4. Aarashbia

3.3K 303 17
                                    


~happy reading~

"Neng kapan mulai sekolahnya?" Tanya Bi Sri kepada, Bia.

"Minggu depan Bia sudah mulai sekolah lagi, Bi" beritau Bia sambil membantu Bri Sri mencuci piring.

"Tapi sayang, Papah masukin Bia kesekolah yang jauh dari rumah Bi. Sedangkan Papah gak ngebolehin aku pakai mobil atau pun motor yang ada dirumah" Bi Sri nampak prihatin dengan Bia, anak yang tidak tau apa-apa menjadi sarang kebencian dari Papahnya sendiri.

"Neng Bia, pakai sepeda Bi Sri aja"

"Serius boleh Bi?" Tanya Bia yang mendapat anggukan kepala dari Bi Sri.

"Tapi, nanti Bibi kepasar gimana?" Bi Sri tersenyum menatap tulus kearah Bia.

"Neng gak perlu khawatir, lagian pasarnya dekat Bibi bisa jalan kaki"

"Eh, gak usah Bi, gakpapa biar Bia nyari angkot aja nanti"

"Pokoknya neng Bia gak boleh nolak, neng juga gak boleh naik angkot. Bibi khawatir takut kejadian dulu keulang lagi" ujar Bi Sri mengingat kejadian sewaktu SMP, Bia pulang sekolah menggunakan angkot tapi diperjalanan Bia hampir saja dilecehkan oleh orang tidak dikenal.

"Makasih ya Bi, cuma Bibi yang sayang sama Bia" Bi Sri mengusap pundak Bia.

"Bibi sudah anggap neng Bia sebagai anak, Bibi"

"BIA" teriak seseorang menganggetkan Bia dan Bi Sri yang berada didapur.

"ZAHBIA"

"Aku kedepan dulu ya Bi, Papah manggil" ucap Bia walaupun dalam hatinya merasa takut.

"Iya neng"

Bia menghampiri Papahnya yang berada diruang tamu. Sesampainya Bia diruang tamu, Bia bisa melihat ada perempuan dengan pakaian yang kekurangan bahan.

"Papah manggil Bia" Kevin berbalik menghadap Bia yang berdiri dibelakangnya.

"Belikan saya martabak telur" ucap Kevin memberikan uang selembar 100 ribu.

"Tapi Pah, ini udah jam 10 malam. Bia takut keluar"

"Saya tidak peduli, perempuan saya sedang menginginkan martabak telur" Bia menatap perempuan yang duduk disofa dengan gaya angkuhnya.

"Dia pacar Papah?"

"Apa urusannya dengan kamu?"

"Pacar Papah yang keberapa? Atau perempuan itu jalang yang mau manfaatin kekayaan Papah"

Plakk

Kevin menampar pipi kanan Bia. "Jaga mulut kamu"

"Kenapa Pah? Ucapan aku benar kan? Setiap hari Papah pulang bawak perempuan yang beda-beda. Mana katanya Papah cinta, Papah sayang sama Mamah. Tapi apa? Mamah udah gak ada Papah malah suka bawak perempuan gak jelas kerumah"

Amarah kevin sudah berada diubun-ubun kepala karena Bia membahas mendiang istrinya.

Dengan tanpa adanya perasaan, Kevin menjambak rambut Bia keras. "Ingat!!! Saya seperti ini karna kamu anak sialan" Bia memegangi rambutnya yang terasa ingin lepas dari ubun-ubun kepala karena jambakan Kevin yang tak main-main.

Aarashbia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang