29. Aarashbia

3.3K 312 100
                                    


~happy reading~

Langsung saja Aarash buka dan terkejutnya ia melihat Bia didalam sana dengan mata yang terpejam.

"Ngapain hm?" Bia mengintip terlebih dahulu sebelum membuka matanya.

Bia cengengesan. "Lagi nyari kecoa" Aarash hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Udah siap hm?"

"Siap a-apa? Tanya Bia gugup.

"A-aku mau jujur, aku belum siap kalau itu" Aarash mengerutkan keningnya bingung mendengar ucapan Bia.

"Kenapa belum siap?"

"Kita masih sekolah Aarash, kalau a-aku hamil gimana"

"Ha? Kenapa bisa hamil" Bia mengerjapkan matanya berusaha mencerna ucapan Aarash.

"Kalau kita ngelakuin itu kan, aku hamil" Aarash tersenyum miring baru mengerti ucapan istrinya.

Aarash perlahan maju membuat Bia memundurkan langkah kakinya. "Aarash mau apa"

"Mau kamu boleh hm?" Ujar Aarash mensejajarkan wajahnya dengan Bia.

"Aarash jangan macam-macam, nanti aku bilang umma"

"Bilang aja, Umma gak akan marah. Malah Umma senang kalau dapat cucu" Aarash semakin menjahili Bia dengan mendekatkan wajahnya, membuat Bia memejamkan matanya.

Aarash menjauhkan wajahnya, tertawa melihat tingkah Bia. Bia yang mendengar Aarash tertawa membuka pejaman matanya.

"Sana ambil wudhu, udah masuk waktu isya"

"Jadi, maksud kamu..." Bia tidak bisa menyelesaikan ucapannya lantaran menahan malu.

"Aku suruh kamu siap-siap sholat, sayang" Bia langsung melecit kabur kekamar mandi untuk mengambil wudhu.

Aarash hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Bia. Memilih untuk menyiapkan alat sholat.

Beberapa menit kemudian, sholat isya dimulai dengan Aarash yang menjadi imam. Bagi Aarash ini adalah kali pertamanya menjadi seorang imam hanya untuk istrinya setelah mereka sah.

Lantunan ayat demi ayat yang Aarash ucapkan mampu membuat perasaan Bia menjadi tenang.

Assalaamu alaikum wa rahmatullah

Assalaamu alaikum wa rahmatullah

Aarash membacakan doa dalam bentuk bahasa arab yang diaminkan oleh Bia, walaupun Bia sendiri tidak mengetahui arti dari doa yang Aarash minta. Tetapi pasti doa yang Aarash panjatkan adalah kebaikan untuk dirinya dan juga rumah tangga mereka.

Aarash berbalik kebelakang mengulurkan tangannya yang langsung Bia salami. Saat Bia menyalami tangan Aarash, Aarash mengelus puncak kepala Bia.

Mereka sama-sama terdiam saling menatap satu sama lain. Aarash yang melihat betapa cantik istrinya ini. Sedangkan Bia yang menelisik setiap inci wajah Aarash, hidung yang mancung, bulu mata yang lentik, rahang yang tegas. Sungguh Aarash adalah tipe ideal Bia saat dirinya sedang berhalu membaca wattpad.

"Aku punya satu hadiah lagi untuk kamu" ucap Aarash membuka pembicaraan.

Bia mengerutkan keningnya bingung. "Hadiah apa?"

"Hadiah yang aku persembahkan untuk istri tercinta. Mungkin hadiah yang aku berikan tidak sesuai dengan hadiah yang kamu pikirkan. Tapi nanti aku jelaskan kenapa aku memberikan hadiah itu kepada kamu"

Aarashbia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang