menginterupsi. Henry masuk dengan membawa kotak yang diyakini berisi hal-hal untuk mengobati. Henry segera menghampiri dan membuka kotak tersebut.
"Pergilah," kata Theroz setelah menerima kotak tersebut dari Henry.
Theroz dengan baik dan ahli mencoba membedikan perawatan pada luka kecil Isalynne. Isalynne berulang kali mengeluh terhadap sikap berlebihan Theroz, tetapi Theroz berulang kali menyatakan bahwa hal tersebut patut dikhawatirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romance"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...