≿━━━━༺❀༻━━━━≾
"Lukanya masih belum kering sepenuhnya. Maka dari itu, Duchess harus banyak istirahat dan jangan terlalu banyak bergerak. Saya sarankan Anda untuk tetap berada di sini sampai lukanya benar-benar sembuh, selain itu saya juga dapat lebih leluasa memantau perkembangan kandungan Duchess."
Theroz mendengarkan dengan seksama ucapan dokter. Dokter baru saja melakukan pemeriksaan setelah Quiote pergi.
"Jadi belum bisa teridentifikasi bagaimana keadaan bayi?"
Dokter mengangguk. "Maafkan kami. Cukup sulit untuk mengetahui lebih lanjut keadaan bayi di dalam kandungan karena keterbatasan kami. Beruntungnya luka yang dialami Duchess tidak terlalu dalam hingga melukai organ lainnya, bahkan itu jauh dari rahim. Meski begitu kami akan terus memantau dan tolong panggil saya jika Duchess merasa tidak nyaman, kami akan segera memeriksa beliau."
"Jadi Anda belum tahu keadaan bayi sesungguhnya?" tanya Theroz kembali memastikan.
Sang dokter mengangguk. Ia terlihat tidak nyaman hati atas pernyataan sebelumnya. "Saya akan segera membuat jadwal untuk melakukan pemeriksaan rutin. Berdoalah pada Tuhan agar kandungan Duchess baik-baik saja."
Theroz mengangguk. Ia menghela napas lega seraya memijat pelipisnya.
"Lalu ...."
Theroz menoleh lagi pada sang dokter.
"... ada hal yang perlu diperhatikan juga terkait perasaan Duchess. Duchess pasti masih teringat kejadian itu. Di beberapa kasus ada wanita hamil yang mengalami kegagalan akibat perasaannya, kami masih belum dapat mengupayakan penyembuhan apa yang harus dilakukan dalam pencegahan ini. Namun, solusi sementaea yang dapat dilakukan adalah agar beliau merasa lebih baik pada perasaannya, saya harap Anda berusaha untuk menghibur beliau."
"Aku mengerti."
Sang dokter kemudian berpamitan. Theroz masih di depan pintu kamar Isalynne sampai dokter tersebut hilang dari pandangannya. Sekali lagi dengan napas berat, ia bersandar.
Meski terdengar baik-baik saja. Namun kondisi Isalynne masih ambigu. Tiada yang tahu apa yang akan terjadi pada bayi.
Kembali ia diliputi rasa bersalah dan kesal. Membayangkan wajah pucat Isalynne saat bangun dan terlihat menahan sakit pada lukanya. Juga senyuman tulus dibalik derita luka yang dialami.
Theroz lagi-lagi merasa payah dalam menjaganya.
Theroz mengendalikan dirinya. Memperbaiki penampilan dan masuk ke kamar Isalynne. Di sana ia justru terkejut saat melihat Isalynne menangis sdengan isak yang ditahan sembari memeluk diri.
"Sayang?! Ada apa?! Kau merasa sakit?! Theroz dengan panik menyentuh Isalynne.
Isalynne perlahan menunjukkan wajah penuh derai air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Wants Have to Children
Romance"Saya ingin memiliki anak." Theroz bergeming memandang retina tajam Isalynne. Penuturan tegas sarat makna tuntutan dari Isalynne sedikit membuat Theroz terkejut. Ini adalah kali pertama istrinya mengatakan sesuatu untuk ia lakukan. Theroz menghela...