21. Aarashbia

2.9K 340 59
                                    


~happy reading~


Keesokan paginya, Bia akan menanyai masalah semalam yang belum sempat ia tanyakan kepada Laras. Apakah benar Laras mengenali mendiang Mamahnya atau tidak.

"Umma" panggil Bia mengalihkan tatapan Laras yang sedang menyirami bunga.

"Iya sayang, kenapa?" Tanya Laras.

"Bia boleh bicara sebentar sama Umma?" Tanya balik Bia.

Laras mengangguk mematikan selang air, berjalan mendekat kearah Bia. "Pasti mau bicara soal semalam kan" tebak Laras yang mendapat anggukan kepala dari Bia.

"Tunggu disini sebentar" setelah mengatakan itu, Laras masuk kendalem untuk mengambil sesuatu.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Laras kembali menghampiri Bia. "Kita bicara ditaman aja ya" Laras mengajak Bia ketaman pesantren, karena disana adalah tempat yang pas untuk menceritakan semuanya.

Mereka duduk dibangku taman, Bia melihat raut wajah Laras berubah menjadi sendu. "Bia siap dengerin cerita Umma" ucap Bia berusaha menguatkan hatinya ketika mendengar cerita Laras.

Laras membuang nafas kasar mulai menceritakan ketika Mitha datang kepesantren menitipkan surat.

Flasback on...

"LARAS AGHNI" teriak Mitha ketika melihat keduanya berada diteras ndalem.

"Bumil" ujar Laras langsung berlari memeluk Mitha.

"Gantian, gue juga mau meluk bumil" Aghni mendorong Laras ketika melepaskan pelukan mereka, bergantian memeluk Mitha.

"Main dorong-dorong aja lo" kesal Laras.

"Gimana kabar lo?" Tanya Aghni didalam pelukkan.

"Alhamdulillah gue baik" Aghni meregangkan pelukkan mereka.

"Makin berseri aja wajah lo, yang bentar lagi mau lahiran"

"Ceritanya sambil duduk aja" ajak Laras yang mendapat anggukan dari mereka.

"Lo kesini sendiri? Mana suami lo? Kenapa gak nemenin lo? Padahal kita mau kenal sama suami lo" Tanya Aghni berturut-turut. Pasalnya mereka tidak pernah bertemu suami Mitha, saat Mitha menikah pun mereka tidak bisa hadir lantaran Mitha menikah diluar negeri.

Mitha tersenyum. "Suami gue lagi rapat, mangkanya gak bisa nganterin gue kesini, besok aja kalau suami gue ada waktu, gue ajak kesini"

"Sibuk banget suami lo kayaknya" sindir Laras.

Mitha hanya bisa tersenyum, karena memang benar adanya. Suaminya sangatlah sibuk hingga jarang punya waktu bersama dirinya dan calon anak mereka.

"Gue kesini mau nitip sesuatu" ujar Mitha mengeluarkan dua amplop surat dan satu kotak perhiasan.

Laras mengerutkan dahinya bingung. "Surat sama kotak perhiasan siapa?" Tanya Laras.

"Tolong berikan diwaktu yang tepat, surat sama kotak perhiasan ini untuk suami dan anak gue"

"Kenapa gak lo sendiri yang ngasih?" Tanya Aghni.

Mitha menggeleng. "Gue takut gak bisa, mangkanya gue minta tolong sama kalian"

"Gak bisa kenapa? Emang lo mau kemana?" Tanya Laras yang bingung dengan sikap Mitha.

"Gue takut gak sempat untuk ngasih surat ini, karena beberapa hari lagi gue mau jalan-jalan ketempat yang indah" beritau Mitha.

Laras menghela nafas kasar. "Oke, surat dan kotak perhiasan ini pasti gue berikan sama suami dan anak lo nanti"

Mitha tersenyum. "Makasih ya, gue juga mau berterimakasih sama kalian sudah mau menjadi sahabat sekaligus keluarga buat gue"

Aarashbia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang